40. Noel?

1.6K 163 9
                                        


"Sayang,hari ini aku enggak bisa jemput kamu ya,aku ada meeting Sampai nanti malam"Naura hanya menghela nafas panjang,secara ia merindukan suaminya yang selalu pulang malam,setiap hari

"Sayang?"Rahsya membuyarkan lamunan Naura,mengiyakan hal itu lalu menutup telepon itu,berjalan keluar mencari Lina,siapa tau dia belum pulang?

"Hish,mana sih nih anak"Naura mencoba menghubungi Lina,namun tak dijawab

"Belum dijemput?"Naura mendongak,lelaki setinggi 178 itu dengan paras yang tampan memanggilnya

"Iya nih,Rahsya gak bisa jemput,ada kepentingan di kantor"Noel mengangguk

"Yaudah bareng gua aja,naik motor gua,kalo Rahsya gak marah"ragu nya

"Ohhh,gak dia gak marah,cepetan anter gua ke butik,gua ada kepentingan"Naura mendorong pelan tubuh itu,Noel segera menyalakan mesin motornya,menjalankan motor itu menuju butik yang tak jauh dari situ,bahkan sepertinya walaupun tak terlalu jauh banyak sekali mata memandang mereka

"Ini beneran lu gak kena marah?gua takut,suami lu kalo marah ngeri"

"Enggak,biarin biar tahu rasa,dari kemarin sibuk pekerjaan,pulang malem terus"Noel ragu,pernah sekali ia bertemu lelaki itu sebelum mereka menikah,memang benar se mengerikan itu, jabatan tanganya saja terasa kuat sekali

"Makasih ya"Naura turun dari motor,memasuki butik melihat satu persatu,membantu disain

"Mbak,dianter siapa?kayak bukan pak bos?"karyawan itu ikut takut,memang terlihat bukan seperti Rahsya

"Temen"karyawan itu mengangguk,tak ingin memperpanjang masalah ini,segera menyelesaikan tugasnya

***

"Mana sih,dari tadi belum Dateng,hoamm"Naura menguap,mengantuk menunggu sang suami yang tak kunjung pulang,padahal ini sudah jam 12 malam

"Assalamualaikum"suara itu membuyarkan kantuknya,segera berjalan menuju pintu yang tak jauh dari sofa tengah ruang itu, Rahsya terlihat tak peduli padanya,cuek begitu saja

"Sini aku bantu"Naura membantu melepas jas yang dikenakan nya,namun Rahsya menepis tanganya,melepas sepatunya tanpa memperdulikan perempuan itu

"Kamu kenapa sih,dateng dateng ngambek gak jelas kayak gini,aku udah capek nungguin kamu dari tadi,kamu nya malah kayak gini"Naura segera meninggalkan lelaki itu,bahkan Rahsya malas menjawab,malas bertengkar,dirinya sudah terlalu capek hari ini

"KAMU KENAPA SIH!"serunya,Rahsya mengarahkan pandanganya, mengepalkan tanganya,menahan pukulan itu, memukul tangan itu di tembok yang ada di dekatnya

"UDAH YA,AKU CAPEK!"Naura menangis,mencoba menghindar

"KENAPA? KAMU TADI HABIS JALAN SAMA COWOK KAN?"Rahsya mencoba meredam amarahnya,nada tinggi nya semakin memuncak

Sebelumnya...

"Sya,Lo gak jemput istri Lo?"Rahsya menggeleng,fokus pada layar yang ada didepannya

"Berarti bukan Lo yang jemput Naura pakai motor tadi?"Rahsya berpaling,wajahnya terlihat berubah 180 derajat dari awal,tatapanya berubah menjadi mata elang

"Kapan?"Reno meneguk air liurnya kasar, sepertinya dia salah ngomong

"E-enggak,salah li-"

"SIAPA!"sentaknya,Reno ber gelagapan,takut membicarakan hal tadi

"Gua lihat Naura jalan sama cowok pakek motor,tapi muka cowoknya gak keliatan"Rahsya melepas cengkraman yang ia berikan pada Reno di celah bajunya,melepas lalu pergi begitu saja,menjalankan mobilnya dengan emosi yang tak dapat ia kontrol lagi,bahkan setirnya menjadi bahan pelampiasan

Kembali ke cerita...

"SIAPA COWOK ITU!"amarahnya semakin meluap,yang tadi tak ingin membahas ini tiba-tiba saja dirinya terusik akan hal ini

"KENAPA, GAK BERANI TATAP MATA AKU"Rahsya mengarahkan tengkuk itu agar mata itu menghadap padanya,namun Naura mengelak

"TATAP MATA AKU!"Rahsya kembali membawa mata itu padanya,melumat bibir itu kasar,secara agresif,dirinya tak akan melukai secara fisik(pikirnya,padahal ini salah satu melukai kata author mah)

"RAHSYA,STOP!"Naura mendorong tubuh itu menjauh darinya

"I HATE YOU!I  GO TO MY HOME"isaknya,segera berjalan pergi menaiki motor mogenya,membawa tas selempang miliknya

"SAYANG!"seru Rahsya saat Naura terlihat menjauh dari sekitaran apart,Rahsya meraup wajahnya kasar,memukul kepalanya sangat keras,bahkan tanganya kini membiru akibat ulahnya sendiri

"DASAR BODOH!"Rahsya kembali memukul kepalanya,tak hirau oleh luka itu

"Woi Lo ngapain"heran Reno,mencoba menghentikan itu,membawa Rahsya,menemani Rahsya segera masuk kedalam kamarnya

"Lo kenapa sih?masalah tadi?"Rahsya terdiam,tak menjawab sepatah katapun

"Sya?"Reno membuang nafasnya kasar,meraup wajahnya saat terlihat Rahsya menyalakan korek api,memberikan satu sumutan pada sebatang rokok miliknya yang baru saja tadi pagi ia beli

"RAHSYA!"Reno menepis rokok itu terjatuh pada tanah yang ada disana,Rahsya berdecak kesal,mengambil sebatang rokok lagi lalu menyumutnya

"Jangan ganggu gua!"Reno ikut duduk di kursi sampingnya,hanya merenung sesal

"Sya,nanti sakit Lo kambuh lagi!"Rahsya tak peduli,sekalipun dia emosi,nyawanya tak lagi ia pikirkan,mati pun dia tak peduli selagi ketenangan datang padanya

"Sya,Lo inget kan Lo punya istri?"

"Balik aja Lo sana,ganggu gua!"Reno menggeleng

"Gak,gua bakal disini sampai Lo selesai sama masalah Lo!"Rahsya tak peduli,cuek melanjutkan menyumut banyaknya batang rokok yang ada di dalam kotak itu

"SYA!"Reno menegur saat Rahsya terlihat menghabiskan 5 batang rokok dalam waktu 25 menit,sedari tadi batuknya bukan lagi mengeluarkan dahak,namun...

"Sya stop,penyakit Lo udah kambuh ituu"

"Balik aja sono"Rahsya melanjutkan,tak peduli walaupun darah yang ia hasilkan sangat banyak sekarang

"Gua balik"Reno membawa kotak rokok itu,Rahsya berdecak kesal,berjalan menuju kamar utamanya,terasa seperti air yang terus  mengalir dari lubang hidungnya,Rahsya mengusap itu,darah kini terus keluar dari hidungnya,namun tak ada rasa takut sekalipun dari dirinya,bahkan kini kemeja putihnya itu berlumuran darah,Rahsya tak memikirkan itu,tertidur di dalam dunia mimpi saat merasakan rasa pusing yang sangat sakit di kepalanya, telinganya berbunyi nyaring,tanpa sadar matanya telah terpejam dengan darah yang mengalir begitu banyak

10 menitan berlalu, Naura bergegas membuka pintu kamar itu,membuka kamar utama,terlihat Rahsya yang terbaring di kasur dengan selimut dan kemejanya yang sangat berantakan,darah benar-benar sangat banyak,entah di spring bed ataupun kemeja nya,dengan keringat dingin,tangan yang bergetar,wajah khawatir nya segera berjalan menuju lelaki itu,mengusap darah itu,menjadikan pahanya sebagai bantal untuk kepala itu

"Sayang,kamu dengar aku kan sayang?"Tak ada respon,rasa khawatirnya semakin meningkat

"SAYANG!"

***

We got u guys,untuk kemarin maaf belum up,gak teratur karena ada banyak pikiran,entah tugas atau apapun itu,sebagai pelajar yang setiap pulang pasti jam 5,agak sibuk dan sibuk,apalagi Sabtu dan Minggu,harus bolak balik ke Jogja buat keperluan,maaf ya atas tidak keteraturan ini,sebagai tanda minta maaf,aku akan melakukan apa yang Kalian mau(asal jangan yg keluar dari alur aja 🙏)

Oh iya,ada kabar dari kak baetz dan mamah Zizi,katanya mas Rakha dilarikan ke rumah sakit karena panasnya gak turun-turun ya?ikut sedih dengernya,semoga cepet sembuh biar mas Rakha bisa kembali menghibur para penonton di tv,dan buat Mala jangan nyusul juga ya,minta doa juga sama kalian buat mas Rakha,makasih semuaaaa jangan lupa vote dan tunggu updatenya terus ya,see u in the next time,byee 🌷

NaRa (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang