18. kebenaran

229 9 2
                                    

Hallo semua!!! Apa kabar? Sehat kan? Harus dong

Terimakaaasihh yang sudah stay di cerita Alandra Dan Tara.

Hari ini aku up agyyy, untuk kalian sksksk

Maaf kalo aku buat kalian menunggu, karna akhir² ini jarang buat Megang hp

Dan Hari ini aku bisa update, yaeyyyy!!!

'Happy Reading'

"Masih berani lo deketin Alandra? Pake pulang bareng segala, terus make pegangan tangan segala lagi" Ya benar saja firasat Rara.

"Tau dari mana kalo gue pulang bareng sama Alandra? Lo nyewa orang buat jadi penguntit gue lagi jangan-jangan" Ucap Rara dengan nada yang dibuat mengerikan.

"Asal lo tau, gue diturunin di tengah Jalan gara-gara Alandra liat lo sama Gerald" Rara yang mendengarnya pun tertawa remeh.

"Nggak usah ketawa lo, masih kecil udah belajar rebut pacar orang. apa lagi kalo lo udah gede nanti jadi jalang kali ya" Ucap Risa dengan Smirk nya.

"Nggak habis pikir orang modelan kayak lo gini kenapa bisa jadi osis dan jadi pacar seorang ketua osis ya? Heran nggak si lo ka? Harusnya heran si" Monolog Rara.

"Kurang ajar ya mulut lo" Risa pun menampar pipi sebelah kanan Rara.

Rara pun hanya tersenyum dan memegang pipinya yang panas karna tamparan Risa.

"Enteng banget tuh tangan lo, kak, gue liat-liat. Dan yang kurang ajar disini gue atau lo kak? Yang ngomong seenaknya tanpa bukti" Balas Rara.

Ucapan Rara membuat Risa semakin kesal Dan ingin menampar Rara yang kedua kalinya tetapi tangan Risa sudah dicekal lebih dulu oleh seseorang.

"Nggak usah main tangan bisa?" Ucap Varo dengan alis yang bertaut.

"Gue nggak akan main tangan kalo jalang satu ini nggak mulai" Ucap Risa penuh amarah.

"Dia ada salah apa sama lo? Bisa nggak jangan berulah terus, Risa. Lo disini senior tapi sifat lo tidak mencerminkan itu" Ucap Varo

"Dia jauhin Alandra gue akan berhenti berulah" Ucap Risa sambil menunjuk Rara.

"Ok, gue kasih tau sebelumnya ya ka Risa yang cantik melehoy, gue sama bang Al itu adik kakak. Bang Al itu abang gue, paham?" Jelas Rara.

"Lo kira gue bego? Alandra bilang dia anak satu-satunya" Ucap Risa percaya diri.

Kaget? Jelas, "Abang bilang begitu" Kata Rara dengan suara yang tidak bisa di denger oleh Risa Dan Varo.

Rara pun melihat ke arah Varo dengan sendu lalu pergi meninggalkan keduanya.

"Rara!!" Teriak Varo, dan mengejar Rara.

******

Taman belakang sekolah yang jarang sekali dikunjungi oleh murid-murid, disitulah Rara berada.

"Raa..." Panggil seseorang yang sudah hafal kebiasaan Rara jika menyendiri.

Hiks... Hiks... Hiks...

"Rara?" Panggil Varo, ya orang itu adalah Varo.

"Ka Varo" Ucap Rara sambil menangis.

Varo pun menghampiri Rara dan duduk di Bangku yang kosong disebelah Rara, Varo pun merentangkan tangannya dan mempersilahkan Rara untuk memeluk dirinya.

MY BROTHER POSESIFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang