"Ih itu kenapa?"Rahsya heran,mengelus perut itu,mendengar guncangan disana"Kenapa,heran ya?"Rahsya menggeleng,mencium kening itu lelaki segera singgah dari situ
"Ayo ke dokter"tiba-tiba sekali,bahkan kini Naura heran akan hal itu
"Ngapain?"
"Kita belum chek ke dokter bulan ini"Rahsya menggendong tubuh itu menuju mobil,dengan posisi seperti koala yang sedang di gendong oleh tuanya,sedikit manja dengan tangan yang memainkan rambut itu
"Bentar ya sayang,aku ambil hoddie aku dulu"dirinya segera bergegas berlari menuju kamar setelah menyadari bahwa sedari tadi baju yang ia kenakan ia gantung di gantungan kamar,untung saja mereka masih di pintu keluar dari apartemen
"Ada-ada aja"tawanya,memainkan ponsel nya sejenak,saat hendak mengetik sesuatu tangan Rahsya menghentikan,menatap gadis itu laku ia kecup singkat,menggunakan kupluknya
"Dah ayok"Rahsya kembali menggendong tubuh itu,Naura hanya tersenyum,meletakan kepalanya di sisi ternyaman nya,dikala kerudungnya merosot akibat ulah lelaki itu saat sedang menunggu di ruang tunggu rumah sakit itu
"Nomor 29"mereka segera berjalan menuju ruang dokter kandungan,menggandeng tangan itu
"Oh mas Rahsya dan mbak Naura"dokter itu berseru,mereka hanya mengangguk
"Hari ini baru bisa chek in yaaa"dokter itu segera mengecek kondisi bayi itu,kebetulan dokter itu perempuan,jadi Rahsya tenang-tenang saja
"Kalo hari ini bisa dibilang ke 5 bulan kehamilan mbak naura bukan?"Naura mengangguk setuju
"Kalo 5 bulan itu apa yang harus disiapkan ya?"
"Masih 3 bulan kok,kalo usia kandungan sudah 7 bulan boleh membeli barang persiapan untuk anak"Rahsya mengangguk paham,kembali memperhatikan perempuan cantik dengan kerudung pasmina dan Hoodie coklat sama dengannya,lucu sekali istrinya ini
"Yaudah kalo begitu,di usia 5 bulan ini mas Rahsya harus jaga mbak Naura dengan maksimal,kemungkinan kontraksi dan yang lain-lain terjadi di beberapa bulan ini,jadi tolong perhatiannya"mereka mengangguk bersama,pergi setelah itu memutuskan untuk berbelanja di mall
"Bagus gak?"Naura menunjukan sepatu yang ia pilih,sepatu Nike dengan warna pink maroon dan putih
"Kamu bagus pakek apa aja sayang"timpal Rahsya mengelus puncak kepala itu,Naura tersipu,memutuskan mencoba sepatu lain lagi
"Aku milih ini,bagus gak sih buat kerja?"Naura mengangguk,sibuk dengan pilihannya,mengangguk tanpa menengok,sedikit kesal Rahsya mengarahkan wajah itu pada wajahnya
"Bagus gak sayangku?"Naura mengangguk,dirinya sendiri terusik saat sibuk memilih yang lain
"Habis ini ke baju gimana?"Naura menggeleng,dia tahu bajunya akhir-akhir ini baru,baru juga kemarin dia membeli baju,banyak pula
"Kenapa,aku mau cari baju aku"Naura mengangguk walaupun ia tahu,dirinya pasti akan dibelikan baju tanpa dia sadari
"Yaudah ke kasir setelah ini,ok?"Naura mengangguk kembali,saat sedang berjalan,langkah mereka terhalang lelaki bertubuh tinggi dengan sepatu yang menambah tinggi badanya,ia tahu siapa ini
"Noel?"lelaki itu mengangguk,menyapa dengan obrolan yang berlangsung,pasti taulah apa yang dirasakan oleh Rahsya,dia memilih diam dengan memainkan ponselnya,jika seperti ini mana mungkin bisa dibujuk?
"Baru kali ini gua lihat Lo di bandung"
"Oh iya,soalnya bokap ada acara disini sekitar 2 hari atau 5 hari gitu"Naura ber oh ria,mengarahkan pandangan nya pada lelaki yang menggunakan Hoodie dengan ponsel yang ia mainkan,Naura menelan ludahnya kasar
"Lo udah nikah?"
"Iya,ini lagi mengandung anak pertama"Noel mengangguk
"Yaudah kalo gitu,gua cabut dulu ya"Naura mengangguk,segera berjalan menuju lelaki dengan ponsel yang ia mainkan,mengelus rambut itu
"Kenapa?ini udah selesai belanjaannya"Rahsya terdiam,mengambil tas belanjaan itu,segera berjalan menuju parkiran
"Gak jadi ke toko baju?"Rahsya masih saja terdiam,Naura hanya menggeleng,heran apa apa dicemburui
"Kamu marah?"tanya Naura saat mereka telah sampai dan terduduk di dalam kursi mobil,Rahsya masih saja tak menjawab,menggunakan sabuk pengaman segera,Naura tahu tiba-tiba Rahsya akan menancap gas
"RAHSYA!"Naura berteriak saat tiba-tiba saja menancap gas, membuat kepala nya sedikit nyilu terbentur dasboard
"Maaf sayang"Rahsya mengelus kening itu,mencium segera saat tau istrinya berseru sakit karena dirinya
"Maaf ya sayang,aku emang emosian,maafin aku"Naura masih terdiam
"Biarin aja ah,aku kerjain bentar"batinya tersenyum pelan
"Sayang,aku minta maaf ya"Naura masih terdiam,membuat Rahsya merasa kecewa
"Ihhh jangan nangis ihhh, cengeng "ejek Naura saat mengetahui mata Rahsya berkaca-kaca walaupun belum ada satupun air mata yang berhasil melintas keluar dari situ
"Habisnya kamu gak mau maafin"Naura segera mengelus rambut itu
"Makanya jangan cemburuan jadi orang"Naura menjitak kepala itu
"Emang yang tadi siapa?"
"Partner Abang"Rahsya hanya mengangguk paham,segera merangkul tubuh Naura dengan tangan kanan yang mengendalikan kendali mobil,tangan kirinya memainkan pipi Naura,Naura pasrah
"Dah sampaiiii"gemas Rahsya menggendong tubuh Naura menuju kamar mereka,Naura menggeleng saat suaminya menggendong dirinya,padahal berat badannya bertambah,kenapa ini gak kerasa gitu ya gendong nya
"Kamu enggak keberatan sayang?"Rahsya menggeleng jujur,bahkan Naura terasa enteng
"Padahal berat badan aku nambah"
"Enggak tuh,kayak pas masih sebelum nikah dulu"Naura kaget,lantas dirinya saja merasa berat
"Oh iya,kamu kan nge gym setiap hari,mana mungkin berat"mereka tertawa
"Dah sampaiii"Naura mencubit pipi itu gemas
"Lucu syekaliiiii"
***
Next kita bakal bahas tentang Noel Yang ada di antara mereka,maksutnya masalah diantara mereka,eh entahlah,tunggu aja besok Minggu kalo enggak Sabtu,gak bisa dua duanya,nih otak udah buntu, terimakasih semuanya 🙏

KAMU SEDANG MEMBACA
NaRa (Sudah Terbit)
Teen Fictionsudah terbit!!! tentang lelaki yang menyukai sahabatnya sendiri, namun saat Naura berpindah sekolah Naura disukai oleh teman sekelasnya/musuh lelaki itu, lalu bagaimana nasib sang pengagum?? Makanya baca dari awal hingga akhir Jangan lupa tunggu kel...