"maut tak akan merubah semua perasaan ku padamu,cukup kamu satu satunya yang aku cintai hingga ajal menjemput ku"
-nau***
"Rahsyaaa"histerisnya berada di pelukan sang mama,tangisnya membuat Dewi ikut menangis,bahkan kini Windi menangis di pelukan suaminya,kini duka telah datang secara sarkas kepada mereka,bahkan ini hal yang tak pernah terduga
"Naura"ujar seorang gadis dengan rambut dicepol belakang ,celana pendek diatas lutut dan kaos abu abu pendek dipakainya,dengan kacamata yang tengah ia pakai,berlari menuju gadis yang tengah menangisi sebuah mayat yang tak akan menemani hidupnya kembali,gadis itu bergantian memeluk Naura
"Sabar nau,ini ujian dari tuhan,Lo harus bisa ikhlas"matanya kini ikut meneteskan air mata,bahkan dirinya pun memeluk erat perempuan itu
"Xa gua gak bisa kayak gini"isaknya menghapus air matanya kasar,kini matanya bengkak,bahkan lebih bengkak dari biasanya,wajahnya merah padam,kini tubuh itu tergeletak seketika, orang orang disitu berlarian memindahkan Naura duduk di kursi tunggu sebelah pintu ruang ICU
"Nau bangun"ujarnya menepuk pelan pipi itu
"Tante ambil minyak dulu,kalian jagain Naura"kini Dewi berlari menuju ruang data pasien,mengambil sebotol minyak kayu putih dengan perawat yang ikut berjalan bersamanya
***
Pengajian kini disertai tangisan Naura,bahkan orang yang sedang bertasbih,membaca doa,dan para penduka tengah membaca ayat ayat kursi,lihatlah Naura,sedari tadi ia masih menangisi mayat yang tengah didoakan,rumah besar itu bahkan terlihat ramai,dengan tulisan berduka didepan gerbang rumah mereka,entah dari siapapun,yang pasti sangat banyak,motor mobil keluar masuk dari pekarangan rumah mereka,suasana ramai yang tak ia inginkan
"Astagfirullah "ujarnya menenangkan dirinya sendiri di dalam pelukan mamah mertua yang ikut menangisi anaknya
"Istighfar nau, istighfar "ujar lexa mengusap bahu itu pelan,ikut menenangkan perempuan itu
Ia terus ber istighfar,terus mengingat kejadian yang begitu cepat, Hoodie yang biasa suaminya pakai,masih tercium aroma tubuh suami nya yang wangi setiap harinya
***
"La ilaha illallah"syahadat itu mengiringi perjalanan saat hendak mengantarkan almarhum ke makam,dengan berat hati,ia tetap mengikuti proses pemakaman,ini terakhir kalinya ia memandang wajah tampan suaminya,namun juga pernah menjadi sahabatnya
"La Ilaha Illallah"mereka terganti di salah satu makam yang telah digali beberapa jam yang lalu,kini batu nisan dibawanya beserta foto almarhum,proses berjalan,satu demi satu semua selesai,bahkan kini penaburan bunga
"Ini bukan akhir dari kita ya sayang,aku masih ada di ragamu,dan ragamu masih di diriku,selamanya,kamu akan menjadi cinta terakhir ku"ujarnya sembari menaburkan bunga dengan perasaan campur aduk,air matanya masih terus mengalir hingga membasahi hijabnya,terus mengusap kasar,lalu mengusap batu nisan itu,tertulis Narendra Rahsya Jourell bin Raden Angkasa Ebalend,terus ia tangisi walaupun kelak ia tenang di alam sana,Dewi memeluk Naura erat,Windi?ia sedari tadi duduk ditempatnya,tak kuasa berhadapan pada makam anak semata wayangnya itu
"Mahh Rahsya mah"isaknya terus memeluk nisan itu,dengan perasaan sedih,ia terus meluapkan rasa sedihnya
"Ikhlas nak,biarin Rahsya tenang dialam barunya"
"Rahsyaaaaa"ujarnya bersandar pada ranjang itu,menarik nafasnya teratur,masih mencermati semua kejadian itu
"Sayang,kamu kenapa"khawatirnya mengusap rambut itu pelan,bahkan ia tampak kebingungan akan tingkah istrinya
Jadi cuman mimpi?batinya masih mencermati apa yang terjadi tadi
"Sayang"pelukannya memeluk erat tubuh itu
"Kamu kenapa gak pernah cerita ke aku tentang penyakit kamu"isaknya,bahkan Rahsya ikut menangis dibuatnya
"Maafin aku sayang,aku gak mau kamu khawatir"
Kini pelukan itu merapat,bahkan hingga waktu menjelang sore,matahari yang cerah menjadi sedikit meredup,Naura dan Rahsya yang sedari tadi bermain basket dihalaman rumahnya,menikmati senja yang tak kalah indah dari kisahnya,bahkan mereka kini saling melengkapi dari sebuah kata "lengkap"
"Gini terus sampai anak kita lahir"
"Bahkan hingga ajal menjemput kita"lanjutnya mencium perut yang kini terisi sebuah bayi satu mereka,senyuman terlihat antara mereka,mimpi tadi masih membuat Naura terbawa suasana,ia menyeka matanya pelan
"Selamanya"
"Kalian akan bahagia sementara,hingga aku merusak hubungan pacaran mereka"ujar seseorang dibalik pohon dekat halaman rumah mereka,tersenyum smirk atas ucapannya tadi
***
Sebenernya mau up yang panjang,tapi besok mau up lagi jadi setengah aja mwehe,ditunggu besok Jumat,see u
KAMU SEDANG MEMBACA
NaRa (Sudah Terbit)
Teen Fictionsudah terbit!!! tentang lelaki yang menyukai sahabatnya sendiri, namun saat Naura berpindah sekolah Naura disukai oleh teman sekelasnya/musuh lelaki itu, lalu bagaimana nasib sang pengagum?? Makanya baca dari awal hingga akhir Jangan lupa tunggu kel...