"Ada apa lagi" ujar Pak Be yang masih diam termenung di depan gedung tinggi berlantai 4 itu setelah mendengar suara ponsel nya berdering
"Pak Be, semua hutangmu sudah lunas" ujar sekertaris Pak Be di ponsel nya.
"Apa??? Bagaimana bisa" Pak Be terkejut dan tidak percaya.
•
•Malam hari tiba Becky berada di depan griya tawang, ia mengenang semua kenangan indah yang ia dan Freen ciptakan di rumah besar tersebut.
[Hallo sayang, apa menurutmu aku mengambil keputusan yang benar] Becky mengubungi Freen
[Jika kau merasa nyaman dan lega itu benar Beck] jawab Freen dalam telpon nya
[Jadi, kau menjual Griya Tawang untuk membayar hutang Pak Be, apa kau baik-baik dengan itu]
[Ya, aku juga tidak akan membiarkan orang yang berjasa dalam hidupku kembali merasakan kesengsaraan]
[H'm.. sudahlah aku tidak ingin membahasnya lagi. Aku ingin pulang kerumahmu sayang, aku sudah sangat merindukanmu]
[ Kita hanya berpisah satu hari. Baiklah aku tunggu di rumah. Sampai jumpa. Aku mencintaimu]
[Aku juga sangat mencintaimu sayang, Malam ini haruskah kita melakukan nya lagi] Becky tertawa
--
"Kenapa kau membayarnya, itu bukan jumlah yang sedikit" ujar Pak Be menemui Becky di Apartement nya. Becky menghubungi Freen lebih dulu untuk pulang terlambat karena Pak Be menghubungi Becky di tengah perjalanan nya ke Apartemen Freen.
"Kau bilang Agensi itu milik kita, bukan milikmu. Semua kenangan hidupku ada disana" ujar Becky sambil menuangkan teh hangat untuk Pak Be
"Aku harus melindunginya. Jadi bersiaplah dan bangkit kembali"
"Aku harus mengembalikan nya" Pak Be tertunduk
"Aku tidak bilang kau tidak perlu mengembalikannya. Kau harus membayarku kembali" ucap Becky menyesap teh hangat. Pak Be tersenyum mendengar ucapan Becky, lalu ia menundukan kepala nya dan menangis penuh penyesalan sambil meminum teh yang sudah di tuangkan Becky. Becky hanya melirik sekilas mendengar isakan tangis suara Pak Be.
-
-"Sayang....aku pulang" ujar Becky berteriak dari pintu mencari kekasihnya
"Ini sudah lebih dari jam yang kau perkirakan, kemana saja sampai terlambat" ujar Freen yang masih sibuk dengan buku yang di bacanya di sofa tanpa menoleh Becky.
Becky mendekat dan tersenyum gemas melihat kekasihnya terlihat marah " Maaf sayang, tadi Pak Be datang ke Apartement, sedangkan Ibu berada di rumah Richard. Aku tidak mungkin jika tidak menemui nya" Becky memeluk dan mencium pipi Freen. Freen masih tidak menghiraukan Becky ia hanya melirik sekilas kekasihnya dan kembali membaca buku. Becky merebut buku di pangkuan kekasihnya dengan lembut dan meletakan nya di meja.
"Apa kau marah sayang" Becky meraih tangan Freen menggenggam nya dengan erat
"Hmmm tidak" jawab Freen dengan ekspresi datarnya.
"Lalu ini apa? Baiklah jika marah lebih baik aku pulang" Becky melepaskan pelukannya dan berdiri meninggalkan Freen. Dengan cepat Freen menarik tangan Becky menghentikan langkahnya.
"Jika kau benar pergi malam ini, aku tidak akan memaafkanmu. Aku sudah menunggumu lama dengan kekhawatiran lalu dengan seenaknya kau ingin pergi lagi meninggalkanku. Apa itu terlihat adil?? "
Dengan senyum kemenangan Becky kembali duduk di samping kekasih nya dan mencium Bibir Freen dengan gemas "Maafkan aku sayang, aku tidak akan membuatmu khawatir lagi" Mata Becky menatap Freen sangat dalam. Tanpa ia harus mengucapkan kata cinta, tatapan dari mata mereka sangat mewakili.
KAMU SEDANG MEMBACA
So, I married my hater (BeckyFreen)
Fiksi PenggemarSo I Married my hater bercerita tentang seorang artist ternama, Becky Patricia Armstrong yang bertemu dengan seorang reporter di sebuat event. Reporter tersebut bernama Freen Sarocha Chankimha seorang reporter majalah. Di acara tersebut terjadi kesa...