"Powerpuff girls!" seru ketiga wanita di depan kamera sambil beraksi memeragakan pose tiga tokoh kartun bewarna biru, merah muda, dan hijau.
Mereka tidak bersahabat baik karena tiga tokoh anak-anak itu tapi telah lama berteman dan 'dicemari' oleh Meena. Wanita penggila yoda tersebut tak sengaja menemukan tiga kaos biru-putih bercorak powerpuff girls, tanpa pikir kedua sahabatnya suka atau tidak dia langsung bawa ke kasir. Hingga sekarang ketiga wanita ini kerap menggunakan kaos itu bersamaan.
Tak peduli menggundang banyak perhatian lantaran menggunakan kaos serupa, mereka tampak menikmati kebersamaan yang jarang-jarang karena kesibukkan. Meena berkutat sebagai pemandu wisata, Aoom bergelut di dunia model baik sebagai pelaku maupun guru, terakhir Charlotte aktif sebagai gamer di kanal Youtube dan Tiktok. Jadwal libur tak tetap dan berada di lokasi beda-beda menjadi kendala. Bisa berkumpul setahun sekali begini rasanya ingin waktu berlangsung amat lama.
"Aku ingin bangun pagi-pagi dan menikmati cuaca pagi hari, jadi tolong jangan berisik!" lontar Charlotte menarik selimut hendak beranjak tidur usai seharian bersinggah ke sana-sini.
"Taruhlah alarm di telingamu, Char, hahaha."
"Dia tidak akan bangun, sebaliknya kita akan terusik oleh alarm itu," celetuk Meena di posisi tengah.
Mereka sengaja memesan hotel dengan ranjang kingsize agar bisa tidur bersama begini, persis ketika masih duduk di bangku kuliah. Bedanya kondisi tiga wanita di sini jauh lebih baik ketimbang dulu. Sebagai mahasiswa perantau dengan dana pas-pasan mereka hidup di sebuah kos sederhana dan tidur bertiga di ranjang standar. Alhasil kerap berdesakan, belum lagi ranjang berkualitas menengah ke bawah membuat punggung kesakitan.
"Kau mau menonton apa?" tanya Aoom menyingkirkan ponsel, mengamati Meena membuka Netflix di layar tv.
"Film barat, Sitting in Bars with Cake."
"Tentang apa?"
"Komedi, pertemanan, dan mungkin sedikit romantis. Nonton saja."
Film di mulai dan sejauh belasan menit berlalu, tidak ada hal terlalu menonjol. Hanya sepasang sahabat dan rencana mempromosikan kue di bar. Sedikit jenuh bagi Aoom hingga dia lebih sering menatap ponsel sembari menaruh kepala di lengan Meena. Hingga waktu berlalu, Aoom telah tertidur membiarkan Meena menonton seorang diri.
Tik. Ah, apa lagi ini? Menangis? Meena menyeka air mata mendapati adegan kedua sahabat duduk di bar menyenandungkan lagu. Pesta bersama kue itu seolah ungkapan perpisahan karena tokoh bernama Corinne diserang penyakit. Dan benar saja, keadaan tidak membaik meski melalui banyak perawatan. Corinne harus menerima bahwa tubuh lincahnya kini sudah lumpuh dan hanya bisa berebah.
"Tahu kah? Aku sangat bahagia memilikimu. Sejak kecil aku berusaha mendapatkan nilai baik agar bisa bersekolah dan kuliah di tempat yang sama denganmu. Bagiku selamanya kau adalah sahabat terbaikku. Sekarang... kalau merasa lelah kau boleh istirahat."
Air mata Meena tak terbendung menyaksikan perpisahan sepasang sahabat. Bukan karena jarak atau memiliki tujuan masing-masing, melainkan napas yang berhenti. Tidak ada lagi pertemuan meski sekadar saling memberi kabar lewat seluler. Mendapat cuti selama dan sesering apapun tidak akan berhasil mengulang kebersamaan. Waktu telah menghentikannya atas ijin takdir.
"Cha, Aoom," batin Meena menatap kedua wanita di sisi kanan-kiri. Mereka bersahabat sekian tahun, mulai dari selalu bersama melewati suka-duka sampai kini berada di hidup masing-masing dan jarang bertemu. "Bagaimana kalau salah satu dari kita pergi? Atau... bagaimana kalau kalian menemukan tujuan lain yang membuat kita makin jarang bertemu?"
Meena menarik selimut sampai ke leher kemudian memeluk kedua lutut, biarkan air mata terus menitik. Seolah lelah mengusap titik air, dibiarkanlah mengalir membasahi selimut.
"Bagaimana jika salah satu dari kita mulai jatuh cinta lalu menikah? Prioritas agaknya sudah berbeda dan persahabatan kita ada di baris kesekian. Aku belum siap melepas kalian," batin dia melepas pelukan di lutut dan mengusap kepala Charlotte juga Aoom. "Luka-lukaku hanya kalianlah obatnya, jika kalian bergantian pergi lalu siapa akan mengobatiku saat terluka?"
*
Jam sarapan tiba, jelmaan powerpuff girls sudah mengisi satu meja dan mengambil beberapa makanan mulai dari camilan, makanan utama, sampai buah-buahan. Seperti para awak pada umumnya, selalu ada obrolan di sela-sela makan. Tapi kali ini hanya Charlotte dan Aoom yang banyak bicara, sedangkan Meena sekadar menyahut singkat dan melahap makanan tanpa selera.
Awal-awal mereka tak begitu sadar karena dirasa Meena hanya kurang tidur. Tapi seiring waktu rona merah dan bengkak di mata Meena tak kunjung berkurang, membuat Charlotte dan Aoom sadar ada yang tidak beres. Walau ditepis beberapa kali, tidak begitu saja mendapat persetujuan keduanya terutama Aoom. Mereka baik-baik saja sampai kemudian dia menyusul Charlotte tidur dan sikap Meena berubah pagi ini.
"Aku..." Meena mengerjap, menerawang ke segelas kopi. "Aku hanya terbawa oleh cerita film tadi malam."
"Ouhhh?" heran Aoom. Meski tertidur tapi dia sempat ikut menonton di awal cerita. "Bukankah itu komedi?"
Meena menaruh garpu dan sendok padahal piring belum bersih dari makanan. Charlotte dan Aoom lantas ikut menaruh perhatian menunggu apa alasan yang membuat pagi mereka terutama Meena begitu suram. Mengapa produser beserta kru hingga artis tega membuat liburan mereka yang jarang ini jadi sendu?
"Jadi begitu ceritanya. Aku tahu ini konyol atau berlebihan tapi rasanya sampai kapanpun tidak akan siap saat harus jauh dari kalian. Bisa tidak kalian jangan cepat-cepat menikah atau apapun yang akan membuat kita jauh? Bisakah setiap kali ada masalah kalian langsung mencariku? Aku pasti berusaha datang ke sisi kalian, janji." Meena tiba-tiba terisak membuat matanya yang masih merah kembali berkaca-kaca.
Charlotte dan Aoom sontak terenyuh dan mendekatkan kursi ke sisi Meena dan memberi pelukan. Diusap air mata itu sambil mengelus kepala atau menepuk punggung di sana. Tak dipungkiri kalau kelak pun tak akan siap bila harus melepas kepergian satu sama lain. Saling berhubungan lewat panggilan video bisa saja jadi hal melepas rindu paling solutif karena cuti bukan lagi ajang pertemuan mereka. Namun, bukan itu yang mereka inginkan.
"Tapi daripada memikirkan apa yang belum tentu, lebih baik menikmati waktu bersama sekarang. Kita tidak tahu kejadian apa di masa mendatang. Bagaimana kalau pada akhirnya kita memang terlahir untuk menua bersama?"
"Bagaimana kalau ternyata satu-satunya alasan kita berpisah adalah tua lalu mati bukan pernikahan atau pekerjaan?" imbuh Aoom meraih tisu menyeka air mata Meena.
"Chai, Meena. Hanyut dalam ketakutan akan perpisahan hanya membuatmu tidak menikmati masa-masa bersama ini. Tidak apa sedikit takut atau khawatir, sedikit saja, sisanya biar kita jalani, apa kata takdir biar jadi tugasnya. Kita tetap bersama bahkan dalam banyak kelahiran selanjutnya," tutur Charlotte bak petapa.
"Iya, tahu. Aku hanya ingin dalam kondisi apapun kalian jangan pernah lupa memberi tahu. Tak peduli sebahagia atau sesulit apapun itu, taruh aku di sana agar tak satu momenpun kulewatkan selagi bernapas. Takutnya kalian tidak ingin membebaniku hingga mengambil seluruh rasa sakit seorang diri."
"Mai dai naa. Kita akan selalu melibatkan satu sama lain seperti yang sudah-sudah. Bukankah kita memang begini sejak bertahun-tahun? Jangan khawatir, Meena!"
Mereka kembali berpelukan membentuk pondasi dunia sendiri, mengabaikan sejenak beberapa makanan yang menunggu dilahap. Tak acuh pula pada segelintir pengunjung atau pegawai menatap heran. Udara berlapis embun bak ikut menaruh iri tapi tak bisa menyusup karena tak ada celah.
"Kalau kita ditakdirkan bersama, waktu, keadaan, ruang, dan massa bisa berbuat apa? Sudah, jangan pikirkan yang tidak-tidak lagi. Kau membuatku lupa pada makanan," ceracau Charlotte melepaskan pelukan dan mengusap gemas kepala Meena lalu mengecupnya sejenak. "Lihat! Jusku ikut menangis," tutur dia menunjukkan meja basah karena embun.
"Bahkan daun-daun di pepohonan sampai berkaca-kaca," imbuh Aoom menunjuk dedaunan memangku sisa embun pagi. "Semua menjadi cengeng pagi ini."
"Mai ching."
-the end-
KAMU SEDANG MEMBACA
MeenBabe *Oneshoot Story*
Fanfictionkumcer kisah Meena dan Aoom atau nama couple mereka MeenBabe. semoga kalian suka.