Kini langkah mereka terhenti saat satu manusia tengah membuka pintu itu lalu terdiam disana
"Dia ngapain"bisik Naura disamping suaminya itu,Rahsya mengangkat bahunya,ia juga tak tau
Kini manusia itu pergi dari situ,entah apa yang dipikirkan nya, Naura membawa Rahsya masuk kedalam ruangan nya,kini hening tercipta,mereka menunggu hasil,sedari tadi Rahsya mencoba tenang, menghentakkan kakinya pelan
"Sayang,kamu masih sakit gak?"
"Tenang aja sayang, i'm ok"raut wajahnya masih mengkerut,ia tau Rahsya berbohong soal kesehatan dirinya sendiri
"Jadi gimana dok?"wajahnya serius saat dokter mulai menyampaikan pesan pesan serta apa ya lng dapat mereka cermati
"Sejujurnya,mas Rahsya ini cuman kena efek samping dari pendonor,misalnya mas Rahsya menerima darah,namun tubuhnya serta darah putih belum bisa terbiasa akan darah baru itu,jadi kemungkinan sering terjadi efek ini sekitar 1minggu an"Rahsya menghembuskan nafasnya,lega tak ada apa apa,Naura juga ikut tenang
"Kali bisa,1 Minggu sekali Chek in ke dokter"mereka menganggukinya,lalu mengucap salam dan meninggalkan ruangan itu,namun Rahsya masih bersedap hati,ia tau bahwa itu bukan efek samping,melainkan dirinya yang ceroboh tak meminum obatnya semalam
***
"Mamahhhh"teriaknya membuat sang mamah tertawa,lihat gadis kecil nya yang kini sudah menjadi tanggung jawab orang lain,ia senang hidupnya sesuai dengan apa yang ia mau
"Mamah,aku kangen"peluknya diangguki olehnya,lalu membalas dengan kata yang sama"mamah juga kangen sama kamu,apalagi sama cucu"
Kini mereka tertawa,berhasil memecah hening sementara
"Jadi kalian disini cuman 1 Minggu?"
Rahsya menggeleng,lalu berjalan menyalaminya
"Kita Disini 3 hari,habis ini kita flight jam 9 malem"Dewi hanya mengangguk,lihatlah Naura yang terus manja didalam dekapan sang ayah,mereka hanya tersenyum
"Yaudah kalo gitu,masuk yuk,biar mamah buatin cemilan"Rahsya berjalan memasuki rumah itu,lalu ikut duduk disalah satu sofa yang ada disana, menyalami sang papah mertua lalu tersenyum
"Gimana,anak om nakal gak sama kamu?"Rahsya tersenyum usil,lalu menjawab "iya om,hobinya bikin orang salting Mulu"
Wajah Naura perlahan memerah,Rahsya kembali merangkul punggung Naura erat
"Kamu masi bisa main PS?"Rahsya ikut tertawa saat tawa mereka memecah ruangan yang sedikit hening itu.
"Bisa pah,lumayan lah,habis dirumah gak dibolehin main"
"Ish enak aja,kamu itu yang selalu main padahal udah malem,dasar ngeyel"ujarnya memukul pundak itu
***
"Sayang ayo bangun,kita harus ke bandara"ucapan itu membuatnya sedikit membuka matanya,membenah rambutnya lalu mencari hijab yang ada di kursi itu
"Kita harus sampe 30 menit lagi"lanjut nya memakai pakaiannya
"Kamu masih ngantuk?"ujarnya saat melihat Naura masih mengumpulkan nyawanya,Rahsya segera menggendong tubuh itu menuju mobilnya,lalu mengarahkan supirnya untuk mengambil barang mereka dan memasukannya di bagasi mobil,Rahsya masih menggendong tubuh itu,lalu menghentikan aktivitas itu saat melihat postur lelaki menduduki motor besar sembari mengambil sebuah gambar yaitu mereka, Rahsya menatap lelaki itu membuat sang empu sontak pergi dari pekarangan rumah itu
KAMU SEDANG MEMBACA
NaRa (Sudah Terbit)
Teen Fictionsudah terbit!!! tentang lelaki yang menyukai sahabatnya sendiri, namun saat Naura berpindah sekolah Naura disukai oleh teman sekelasnya/musuh lelaki itu, lalu bagaimana nasib sang pengagum?? Makanya baca dari awal hingga akhir Jangan lupa tunggu kel...