08

31 9 0
                                    


Samudra melihat seorang gadis yang ada di samping nya, laki laki itu menghela nafas pelan saat melihat paras imut yang membuat nya tak bisa menolak untuk mengantar gadis itu pulang.

Raya menunduk, memilin ujung bajunya tak berani menatap samudra yang mentapnya tajam.

"Akhirnya lo bangun juga "

Raya semakin menunduk saat mendengar ucapan dingin Samudra, gadis itu sebenarnya malu karena nekat menemui samudra dan akhirnya malah tertidur di kamar laki laki itu, ya bodo amat dengan sikapnya yang terkesan menjijikan raya hanya ingin menemani samudra saat mendengar laki laki itu sakit. Raya menghela nafas pelan memberanikan dirinya menatap samudra.

"Maaf ka aku ketiduran"

Samudra meraih kunci mobil, melirik raya yang kini menatap nya heran,

"Gue tunggu di depan, gue anter lo balik".

"Ta-tapi kan kaka lagi sakit"

Samudra menatap raya dengan senyum tipis nya, tapi menurut raya itu bukanlah sebuah senyuman.
"Buruan gue gamau basa basi" Ucap laki laki itu berjalan keluar.

Raya menghela nafas pelan, samudra selalu seperti ini gadis itu berjalan di depan samudra. Langkah nya terhenti saat melihat gadis cantik yang di sambut hangat samudra, gadis yang membuat nya sulit mendekati laki laki berhati dingin itu, satu satunya gadis yang bisa membuat laki laki kaku itu tersenyum dan bersikap hangat.

"Ta, udah balik? "

Seorang gadis yang disapa "ta" Oleh samudra mengangguk, tersenyum hangat yang raya akui senyum itu terlihat sangat cantik.

"Iya nih, lo udah baikan?"

Samudra mengangguk tersenyum hangat menatap semesta yang ada di hadapannya, ya gadis itu adalah nindia semesta, sahabat samudra satu satunya.

Semesta menatap samudra heran, tangan gadis itu menempel di depan kening samudra, mengecek suhu badan laki laki itu yang ternyata masih hangat.

"Lo mau kemana? Badan lo masih panas"

Samudra menurunkan tangan semesta pelan menatap gadis itu hangat
"Gue gapapa, mau nganter raya dulu"

"Raya? Oh orang yang waktu itu di kantin? Emang dia kesini? "
Ucapan itu membuat samudra mengangguk lalu berdiri di samping raya yang sedari tadi terdiam di belakang samudra.

Semesta terdiam, gadis itu memperhatikan raya yang sama sekali tidak mengangkat pandangannya. Semesta mengerti perasaan gadis itu semesta tersenyum, menepuk puncak kepala raya pelan membuat gadis itu akhirnya mendongak, menatap mata hitam semesta yang terlihat sangat indah.

Dan raya semakin yakin semesta memang benar benar cantik.

"Yaudah, tapi lo hati hati yah jangan bawa motor" Ucapan itu diangguki samudra. Semesta hanya tersenyum hangat pada raya, tak mengatakan satu patah pun pada gadis berparas imut itu.

Samudra mengangguk, mengusap puncak kepala semesta dan perlakuan itu sama sekali tak meleset dari pandangan raya, senyum tipis terukir yah masih belum raya yakin, dia pasti akan bisa mendapatkan hati samudra.

Semesta menatap kepergian samudra entah kenapa firasat semesta mengganjal pada gadis bernama raya itu. Semesta menggeleng, dia tidak boleh berpikiran buruk pada orang lain bukan?. Gadis itu menghela nafas pelan lalu masuk kedalam rumah samudra.

33333333

Raya melirik samudra, gadis itu berdeham kecil namun seperti biasa tak pernah berhasil menarik atensi fokus samudra yang sedang menyetir.

"Tadi ka semesta ya? " Entah mengapa dari sekian banyak kata yang sudah dia siapkan malah kata yang akan membuat nya sakit. Gadis itu menghela nafas pelan.

Samudra, laki laki itu hanya bergumam pelan. Raya tersenyum menatap samudra dengan keberanian hati
"Kalo boleh tau, hubungan kaka sama ka meta apa? "

Terjadi keheningan beberapa lama, samudra hanya diam. Sejujurnya dia menyayangi semesta namun samudra juga bingung atas perasaannya sendiri.

Samudra merasa aneh pada dirinya sendiri, mengapa dirinya seperti merasa dilema? Padahal jika samudra mendapat pertanyaan ini, maka samudra akan langsung menjawabnya bahwa semesta sangat berharga baginya dan samudra sangat menyayangi semesta.

Tapi, entah kenapa samudra merasa sulit saat pertanyaan itu di berikan oleh raya, gadis yang bahkan baru dia kenal beberapa hari lalu. Samudra hanya merasa jika dirinya takut salah bicara dan melukai perasaan gadis itu.

Namun, sejak kapan dirinya memikirkan perasaan orang lain selain bunda dan semesta?

"Ka samudra? " Samudra berdeham pelan, entah mengapa rasa bingung nya berubah menjadi rasa gugup.

"Lo ga perlu tau" Dan akhirnya kata itu yang samudra pilih untuk menjawab pertanyaan raya.

Raya diam gadis itu tidak lagi berbicara gadis berparas imut itu menatap keluar jendela, mata 𝘩𝘢𝘻el nya perlahan menutup. Gadis itu tertidur kembali di mobil samudra.

Samudra melirik raya, laki laki itu menghela nafas kasar kenapa gadis ini suka sekali tertidur?.

Lagi lagi netra tajam itu memperhatikan wajah damai raya yang terlihat sangat cantik saat tertidur. Samudra diam tak lama kemudian jari samudra naik membenarkan poni raya yang menutupi wajah nya saat tertidur.

Dan, sekali lagi entah apa yang samudra rasakan perasaan menggelitik lagi lagi terasa saat bersama raya. Sebenarnya apa ini? Samudra juga tidak terlalu memahaminya.

Rasa menggelitik seakan ingin terus berada di samping gadis itu seperti yang pernah semesta katakan padanya. Namun kali ini perasaaan itu berbeda saat dirinya bersama semesta.

"Padahal gue baru kenal sama lo" Gumam laki laki itu, menatap kembali jalanan yang ada di hadapannya, memikirkan ucapan sang bunda yang terus mengisi kepalanya.

Apakah dia menyukai raya atau tidak samudra tidak tau.

3333333



















Segitu dulu buat part come backnya maaf part nya pendek banget tapi jangan bosen sama cerita semesta yaaa see you in the next chap😄😄😄😄

Broken WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang