014

21 4 0
                                    

Hai smuuaaa balik lagi smaa story broken world ini, smoga sehat slalu yaa selamat membacaaaa

Tinggalkan jejak,!!!

Typo mohon untuk di ingatkan



































Semesta menatap samudra heran, setelah bebas dari kemacetan semesta kira samudra akan benar mengantarkannya pulang. Namun laki-laki itu malah mengajak nya ke sini, tempat vaforit samudra dan dirinya.

Sebuah danau dengan situasi yang sangat menenangkan, tempat yang selalu semesta atau samudra datangi ketika sedang merasa tak baik-baik saja.

Seperti mengerti arti dari semesta, samudra tersenyum tipis.
"Gue sengaja" Ucapnya lalu duduk di salah satu bangku yang tersedia di sana.

Semesta menggeleng pelan, sudahlah jika sudah begini samudra diajak pulang pun sudah pasti tidak mau.
"Kenapa malah ke sini? Katanya lo mau ngajak balik, kalo gitu mending gue di rumah bianca dah sambil jagain raya" Omel gadis itu dan duduk di samping samudra. Menatap danau tenang yang memang tak akan pernah membuat bosan karena keindahannya.

"Disini aja sih, bosen gue lagian lo juga ngapain jagain raya? Udah ada yona yang jagain dia" Jawab samudra saat semesta sudah duduk di samping nya. Semesta tidak menjawab, dirinya akhirnya hanya menikmati pemandangan danau dengan semilir angin yang menerpa lembut wajah cantiknya.

"Lo gapernah bosen kesini ya? " Ucapan semesta membuat samudra yang sama menikmati udara di danau itu menoleh sekilas pada semesta lalu memandang danau yang ada di hadapannya.

"Ga, karena ini tempat pertama kita ketemu"

Semesta terseyum, jadi alasan samudra adalah itu? Tapi semesta tidak yakin karena tempat ini bukanlah tempat mereka pertama bertemu seperti apa yang samudra katakan.

"Ta" Suara samudra terdengar memecah keheningan yang sempat terjadi diantara mereka. Semesta menoleh, menatap samudra dengan tatapan bertanya.

"Lo juga perlu istirahat, kaya yang lo bilang sama gue adakalanya lo lebih baik gatau supaya lo ga ngerasain apa yang seharus nya ga lo rasain" Samudra mengalihkan tatapannya, menantap danau dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Gue juga... Gue juga mau lo ga mikirin apa yang seharusnya ga lo pikirin, urusan orang lain, perasaan orang lain, itu biar jadi tanggung jawab mereka dan lo ga berhak ikut ambil dan rasain juga" Lanjutnya dengan suara lirih.

Semesta terdiam, kini gadis itu menunduk. Tak berani mengangkat kepalanya dan menatap samudra yang kini sudah menatap nya. Ucapan samudra sungguh menusuk hatinya.

Samudra menyentuh pelan pundak semesta, sedikit memaksa gadis itu untuk menatapnya.
"Semesta, mungkin lo emang ikut ngerasain orang yang lukanya sama kaya lo. Tapi rasa sakit itu cuma bener-bener dirasain sama yang ngejalanin. Semua cerita nya mungkin mirip banget sama yang lo rasain, tapi rasa sakitnya udah pasti beda ta"

Air mata semesta luruh, namun gadis itu hanya diam perkataan samudra memang sepenuhnya benar. Tapi ada hal yang samudra tak mengerti. Ini bukanlah perihal luka dan cerita yang sama tapi kemungkinan yang tentu nyata bagi mereka yang terluka.

"Sama kaya halnya ada hak yang gabisa lo bagi buat orang lain, lo juga gausah ikut campur buat perasaan orang lain, lo berhak bahagia walau lo ngerasa hidup lo gaakan lama"

Akhirnya perkataan samudra kali ini membuat semesta benar-benar menatapnya, samudra tersenyum sudah dia duga, tatapan itulah yang selama ini dia sembunyikan semesta.

Perlahan tangan kekar samudra menarik semesta kedalam pelukannya, mengusap puncak kepala gadis bersurai hitam yang sangat indah itu.
"It's okay semesta, everything gonna be okay" Bisik nya lembut, semakin erat memeluk semesta dan membiarkannya lagi-lagi menangis dan memeluknya.

Broken WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang