swadeeka, lukhunno, people in third month, dan lukmeen.
karena lumayan panjang jadi aku bagi dua ya. besok malam up part 2.
*
Alunan piano bergenre ghibli bertajuk A Sad And Beautiful hasil sentuhan jemari Vanessa Wenk mengisi seisi ruang konser EngfaxCharSnack. Nyaris semua penonton membisu menikmati setiap dentuman juga tarian Meena yang lembut selaras nada. Kolaborasi yang pertama kali selain tarik suara ini bak menjadi kejutan karena baik Meena maupun Vanessa hampir tak pernah menunjukkan talenta di Grand Stage. Pertama kali pula ada bintang tamu selain Charlotte dan Snack.
"Selain Pailiu, Meena adalah penari terbaik di antara Miss Grand. Dia selalu berhasil berbicara lewat tatapan mata dan setiap gerakannya," puji Aoom tersenyum kecil nyaris tak berkedip.
"Kau baik-baik saja?" tanya Ice menoleh. Meski penerangan tertuju ke panggung tapi Ice bisa melihat binar berkaca-kaca di sana.
"Ya," jawab Aoom memaksa tersenyum.
Namun, Ice memberikan tisu, paham akan ada air mata yang mau terjun sebentar lagi. Bukan semata-mata harmoni dentingan piano Vanessa dan tarian Meena, tapi sesuatu di dalam hati Aoom. Rindu dan sesal.
Sejak kontrak bersama Grand berakhir dan menyelesaikan drama bersama Aoom, Meena tidak perpanjang kontrak walau Bos Nawat berusaha merayu. Tawaran drama dan film romance tema girls love berkat kesuksesan di About Galaxy juga ditolak. Jeda dan ingin memiliki peran baru. Begitu jawaban setiap ditanya. Terbukti dari film baru Meena sebagai tokoh antagonis ber-genre thriller. Namun, Aoom dan orang-orang terdekat MeenBabe seperti Ice dan Charlotte tahu bukan itu alasan sebenarnya.
"P'Meena, mau ke mana?" tanya Snack melihat Meena pergi setelah LIVE TIKTOK promosi berakhir. "Makanlah dulu!"
"Aku ingin mencari Aoom agar ikut makan. Dia belum makan dari pagi."
"Ohh, tadi kulihat dia ada di pekarangan dekat kolam."
"Ok, terima kasih, Snack."
Meena berjalan cepat mencari Aoom di pekarangan. MeenBabe tidak ada kegiatan, hanya kebetulan Meena ada projek promosi bersama Snack dan Ket. Sedangkan Aoom ada promosi bersama Charlotte dan Heidi. Dilanjut pula kegiatan TOP 10 MGI 2023 tapi masih nanti malam.
Sesampai di sudut dinding Meena memang menemukan Aoom di sana tapi tidak sendirian atau bersama Ice, melainkan Nini yang adalah 1th Runner Up MGI2023. Hanya mereka berdua duduk di kursi ayunan memunggunginya. Tampak ratu dari Myanmar itu menyuapkan sesuatu ke mulut Aoom.
"Kau buat sendiri?"
"Ya, Cia dan Lele mengajariku membuat salad pepaya ini. Mereka belajar dari tiktok lalu memintaku membuatnya. Bagaimana, P'Aoom?"
"Enak. Enak sekali."
"P'Aoom suka?"
"Tidak mungkin tidak suka. Ini benar-benar enak dan bisa kuhabiskan dengan mudah."
"Haahhh, syukurlah. Aku bisa membuatkan hidangan lain kalau P'Aoom mau. Eihhh, kuahnya menitik. Pelan-pelan."
Dada Meena terasa berkobar melihat pemandangan yang berjarak hanya kisaran 7 meter dari tempat dia berdiri. Jemari yang tak sabar menggenggam pergelangan Aoom sigap bersembunyi di balik punggung. Wajah berseri usai berhasil memenuhi target penjualan harus sayu dan memaling bersamaan punggung menarik diri.
"Sepertinya Ratu Myanmar dan salad itu sangat spesial sampai-sampai hanya ingin berduaan di tempat lain."
Hari itu Meena berpura-pura senang sementara Aoom begitu bahagia seperti biasa. Sepasang mata kecil kian bersinar setiap kali mendapati wajah Nini. Produk parfum ada di meja tapi mata mereka lebih sering bertemu lalu sama-sama tersenyum. Belum lagi baik Aoom maupun Nini tak sungkan-sungkan mendekatkan wajah ke leher atau pundak, beralasan menghirup aroma parfum.
Aoom juga kian sering menceritakan Nini pada Meena, Ice, dan Charlotte seolah memamerkan atau menunjukkan betapa dia bangga memiliki sosok Nini. Nini pandai memasak, Nini sangat tepat waktu dan bertanggung jawab, Nini mahir berpromosi, Nini itu, Nini ini, semuanya Nini. Sampai satu hari di bawah hujan lebat di bulan desember, Aoom sekali lagi menyebut nama Nini untuk terakhir kali di hadapan Meena langsung.
"Meena," panggil Aoom memeluk gemas Meena dan membingkai wajah itu lalu berkata lagi, "Aku mencintai Nini."
Deg! Mata bulat Meena terpanah mendengar pernyataan yang sudah jelas-jelas diketahui. Namun, butuh sedikit waktu mencerna ketika Aoom mengatakan hal ini pada dia secara empat mata. Bersama raut penuh kebahagiaan.
"Maksudku... kami, hahahha," tawa Aoom berjingkrak senang meremas rambut di pelipis sejenak. "Kami saling mencintai. "
"Aku tahu," sahut Meena singkat. "Aku tahu, Aoom," ucapnya lagi lirih memaksa senyum. Dagu terasa amat ikut dipaksa terangkat menatap Aoom yang dilanda cinta. "Kau menunjukkannya begitu jelas belakangan ini sejak kalian kembali ke Thailand. Kalian cocok. Selamat ya."
Gurat merah dan titik air yang berkumpul di mata Meena tak bisa dibohongi. Menunduk atau berkedip sedetik saja bisa menjatuhkan kerumunan air di pelupuk.
"Meena, mengapa seperti ingin menangis?" Suara Aoom jatuh melemah dan lengkung senyum di bibir juga mata sontak mendatar. Samar-samar dia mencoba menggali alasan sikap Meena. Cemburu? "Kau tidak mungkin memiliki perasaan padaku, 'kan?"
Meena terkekeh dan tak sengaja membentuk air terjun dari ekor mata. Langsung diseka lalu berkata, "Apa pentingnya mencintaimu atau tidak? Hatimu sudah memilih. Soal cinta, ck, aku bisa jatuh cinta lagi."
"Jadi selama ini..."
"Aahhh, sudahlah. Hahahaha. Tidak usah khawatir," terang Meena mengambil helai benang di bahu jaket Aoom dan mengebutnya pelan. "Semoga kalian selalu bahagia."
Meena sadar tak bisa memanggil 'Nong' lagi karena selain fakta Aoom lebih tua, MeenBabe atau BabeMeena tak lebih dari hubungan teman. Aoom sudah sering menjelaskan itu di media baik secara lisan maupun berupa ketikan.
"Maaf, maafkan aku yang tidak mengerti-"
"Ssttt!" potong Meena menggeleng. "Jangan meminta maaf karena mencintai seseorang bukan kesalahan! Apalagi... kau mencintai orang yang mencintaimu."
Tenggorokan Meena tercekit bak disayat saat mengatakan kalimat terakhir. Mau tak mau harus menerima fakta bila cintanya tidak terbalas karena yang dia cintai telah berbalas cinta dengan orang lain. Babe bukan milik Meen.
"Aku pergi ya. Jadwalku sudah selesai."
Pamit barusan lebih terdengar seperti, 'Nong, aku pergi. Tugasku di sisimu telah berakhir'. Aoom sontak meraih Meena ke pelukan antara merasa bersalah tak memahami perasaan lebih ini dan menghiburnya yang jelas-jelas tidak membuat situasi hati lebih baik. Justru Meena merasa kalau dekapan Aoom tak lebih dari ucapan perpisahan, karena setelahnya sepasangan lengan ini adalah milik Nini.
Ggllrrr! Guntur dan kilat meraung-raung tapi tak cukup memecut kekagetan Meena. Dia terus berdiri mematung di balkon lantai 2 menatap buram limpahan hujan. Langit seakan mewakili air mata yang lelah tumpah dari pelupuk Meena. Udara dingin pun bak mencoba menyiram bara api di dada.
"Meena," panggil Charlotte meraih pundak sahabatnya. "Aku sudah tahu dan dengar semua. Tak apa, kau akan membaik."
Pondasi yang menyatukan sepasang kaki Meena dengan lantai luntur seketika. Dia ambruk ke pelukan Charlotte dan menangis tersedu-sedu. Kedua jemari tergantung tak bernyawa kini memeluk erat punggung Charlotte sejurus wajah tenggelam di bahu. Puluhan menit menahan tangis dan membendung air mata, sekarang pertahanan harus berhenti dan runtuh.
"Mengapa aku tidak berhenti mencintainya sejak lama? Dia selalu menganggap hubungan kami adalah teman tapi aku tetap saja tidak mengerti."
-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
MeenBabe *Oneshoot Story*
Fanfictionkumcer kisah Meena dan Aoom atau nama couple mereka MeenBabe. semoga kalian suka.