20

882 78 4
                                    

Haruto mematung ditempat kala ia membuka pintu ruangan Asahi. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah sang kakak yang terbaring lemah dengan selang oksigen juga beberapa perban ditubuhnya. Mata cantik itu terpejam seakan tengah menikmati tidur yang indah bibir dan wajah pucat nya membuat Haruto tak kuasa untuk menahan tangis.

Satu tetes air mata jatuh. Ia berjalan dengan lemas mendekati ranjang sang kakak diikuti Jeongwoo dari belakang yang juga terdiam.

"K..ka..kak" panggilnya lirih

Haruto menyentuh tangan dingin Asahi hatinya hancur kala mendengar penjelasan dokter bahwa kakaknya harus terbaring koma dengan waktu yang tak bisa ditentukan.

"Maafin Haru bunda. Haru gabisa jagain kakak ha..ru malah sibuk sendiri" Haruto terjatuh karena tak kuasa menahan tubuhnya ia menangis terisak sambil menggenggam tangan Asahi.

Jeongwoo kemudian menghampiri Haruto memeluk tubuh yang bergetar itu membiarkan dadanya basah karena air mata kekasihnya.

Sedangkan Jaehyuk masih terdiam dengan tatapan kosong sejak mendengar penjelasan dokter. Ia duduk dilantai bersandar pada tembok menatap lurus kedepan air matanya masih jatuh karena tak kuasa menahan tangis.

Jihoon menatap iba kearah temannya setelah sang adik (Jeongwoo) memberi tahu bahwa kakak dari kekasihnya adalah Asahi ia bergegas menyusul ke rumah sakit.

"Jae" Jihoon menghampiri Jaehyuk duduk berlutut disamping temannya yang masih terdiam dengan pandangan kosong.

"Jae ayo pul--"

"Ji tolong jemput anak gue" potong Jaehyuk tanpa melihat kearah Jihoon.

Jihoon terdiam sejenak tatapannya mengisyaratkan kekhawatiran pada temannya.

"Oke gue bakal jemput Jiwoo. Gue gaakan ngajak Lo pulang karena gue udah tau jawabannya, tenangin diri Lo kita tau siapa yang lakuin ini kita tinggal bertindak dan satu lagi jangan salahin diri Lo sendiri atas kejadian ini" Jihoon menghela nafas sejenak "gue berangkat"

Jihoon berdiri memandang Jaehyuk sebentar lalu berjalan menjauh.

"Aghh! Bangsat!" Jaehyuk memukul kepalanya sendiri setelah Jihoon pergi.

"Lo ngapain bgst?!"  Jeongwoo berjalan cepat memegang tangan Jaehyuk "Lo kenapa sih hah?!"teriaknya.

"Woo.. Youngha sialan itu. Gue gabakal biarin dia hidup tenang" ujar Jaehyuk sambil memandang Jeongwoo dengan tatapan marah.

"Kedepannya gue bisa bantuin Lo ngehancurin cewek itu tapi buat sekarang plis Lo tenangin diri! Gue udah ngabarin anak² lain dan mereka lagi nyusun rencana sambil mastiin Youngha gak kabur" jelas Jeongwoo ia ikut duduk bersandar ditembok.

"Andai aja tadi pagi gue ga ikut rapat pasti gabakal kayak gini" lirih Jaehyuk.

"Jangan salahin diri sendiri bang! Ini semua bukan salah Lo!"

"Haruto gimana?"

"Dia masih didalem bang"

Drtttt...drtttt...

Atensi keduanya teralihkan pada ponsel Jaehyuk yang bergetar layar itu menunjukkan sebuah nama yang sedang mereka bicarakan'Youngha'

Jeongwoo memegang pundak Jaehyuk "Lo tau? Gue punya rencana bagus" ucapnya sambil tersenyum.

Tidak bukan senyum bahagia namun senyum mematikan.

Jaehyuk lalu bersmirk ia berdiri menjauh mengangkat telepon itu sedangkan Jeongwoo ikut menelpon seseorang dengan ponselnya.

Habis kau Youngha! Karena malam ini semua berakhir tidak akan ada hidup tenang untukmu kedepannya.
































[Daycare] ^JaeSahi^Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang