36. ternyata cuman mimpi ku aja(Naura)

1.9K 186 7
                                    

***

Rumah bertingkat itu kini sunyi,pemilik tengah berpelukan diranjang mereka,suruhan Rahsya hari ini libur,kecuali bibi bibi mereka,kemungkinan mereka membersihkan halaman depan,terdengar suara burung berkicau di taman belakang mereka,rumah dengan cat putih itu sangat asri,suasana bandung tak kalah indah dengan Jogja

"Sayang,ayo makan dulu"ujarnya mengelus pipi itu sembari menciumi pipi itu

"Ishh,iya loh sebentar"ia terbangun,mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu

"Gendong"manjanya, Rahsya menggeleng pelan,lalu menggendong Naura tepat menghadap dadanya,Naura hanya tersenyum sembari berteriak

"Biii,hari ini apa lauknya"

Bibi tersenyum,lalu menjawab pertanyaan tersebut "sayur sop non"

Rahsya segera meletakan Naura duduk di kursi itu,lalu ia ikut duduk disampingnya,mengambil piring Naura,lalu meletakkan sayur tersebut diatas mangkok transparan itu

"Makasih"manjanya lalu segera menyantap sayur itu ,Rahsya kembali menuangkan sayur kedalam mangkoknya  sendiri

"Hmm,enak bi"ujarnya dengan nikmat,bahkan hingga bumbu  itu belepotan di sekitar mulutnya

"Kalo enak jangan belepotan juga dong"ia mengambil sehelai tissu,lalu mengusap perlahan

"Yeee,modus"ia mengambil tissu itu,lalu membersihkan sendiri

"Ya gakpapa lah,orang udah jadi istri aku"ujarnya sembari memeluk erat perempuan yang berada di hadapannya,bahkan ia sempat menciumi perut sang istri,berbisik pelan entah apa yang ia ucapkan

***

"Hari ini kamu mau cek kedokter?"tanya nya lalu diangguki

"Aku temenin "ia berjalan menuju mobil itu tanpa ada suruhan, Rahsya hanya menggeleng pelan

"Ayooo,katanya mau chek in"

"Sebentar sayang"ujarnya berlari menuju mobil,membuka kan pintu mobil itu pelan

"Silahkan masuk,tuan putri"Naura hanya tersenyum,menahan senyumnya walaupun masih terlihat

"Love you"bisiknya sebelum menutup pintu itu,lalu perlahan menutupnya lalu ikut memasuki mobil itu,dan mengendarai mobil itu keluar dari pekarangan kompleks

***

"Pada pasien nomor 29"suara itu terdengar sangat jelas,Rahsya menggandeng tangan Naura untuk ikut memasuki ruang itu,jantungnya berdebar kencang,bagaimana kalau mimpinya itu menjadi nyata? astagfirullah,jangan sampai deh, batinya

"Ayo"ia ikut berjalan mengikuti langkah itu,perlahan membuka pintu itu,lalu duduk di kursi yang tersedia

"Loh mas Rahsya,apa kabar,sudah lama saya tak melihat mas Rahsya chek in lagi"kini mata itu menatap tajam mata Rahsya,jadi udah selama itu Rahsya menyembunyikan penyakit itu?

"Yasudah,mari lihat tensi,saya akan memberi saran setelah ini"

***

"Sebaiknya mas Rahsya cari pendonor darah B,stok dirumah sakit sedang habis,jika tak ada pendonor,penyakit anda akan sering kambuh dan mengganggu aktivitas anda,dan dapat mengakibatkan kefatalan

Kini mereka bertatap bersama,raut wajah Naura tercipta sangat sedih,tatapan sendu dari Rahsya bahkan bukan harapan bagi mereka,kini Naura berpikir,bukan kah kakaknya berdarah B?kini ia membuka ponsel nya,mengetik sesuatu,lalu ia tersenyum

"Saya sudah ada pendonor dok, sebentar lagi sampai"

Kini Rahsya menatap Naura bingung,emang siapa?

"Yasudah kalau begitu,nanti saya tunggu diruang pendonor ya"ujarnya sembari berjalan keluar dari ruangan itu

"Siapa sayang?"

Naura hanya tersenyum,lalu mengusap rambut itu"tenang aja,nanti juga tau"

Mereka tersenyum bersama lalu Rahsya mencium kening itu cukup lama

***

"Terimakasih untuk semuanya,ini ada obat untuk bulan ini,ini harus terus dikonsumsi agar keadaan nya cukup stabil"mereka mengangguki ucapan itu,seolah paham akan kata itu

"Makasih dok,suami saya pasti minum kok"

"Baik kalau begitu, terimakasih"

Kini mereka berjalan keluar dari ruangan itu,berjalan menuju mobilnya,saat hendak memasuki mobil, Rahsya sekolah melihat sosok pria menggunakan Hoodie hitam dan kacamata yang ia gunakan

"Ayo sayang"panggilnya lalu diangguki oleh Rahsya dan segera memasuki mobilnya"makasih ya bang"lanjutnya sembari menutup kaca mobil itu pelan,diangguki oleh sumber bicara

"Sayang,aku gak mau duduk disini,rasanya aneh"ujarnya membuka pintu itu,lalu berdiri di depan pintu,Rahsya bingung,gimana sih maksutnya?

"Kamu mau aku pangku sampe rumah?"ucapan itu diangguki olehnya,manja yang Rahsya suka,ia pun ikut keluar dari mobil itu,lalu menggendong Naura ala koala yang sedang digendong oleh pemiliknya,kini ia duduk bersandar di dada tegap itu,terdengar detak jantung yang sangat berdegup kencang,bahkan suara suara redam yang terdengar

"Yaudah yuk jalan"lanjutnya masih berada di dalam dekapan itu, Rahsya hanya tersenyum lalu melanjutkan perjalanan itu hingga sampai dirumahnya

"Tenang aja,ini bakal heboh kalo kalian balik Ke Jogja"

***

"Hoek"terdengar suara itu sangat keras dari kamar mandi,Naura berlari cepat,mengusap perlahan dada itu,mukanya cemas melihat wajah pucat suaminya,ini kenapa?

"Kamu kenapa sayang"ujarnya menyodorkan segelas air putih hangat,ia meneguk air itu,mencoba menahan apa yang ia alami

"Aku gak papa,cuman agak pusing aja"labilnya,tak percaya dengan apa yang Rahsya ucapkan,ia melihat darah yang perlahan keluar dari hidung itu

"SAYANG "teriaknya mengambil sekotak tisu,lalu membersihkan nida itu,bahkan Rahsya mengumpat kan wajahnya kebelakang,lalu menghapusnya dengan lengan bajunya sendiri

"Sini aku bersihin"lanjutnya

"Kenapa kamu makin parah gini"pantas saja Naura berbicara seperti itu,lihat lah darah terus mengalir tak henti,ia menutup lubang hidung itu menggunakan tisu

"Aku gak papa"telaknya mengatur nafasnya yang terus melambat

*Uhuk

"Darah itu keluar dari salivanya,ia menutupi itu,mencoba berlari menuju kamar mandi untuk membasuhnya

"SAYANG BUKA"

***

Wait aku sampe lupa harus up 2 hari setelah up episode yang kemarin,maaf ya teman teman,aku lagi sibuk bgt,kegiatan aku banyak,aku harus latihan pelantikan pengurus ipm,jadi jadwal padat,aku pulang jam 5 habis itu gak buka hp,maaf ya teman teman🙏🤧

NaRa (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang