21

923 100 7
                                    

Semilir angin malam berhembus mengenai surai legam Jaehyuk, malam ini sunyi bahkan sinar rembulan enggan untuk menunjukkan cahayanya membuat langit kali ini terasa lebih gelap. Rintik hujan turun membasahi bumi hingga semerbak bau petrichor  khas hujan tercium bagai aroma penenang.

Hatinya hampa sudah 1 minggu sejak Asahi koma dan belum menunjukan tanda bahwa ia akan sadar dalam waktu dekat. Haruto bahkan terus mengunjungi Asahi setiap hari memastikan keadaan sang kakak yang belum juga membaik.

"Papa"

Suara kecil itu membuatnya menoleh melihat Jiwoo yang berjalan gontai sambil mengucek matanya. Ia lalu berjalan kedalam dari balkon kamarnya.

"Jiwoo kenapa belum tidur?"

"Jiwoo lindu mama. Mama kapan pulang?"

Jaehyuk terdiam memikirkan kosakata agar bisa menjawab pertanyaan sang anak.

"Mama akan pulang sebentar lagi. Jiwoo harus tidur besok kan hari pertama Jiwoo sekolah" Jaehyuk berucap dengan lembut sambil menggendong Jiwoo menepuk punggung anak itu agar tertidur.

"Jiwoo kangen mama"

Jaehyuk mengedipkan matanya cepat agar air matanya tak menetes.

"Mama pasti juga kangen Jiwoo. Besok habis pulang sekolah kita jenguk mama okey?"

Jiwoo mengangguk dibahu Jaehyuk.

Jaehyuk turun dari kamarnya setelah menidurkan anaknya. Ia tak berada dirumahnya melainkan dirumah orang tuanya.

Ia meneguk segelas air putih yang ia ambil didapur.

"Jaehyuk"

"Mama belum tidur?"

Nyonya Yoon menggeleng mendekati anaknya "kamu mau kemana rapi begini?".

"Jae ada urusan bentar sama Jihoon. Titip Jiwoo sebentar ya mah?"

"Hati hati jangan kemaleman pulangnya"

"Iya" Jaehyuk mengecup pipi kiri ibunya lalu melaju pergi.

Rintihan dari seorang wanita terdengar begitu jelas diruangan suram ini. Ruangan yang penuh dengan bau anyir juga rentetan senjata tajam berupa belati atau pisau tertancap dibeberapa dinding juga rantai yang tergeletak dengan bekas darah.

Youngha terus menangis sambil memohon untuk dilepaskannya bahkan ia masih merasakan luka tembak dipahanya yang teramat sakit. Luka tembaknya hanya dibalut kasa bahkan tak diobati dengan benar.

"Teruslah meraung karena aku tidak peduli" ujar Jaehyuk. Pria itu duduk pada sofa meghadap Youngha yang terikat didepannya, ia meneguk segelas wine sambil tersenyum menyeramkan.

"To..long am...puni ak..u"

Jeno tertawa mendengarnya "apa kau bilang? Ampuni hahahaha... Dasar bodoh tentu saja tidak"

Heesung berdecih ikut tertawa melihat pemandangan didepannya sementara Jihoon sedang mengelap sebuah belati tajam ia lalu memandang Youngha dan melempar belati itu mengenai sedikit telinga wanita itu membuatnya berteriak kencang.

"Lemparan mu meleset"

"Aku memang tak berniat melempar dengan benar. Terlalu biasa jika langsung membunuhnya benar bukan nona Sarang?"

"Ya tentu. Dia harus menderita dulu" suara langkah kaki dengan hak tinggi itu menggema. Sarang berjalan mendekat kearah Youngha mencengkram dagu wanita itu lalu menggores pipinya dengan pisau.

"Bagaimana karyaku bagus bukan?"

Ke-5 lelaki dibelakang hanya mengangguk menanggapi pertanyaan wanita itu.

[Daycare] ^JaeSahi^Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang