Hehe aku come back...Masih ada yang nunggu story ini ga si??
Samudra membuka matanya perlahan, pusing nya masih sangat terasa tetapi matahari begitu terik sehingga membuatnya terganggu, masih membiaskan netranya dengan cahaya matahari, tatapan Samudra beralih pada siluet seorang gadis yang sangat Samudra kenali.
Raya?
Satu kata tertulis begitu saja dalam benaknya.
Helaan nafas terdengar dari laki-laki ber kelahiran 03 September itu, iris hitam kecoklatan nya melirik Raya yang ternyata juga tengah menatapnya.
Namun gadis itu hanya diam tanpa membuka suaranya sama sekali.
Samudra mengernyit heran
Kenapa dia?"Ngapain lo kesini? " Ucapan itu akhirnya keluar dari bibir pucat Samudra.
"Kenapa? Salah aku dateng kerumah pacar ku yang lagi sakit? Atau emang mau diurus sama orang lain? "
Kernyitan di dahi mulus Samudra yang tertutup poni lepek nya itu semakin dalam saat mendengar pertanyaan sarkas dari Raya.
Namun sedetik kemudian dirinya terkekeh sinis
"Pacar? Kalo lo lupa itu semua cuma pura-pura Airin Reyana"Samudra diam sejenak, mencoba bangun dan menyandarkan kepalanya yang semakin memberat pada sandaran ranjangnya.
"Dan kalo lo lupa, gue masih punya orang tua. Lo gausah repot jadi pacar pura-pura gue, gue gapernah liat itu"Raya diam, bergumam pelan tanpa berniat membalas ucapan menyakitkan Samudra.
"Ini tadi bunda suruh kaka makan, ayo aku bantu suapin aku tau kaka lemes"Samudra berdecak "Lo ga budek kan? Gue bilang gue ga perlu"
"Bisa sehari aja jangan kasar? Kaka sakit terserah perlu ga perlu, gausah sok keras ka, tangan kaka gemeter aku tau kaka laper, pusing, makannya ini cepet aku bantu makan"
Samudra diam sejenak, menatap Raya yang fokus menatap buburnya lalu mengarahkan suapannya pada bibir Samudra yang masih tertutup.
Samudra tidak mau, sungguh tapi sakit kepalanya semakin membuatnya lemas. Samudra membuka mulutnya, menerima suapan demi suapan yang diberikan Raya.
Hening, tak satupun pembicaraan yang keluar dari bibir mereka, Samudra yang sibuk dengan fikirannya dan Raya yang sibuk menahan tetesan bening yang siap meluncur kapan saja.
Suapan terakhir, Samudra menatap Raya, gadis itu menunduk dengan sedikit air mata yang menggenang di netra hazel nya.
"Kenapa lo lakuin ini semua, gue udah bilang gue mau bantu lo, lo ga perlu lakuin ini semua, lo gausah berharap apapun dari gue. Gue gamau nyakitin lo lebih dari ini" Ucap Samudra dengan pelan, mencoba memberi pengertian pada gadis di hadapannya.
Raya menghela nafas pelan, menatap Samudra lalu tersenyum hangat
"Ka, aku tau dan aku ngerti. Tapi kaka tau kan? Aku sayang sama kaka, aku juga bilang aku bakal berusaha semampuku buat bikin kaka rasain hal yang sama"Raya mendekatkan wajahnya, sontak membuat Samudra mundur. Netra tajam nya membelalak saat Raya mengecup singkat bibir pucat nya.
"Aku sekarang pacar kaka, beneran atau ga status itu yang aku tempati sekarang. Aku ga selemah itu ka, aku bisa nunjukin rasa sayang aku, aku bakal buat perasaan kaka sama dan kepura-puraan kaka itu jadi karma dan berbalik buat kaka sendiri"Raya menjauhkan wajahnya, tersenyum tipis menatap Samudra yang terdiam
"Dan aku pastiin itu ga butuh waktu lama, cepet sembuh sayang" Ucapnya ceria lantas mengusap surai Samudra pelan, membawa nampan dan berjalan keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken World
Novela Juvenil_tak semua luka bisa di ungkap kata, tak semua kata sesuai yang diungkap mata_ Entah orang lama yang membuat luka baru atau orang baru yang menjadi rumah singgah paling nyaman. Tapi bagaimana jika kehidupan yang merupakan rumah sama sekali bukan t...