Bab 19 Siapa pelakunya ?

655 61 0
                                    

"kau membocorkan lagu yang kau nyanyikan denganya" tanya Gavin pada Alea dengan nada tinggi

"Semua ingin tau siapa gadis itu, lalu kau juga ingin aku mengungkap hubungan kalian" lanjutnya lagi.

"Bukankah kau ingin melakukan itu, yang kau perdulikan hanya hubungan Becky dan gadis itu" ucap Alea tanpa menoleh ke arah Gavin

"Kau khawatir kehilangan posisimu" Gavin semakin marah pada Alea

"Aku yakin kau yang khawatir, kau pikir aku tidak tau, kau membutuhkan aku disini agar kau menekan kehidupan Becky, tapi sekarang seperti nya kau tidak membutuhkan kan ku lagi karena kau fokus pada gadis pembenci itu" Ujar Alea berdiri di hadapan Gavin dengan nada marah

"Apa kau selalu securiga ini padaku" tanya Gavin

"Lalu bagaimana denganku, aku tidak sempat menjelaskan apa-apa dibalik kecurigaanmu" jawab Alea

"Kau pikir semuanya hanya tidak adil untukmu,.kalian berdua trus mengatakan semuanya adalah masa lalu dan berpura-pura itu sudah berlalu. Kau tau betapa menjijikkan nya bagiku melihat itu" Mata Gavin mulai berkaca-kaca dan membanting laptop Alea

"Cukup! dulu kupikir semuanya akan baik-baik saja setelah mendengarkanmu, tapi aku tau banyak  semua nya yang kau inginkan. Pernahkah aku penting dalam hidupmu" ujar Alea semakin marah

"Kedengarannya kau menyesali semua nya"

"Ya, aku menyesali semuanya. Aku sangat menyesalinya. puas!"

Plakkkkk..

Gavin yang sudah hilang kesabaran ia menampar pipi Alea dengan keras hingga meninggalkan bekas gambar tangan dan memerah.

"Maafkan aku, tapi tiap keputusan yang kau buat mulai sekarang akan salah, terutama sekarang" ucap Gavin tanpa merasa bersalah setelah menampar Alea dan kembali membentak Alea

Alea pergi dengan tangan memegang pipinya dan  tangisan yang sudah tak lagi bisa ia bendung semenjak berdebat dengan Gavin.

"Tapi tetap saja, setidaknya kau tak perlu bilang menyesal" ujar Gavin saat melihat Alea keluar dari ruangan dengan air mata terus berjatuhan.
.
.

Mobil Owain berhenti di depan gedung tinggi. Becky membuka ponselnya untuk tau apa yang terjadi di luar sana

[Apa si pembenci merencanakan kebocoran ini]

"Tetaplah di rumah sampai reporter tenang, Agensi berusaha menghentikan artikelnya. Kau harus pulang" ucap Owain menenangkan Becky.

Becky diam saja ia keluar dari mobil dan memakai helm hitam nya. Owain yang melihat itu ia segera keluar dari mobil untuk menghentikan Becky.

"Beck,kau mau kemana" tanya Owain, namun Owain tidak sempat meperhentikan Becky, ia sudah menarik gas motor nya dengan cepat.
.
.
Alea masih menangis dalam mobilnya, kesedihan yang sudah ia simpan sendiri, ia melupakan malam ini dengan cara menghancurkan karir Becky. Ia menelan banyak sekali obat penenang yang ia konsumsi selama berpisah dengan Becky.
.
.
Becky menuju griya tawang namun rumah disana kosong, Becky yakin Freen sudah mendengar berita ini dan ia memutuskan untuk pergi dari rumah itu, pasal nya waktu rekaman lagu baru Becky, Freen berada di sana untuk menemani Becky, dan pada saat itu ia masih menjadi seorang Pembenci. Becky tidak tau siapa dalang dibalik semua ini, hanya ada dua kemungkinan Freen yang bersama nya waktu rekaman atau Alea yang menyanyikan lagu itu bersama nya. Becky tau siapa penyanyi yang berduet denganya setelah lagu itu selesai dalam pengeditan.

Becky pergi dari rumah itu, ia mencoba mencari keberadaan Freen. Beberapa hari yang lalu ia mengingat Freen mengambil beberapa baju yang tersisa di rumah Nam. Becky berpikir Freen saat ini berada di sana untuk menenangkan diri dari berita yang menuduh Freen membocorkan lagu itu.
.
.
Tiba di Rumah Nam, Freen sedang duduk di depan rumah Nam sambil menangis, Nam terlihat setia menemani Freen di samping nya, Nam berdiri ketika melihat Becky berjalan ke arah mereka dengan ekspresi khawatir. Karena ini pertemuan Nam dan Becky diawal tanpa perselisihan Nam hanya berdiri menatap Becky sejenak dan masuk kedalam rumah untuk memberi ruang Freen dan Becky bicara.
Freen belum menyadari Becky sudah berdiri di belakang nya.

"Kenapa kau disini bukan nya dirumah" tanya Becky mengusap punggung Freen

Freen menoleh saat mendengar suara yang sudah ia kenali itu.

"Kenapa ? Apa aku tidak boleh menginap di rumah teman" ucap Freen sambil menghapus air matanya menggunakan tisu. Becky mendekati Freen dan memeluk nya. Tangisan Freen semakin pecah saat ia sudah membenamkan wajahnya di bawah pundak Becky.

"Ayo ikut aku" ucap Becky saat melihat Freen sudah mulai tenang.
.
.

"Permisi"

Beberapa polisi mengetuk pintu mobil putih,namun tidak ada jawaban polisi itu mengintip dari jendela mobil, seseorang di temukan pingsan dengan tangan menggenggam banyak obat penenang.
.
.

"Apa kau tidak menyesali jadi pembenciku" tanya Becky setelah membawa Freen ke pantai di malam hari

"Ya aku sedikit menyesalinya, seharusnya aku tenang saat itu, seharusnya aku biarkan saja,.meski tau itu tidak adil, kenapa aku melakukan itu, jika aku menahan diri orang-orang tidak akan membenciku tiap kali hal seperti ini menyebar" ucap Freen kembali meneteskan air matanya

"Maafkan aku, mereka melampiaskan padamu semuanya karena aku, maaf membuatmu tetap sabar tiap kali ada ketidakadilan" ucap Becky menunduk

"Kau bisa menangis saat bersamaku sayang, mereka tidak tau apa yang mereka katakan, ini sangat sulit" ucap Becky menghapus air mata Freen.

"Heiii bodoh! Bukan kekasih ku pelaku nya" teriak Becky dengan kencang ke arah laut, seakan-akan dia ingin menghabiskan suara nya untuk berteriak dan membela Freen.

"Sayang berhenti, apa yang kau lakukan, semua orang akan melihatmu" ucap Freen menarik tangan kekasih nya untuk menghentikannya

"Kenapa ? Coba saja. Itu membuatmu lebih baik.katakan! Katakan dengan keras kau tidak melakukan nya" ucap Becky kembali tanpa memperdulikan orang jika melihat nya

"Dasar bodoh kalian! Apa aku lelucon bagi kalian,.apa aku tampak lemah, kalian selalu menyalahkanku atas segalanya, kenapa kalian begitu, bukan aku pelakunya" Freen mengikuti kata Becky untuk berteriak meluapkan emosi nya di pinggir pantai.

"Bukankah itu jauh lebih baik" ucap Becky memeluk Freen

"Apa kau juga berteriak seperti ini saat sedang Frustasi" tanya Freen dalam pelukan Becky

"Ya, tapi tidak melegakan saat melakukan ini sendirian, kita harus melakukan nya dengan seseorang. Kita bisa melakukan ini bersama sekarang" ucap Becky melepaskan pelukan Freen dan membersihkan sisa air mata Freen.
Becky mendekatkan wajah nya ke wajah Freen pandangan yang tadi menatap mata indah Freen kini beralih pada Bibir kekasih nya. Becky memejamkan matanya saat mendekatkan bibir itu pada Bibir Freen, Freen juga melakukan hal yang sama, ia membuka mulutnya untuk menjelajahi lebih dalam isi bibir itu dan melumatnya.

"Ada yang menelfonmu sayang" ucap Freen saat sadar ponsel Becky terus berdering dan melepaskan ciuman nya.

"Tidak akan ku angkat" ucap Becky kembali mencium singkat bibir Freen

"Ayo angkat"

"Siapa yang menelfon selarut ini" ucap Becky sambil meraih ponsel nya di saku Jacket.

[Orang asing menelfon]

Becky mengembalikan ponsel itu kedalam saku nya, ia melirik Freen sejenak.

"Siapa sayang, angkat saja"

"Baiklah, tunggu sebentar" Becky mencium kening Freen sebelum berbalik arah untuk menerima telfon

["Ada ap..."] Belum Becky menyelesaikan ucapnya lewat Telfon.

[Apa ini wali Nona Alea, ini rumah sakit]

So, I married my hater (BeckyFreen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang