1

542 45 0
                                    

Bab 1

Enrico Pratama, turun dari mobil seraya memasukkan kunci mobil ke dalam saku celananya.

Sementara tas kerjanya tersampir di tangan sebelah kiri. Langkah kakinya langsung masuk ke dalam rumah setelah beberapa hari ini ia tinggalkan.

Ya, Enrico kebanyakan menghabiskan waktunya di kantor sehingga ketika ia lelah, maka pria 28 tahun itu memutuskan untuk tidur di kantor dan tidak pulang selama berhari-hari. Meskipun ada istri di rumah, tetap saja Enrico selalu merasa jika 'rumah' yang seharusnya menjadi tempat ternyaman berubah menjadi tempat yang paling tidak ingin dimasukinya.

Pria itu menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Lalu, menghela napas karena tahu jika saat ini jam sudah menunjukkan pada pukul 1 dini hari.

Sebenarnya waktu pulang kerja Enrico seharusnya sore tadi. Hanya saja ia terlalu menyibukkan diri karena tidak ingin pulang ke rumah dan melihat sosok wanita yang membuatnya tak nyaman.

Louisa Putri Maharani, perempuan muda berusia 24 tahun yang dinikahinya hampir satu tahun yang lalu.

Melihat penampilannya yang selalu culun dan terlihat seperti ibu-ibu, membuat Enrico muak. Tidak ada gairah sama sekali ketika melihat wajah dari wanita yang berstatus sebagai istrinya itu.

Pria itu segera memasukkan kunci rumah dan masuk ke dalam. Tidak lupa untuk menguncinya kembali sebelum akhirnya ia melangkahkan kaki melewati ruang tengah yang lampunya tiba-tiba menyala.

Sontak saja Enrico menatap ke arah tempat di mana sosok seorang wanita muda berdiri di samping saklar sambil melipat tangan di dada menatap ke arahnya.

Kening pria itu spontan mengerut merasakan orang asing masuk ke dalam rumahnya.

"Siapa kamu? Kenapa kamu ada di sini?" Rasa-rasanya Enrico akan marah pada wanita yang berstatus sebagai istrinya--yang saat ini entah ada di mana--karena membiarkan orang asing untuk masuk ke dalam rumah mereka.

Perempuan itu tidak menjawab dan justru terkekeh. Rambut panjangnya yang bergelombang tersampir di pundak. Sementara dress bertali spaghetti tidak mampu menutupi bagian pundak putih mulusnya. Sementara bagian bawah, Enrico bahkan dapat melihat hampir setengah paha wanita itu terekspos dengan sempurna.

"Enrico, Enrico, beberapa hari kamu tidak pulang, tiba-tiba saja kamu sudah melupakan kalau kamu punya istri?"

Tubuh pria itu langsung membeku di tempat ketika mendengar pertanyaan retoris dari wanita di hadapannya. Bukan pertanyaan yang menyebabkan tubuhnya membeku melainkan suara wanita itu terasa sangat tidak asing di telinganya.

Ekspresi wajah pria itu spontan menegang dengan mata menajam pada sosok yang kini sudah melangkah mendekatinya.

"Kamu tidak mengenali aku sebagai istrimu lagi? Oh, haha, santai saja. Setelah ini juga kamu tidak perlu mengenali aku sebagai istri kamu."

Wangi parfum wanita yang tidak lain adalah Louisa tercium samar memasuki indera penciuman Enrico.

Wangi aroma yang tidak pernah ia cium bahkan saat berada di dekat istrinya.

"Ekspresi wajah kamu sudah seperti melihat artis Korea saja." Louisa mundur selangkah kemudian mengibaskan rambut panjangnya.  "Mas, berhubung ini sudah larut malam, kamu bisa istirahat dan tidur terlebih dahulu. Ada hal yang ingin aku bahas, mungkin besok saja. Kalau begitu aku kembali ke kamarku dulu."

Louisa kemudian berlenggok santai menaiki anak tangga satu persatu tanpa mengenakan alas kaki menuju kamarnya yang memang berada di lantai 2. Sementara kamar Enrico sendiri berada di lantai dasar.

Alasan perpisahan kamar? Karena Enrico tidak nyaman berada satu kamar dengan orang asing.

Sementara Enrico yang ditinggal masih membeku di tempat bahkan setelah tubuh Louisa menghilang dari jarak pandangnya.

Matanya yang berada di balik kacamata mengerjap tidak percaya sebelum akhirnya ia melepaskan kacamata berwarna kuning emas itu demi mengusap kasar matanya.

Siapa tahu ia salah lihat.

Ternyata tadi ia tidak merasa salah lihat, belum lagi aroma parfum yang ditinggalkan oleh Louisa masih terasa.

Enrico tidak mempercayai penglihatannya barusan. Mengapa Louisa yang tadi dilihatnya sangat berbeda dengan Louisa yang dilihatnya di hari-hari sebelumnya.

Tidak mau memendam rasa penasarannya, segera Enrico kemudian melangkah pergi menuju kamar asisten rumah tangga yang pastinya lebih tahu aktivitas wanita itu selama berhari-hari ia tidak pulang.

Setelah pintu diketuk ternyata yang membuka adalah mbok Mirna. Wanita paruh baya itu tampak terkejut melihat kedatangan majikannya.

"Ada apa, Tuan? Apa Tuan ingin makan sesuatu?"

Dapat dilihat mbok Mirna yang mengenakan pakaian santai berupa piyama lengan panjang dengan mata yang memerah, ciri khas bangun tidur.

"Saya mau tanya tentang Louisa. Sejak kapan dia merubah penampilan itu?"

5 hari yang lalu Louisa   masih berpenampilan seperti emak-emak. Tiba-tiba saja wanita itu berubah penampilan saat dirinya bahkan tidak ada di rumah.

Mendengar pertanyaan dari majikannya tentu saja mbok Mirna mengerut keningnya sambil mengingat-ingat sejak kapan perubahan penampilan pada Nyonya majikannya.

"Oh, mungkin setelah Tuan mengantarkan nyonya dari pemakaman neneknya Nyonya Louisa."

Fakta ini tentu saja agak mengejutkan dirinya. 5 hari yang lalu neneknya Louisa meninggal dunia. Dirinya kemudian mengantarkan wanita itu pulang ke rumah dan tidak kembali sampai baru malam ini ia tiba di rumahnya dengan kejutan yang luar biasa.

"Sangat berubah?"

"Iya, Tuan. Bahkan, gerakannya juga cara bicaranya pun sudah berubah tidak seperti Nyonya Louisa yang dulu-dulu," ujar mbok Mirna dengan yakin.

Enrico menganggukkan kepalanya dengan pikiran berkecabang. Pria itu kemudian memutuskan untuk pergi kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri.

Mungkin besok dirinya akan bertanya pada Louisa secara langsung apa maksud dengan perubahannya.

"Apa mungkin itu bukan Louisa?  Bisa saja itu kembarannya yang menyamar jadi dia 'kan?" Enricor bergumam pada dirinya sendiri sambil berpikir.

Saat ini pria itu sudah berbaring di atas tempat tidur dengan menatap langit kamar.

Memiliki istri namun tidur terpisah begitulah yang mereka lakukan. Pria itu menoleh ke samping sisi tempat di mana seharusnya Louisa berbaring.

"Apa bisa jadi dia bukan Louisa tapi dimasuki roh lain?"

Enrico bahkan sibuk menerka-nerka dengan apa yang sebenarnya terjadi pada Louisa dan perubahannya yang begitu signifikan.

Hanya ada dua kemungkinan yang terjadi. Bisa saja antara ada roh lain yang memasuki tubuh Louisa atau bisa saja itu adalah kembarannya yang menyamar dan ingin mengambil tempat Louisa di rumah ini.

Jika memang iya, Enrico tentu  tidak akan menerimanya. Pria itu akan mengusir wanita palsu itu. Meskipun dirinya tidak menyukai Louisa tapi bukan berarti ia akan merelakan adanya sosok istri pengganti.

Terlebih lagi penampilan Louisa malam ini yang memang sangat  terbuka membuat Enrico tidak akan mau menerima Louisa palsu itu dalam hidupnya.

LouisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang