"Makanya lain kali gak usah ada acara nyakitin diri sendiri gini"Rahsya tersenyum,mengelus rambut itu,tatapan matanya masih lesu setelah sadar beberapa menit yang lalu setelah dilarikan ke rumah sakit menggunakan ambulan"Maaf ya sayang,I'm a jealous"Naura menjitak dahi itu,Rahsya mengelus dahinya
"Aduh ... ,baru aja sadar udah dijitak"keluhnya,Naura tersenyum,mencium pipi itu singkat
"I love you more my husband "Rahsya tersenyum,menahan rasa saltingnya dengan tetap berwajah datar
"Kalo mau salting gak usah ditahan"Naura menoel pipi itu
"Yaampun,baru juga sadar udah bucin aja nih anak"cicit Lina yang kini tengah berjalan bersamaan dengan Dafy,adakah yang masih mengingat Dafy?pacar Lina semenjak SMA dulu
"Eh Dafy juga ikut"Rahsya bertosan pada Dafy,teman akrab sudah biasa
"Nyinyir mulu Lo Lin"ejek Naura sembari memeluk tubuh Rahsya
"Yee,dikira gua kagak bisa apa yak"Lina membalas dengan pelukan eratnya dengan Dafy,saling menatap lalu tersenyum
"Tadi Reno didepan gak Lo bangunin?"Naura memasang wajah bingung
"Emang Reno ada di depan?"Dafy mengangguk,Naura segera beranjak dari duduknya, menggoyakan tubuh itu perlahan agar Reno segera terbangun dari tidurnya, Lina melihat itu hanya tertawa saat melihat wajah melas Reno setelah terbangun dari tidurnya
"Pfttt"Lina membekap mulutnya,memutar balikan wajahnya
"Masuk,ngapain Lo disini?"Reno masih saja terdiam,biasa orang baru bangun
***
Hari ini kesembilan bulan kandungan yang ada di perut Naura,mereka tak merayakan secara berlebihan,hanya melakukan apa gender dari anak mereka
"Aduh Rahsya mana sih"Naura masih saja menunggu,di lobi kampus dengan perutnya yang terasa berat,bagaimana tidak?usia kandungan kini 9 bulan,tapi lihat saja,wajah Naura bukanya terlihat semakin tua,tapi malah terlihat seperti anak kecil yang sedang mengandung anak kecil,wajahnya begitu imut jika harus disebut dengan panggilan ibu-ibu
"Lama ya sayang?maaf ya,tadi ada kerjaan sebentar"Rahsya menghelat rambut itu,membantu Naura untuk berjalan lalu duduk di kursi mobil,mereka segera berjalan menuju rumah mereka
"Gimana,pusing gak sama kelas tadi?"Naura menggeleng,dirinya bermain ipad sekarang,ya memang terasa sedikit pusing karena kelas terakhir tadi
"Sayang?"Rahsya masih saja terus memanggil nama itu hingga orang yang ia sebut menengok padanya
"Ditanya kok malah diem aja?"wajah Rahsya semakin dekat,bahkan Naura tak sempat untuk menghindar dari serangan tiba-tiba itu,dirinya hanya pasrah mengimbangi apa yang Rahsya mau sekarang
"Mmm Rahsya"Naura mendorong tubuh itu menjauh darinya,mengarahkan pandangan nya lurus kedepan
"Kenapa ditanya malah sibuk sama iPad?mau aku ambil aja itu iPad nya?"Naura menggeleng,Rahsya hanya tersenyum sembari mengacak rambut Naura yang tertata rapi sedari tadi
"Ishh Rahsya"keluhnya membenahkan rambutnya
"Mulai sekarang jangan panggil Rahsya,tapi panggil papah"Naura mengiryitkan wajahnya
"Ish jijik"
"Bukan jijik,tapi masa nanti anak kita lahir kamu masih manggil Rahsya?nanti kalo anak kita ikut manggil Rahsya gimana? kurang ajar dong anaknya"mereka tertawa,menutup pembicaraan dengan Rahsya yang menatap indah mata wanita disampingnya yang selalu indah sampai kapanpun
"Terus aku dipanggil apa?"
"Bunda aja?"Naura berpikir,menyutujui itu
"Berarti kamu abu aja"
"Ok deh,terserah ibu negara tercinta"Naura tersenyum
***
Sekiranya siapa ya nama anak mereka?apakah ada yang mau memberi kan nama anak mereka yang pertama?
Terimakasih telah membaca ceritaku,jangan lupa vote dan komen buat aku rajin up,kemarin males up gk ada asupan dari Kelian mwehehe,sekian terimakasih salam dari Mimin,babayyyy🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
NaRa (Sudah Terbit)
Teen Fictionsudah terbit!!! tentang lelaki yang menyukai sahabatnya sendiri, namun saat Naura berpindah sekolah Naura disukai oleh teman sekelasnya/musuh lelaki itu, lalu bagaimana nasib sang pengagum?? Makanya baca dari awal hingga akhir Jangan lupa tunggu kel...