Langit malam disinari bulan tidak menghentikan aktivitas mereka nongkrong. Deva pemuda blasteran malah asyik bermain game online. Dia sudah izin kepada ayahnya akan pulang malam hari.
"Bokap lu gak nyariin?" tanya Leo terhadap Irsyad.
"Bokap ke luar kota. Abang twins lagi KKN," ujar Irsyad.
"Lha bebas lu," ujar Leo.
"Iya dong. Bunda lagi di rumah kakek untuk merawatnya," ujar Irsyad dengan wajah tersenyum.
"Aku malah sendirian di rumah," ujar Atha.
"Orang tua lu kemana sih, Atha?" tanya Sandy.
"Biasalah. Mereka bulan madu berdua. Aku ditinggal sendirian deh," ujar Atha sedih.
"Gak perlu sedih. Ada kita yang akan menginap di rumah lu," ujar Hamiz mengelus rambut Atha.
"Bang Dev ikut juga, kan?" harap Atha kepada Deva.
"Kulkas sulit diajak nginap. Kalau masalah traktir kita mah gas dia," ujar Rian.
Diantara semuanya memang hanya Deva yang tidak mau menginap di rumah teman. Dia akan menginap apabila disuruh ayahnya sendiri.
Lagipula dia nyaman di rumah yah kecuali di rumah ibunya. Bahkan dia yang tidak pernah menginap, jadi sering menginap beberapa hari di salah satu rumah sahabatnya demi terhindar dari masalah.
"Dev! Bokap tuh bareng cewek!" pekik Rian menunjuk ke seberang jalan.
"Wih bentar lagi punya nyokap baru nih," ujar Sandy.
"Hati-hati nanti kena tampar bokap sendiri, setelah bokap nikah lagi," ujar Irsyad memanasi situasi.
Hamiz yang akan mencengah kepergian Deva tidak berhasil. Pemuda itu terlihat sangat marah disebabkan sang ayah dekat seorang wanita. Deva tidak suka ayahnya menikah lagi.
Setelah dekat Deva memeluk tubuh Fahri sangat erat. Sang ayah yang akan marah tidak jadi, dikarenakan tahu bahwa anaknya yang memeluk dirinya.
"Pak Mahendra. Dia adikmu?" tanya wanita yang bersama Fahri.
"Bukan. Ini Zyandru Bakrie Radeva putraku," ujar Fahri memperkenalkan sang anak.
"Hay Zyan!" sapanya.
"Sok kenal," ketus Deva.
"Maaf ya. Putraku memang sedikit jutek sama orang yang baru dia kenal," ujar Fahri merasa tidak enak karena sikap Deva.
"Pah pulang!" ajak Deva.
"Ini rekan bisnis papa. Namanya bu Ellen Pratiwi," ujar Fahri memperkenalkan wanita disampingnya.
"Iya," sahut Deva acuh.
"Papa gendong ya," ujar Fahri meminta izin kepada anaknya.
"Bentar," ujar Deva.
Deva melepaskan pelukan dari punggung Fahri. Wanita dewasa itu sedikit kaget akan wajah Deva. Bahkan melihat secara bergantian wajah Fahri dan Deva berulangkali. Deva memilih digendong di depan. Sang ayah membiarkan saja asal anaknya bahagia.
"Wajah kalian terlihat mirip sekali," ujar Ellen.
"Begitulah. Kita lanjutkan pembicaraan kita," ujar Fahri.
Kedua orang dewasa memasuki cafe terdekat. Mereka tengah bertukar pikiran mengenai proyek gabungan yang akan dilakukan. Di sebelah mereka ada masing-masing sekretaris.
Pembicaraan sangat intens hingga dua jam kemudian selesai juga. Deva tertidur di pangkuan sang ayah. Hpnya berada di tangan Rey yang menangkap hp berlogo apel gigit itu yang hampir terjatuh dari tangan sang tuan muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deva (END)
Teen FictionNot BL/Only Brothership. Ini hanya kisah ayah dan anak saja tidak lebih. Zyandru Bakrie Radeva cowok dingin yang sering disebut kulkas berjalan oleh teman-temannya menyimpan trauma berat tentang suatu kejadian di masa lalunya. Deva panggilan akrabny...