Hai Hai, gimana nii hari-harinya? Semoga lancar terus yaa dan jangan lupa buat pantengin terus ceritanya... Maaf juga bahasanya aga campur soalnya aku juga lagi usahain biar nyaman buat yang baca juga jadi gapapa ya, bahasa campur maaf juga ada bahasa yang mungkin terlalu kasar dan buat kalian ga nyaman gapapa ngomong aja aku tampun komenannya. HeheOhh iyaa, ini cerita gada kaitan sama tokoh yang aku jadiin visual yaa, ini cuma kisah fiksi dari imajenasi yang gada hubungannya sama sekali sama reality kecuali pengalaman sendiri. AHY gaaa canda aja ko.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya, boleh lah, vote sama komennya sekalian follow biar ga ketinggalan.....
Typo mohon dintandai!!!!!
Selamat membaca.....
Semesta menatap heran samudra yang pulang dengan raut kusut diwajah tampan nya yang terlihat dingin. Semesta rasa keadaan laki-laki itu baik-baik saja saat pergi tadi, tapi kenapa sekarang terlihat penuh beban berat?.
Gadis itu mendekati samudra yang sepertinya tidak sadar akan kehadirannya. Gadis bermata bulat itu duduk tepat di samping samudra, membuat atensi laki-laki itu melirik kearahnya dan akhirnya menyadari kehadirannya.
"Lo belum balik? " Semesta menggeleng menjawab pertanyaan samudra. Dirinya memang masih dirumah samudra untuk membantu bunda membuat kue, karena itulah dirinya masih disini dan baru saja selesai membantu bunda yang sudah pergi ke butik nya.
Ibu samudra adalah seorang desainer yang sudah mempunyai butik yang cukup terkenal, sehingga bunda cukup sibuk dan juga sering meminta semesta membantunya membuat kue untuk beberapa langganan setianya di butik.
Jemari lentik semesta menyentuh pelan pundak samudra yang terlihat lesu, helaan nafas keluar dari samudra dan kemudian laki-laki itu menyandarkan kepalanya pada bahu semesta.
"Kenapa dra? " Tanya gadis itu lembut sambil mengusak pelan surai hitam samudra.Samudra beralih menaruh kepalanya diatas paha semesta, menatap wajah cantik itu yang menatapnya hangat.
Semesta juga tak mempermasalahkan samudra yang menaruh kepalanya diatas paha nya yang terbalut celana panjang itu. Samudra akan seperti ini jika perasaan nya sedang tidak baik-baik saja atau sedang dalam keraguan. Perlahan tangan semesta kembali mengusak pelan surai hitamnya, tersenyum hangat yang menularkan sisi positif yang membuat samudra nyaman.
"Gue mau nanya" Setelah diam beberapa saat hanya menikmati usapan lembut di kepalanya, samudra berbicara pada semesta yang tentunya mengangguk. Mempersilahkan samudra mengeluarkan apa yang dia ingin katakan.
"Ta, salah ga sih kalo kita pacaran sama orang lain cuma buat lindungin dia? " Semesta diam untuk beberapa saat. Pertanyaan samudra jelas pertanyaan yang menjelaskan bahwa pertanyaan yang laki-laki itu lontarkan adalah keadaan yang sedang dia alami.
Jelas hal itu membuat semesta sedikit termenung, namun senyum hangatnya tak pernah sedikitpun hilang dari wajahnya yang cantik.
"Maksud lo, lo pacaran sama dia cuma mau ngejaga dia aja? " Tanya nya memastikan.Samudra mengangguk
"Iya, karena posisi nya cuma gue yang tau masalah dia, dan gue rasa cuma gue yang bisa nolong dia. Gue ga bisa biarin gitu aja, tapi gue gaada perasaan apapun cuma sebatas rasa simpati mungkin? Gue juga gatau"
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken World
Teen Fiction_tak semua luka bisa di ungkap kata, tak semua kata sesuai yang diungkap mata_ Entah orang lama yang membuat luka baru atau orang baru yang menjadi rumah singgah paling nyaman. Tapi bagaimana jika kehidupan yang merupakan rumah sama sekali bukan t...