Stand By Me, Babe Ka!

250 19 0
                                    


Para ratu menghadiri MGT24 Registration Day, tentu Meena dan Aoom berada di sana bersama ratu lain menyambut calon penerus mereka. Satu persatu ratu provinsi tiba membawa berbagai konsep. Mulai dari baju tradisional, modern, sampai hal-hal random yang mengundang tawa. Tahun lalu Meena, Aoom, dan para ratu TOP11 pun melakukan hal serupa. 

"Dulu aku adalah satu salah pejuang bersama puluhan ratu lain. Takdir membawaku berdiri di Top11. Tapi kami tidak lengkap bersebelas sekarang," batin Meena menatap sederet bangku di sisi kanan. 

Ada tiga ratu tak hadir. Earn, Elsa, dan Pailiu. Earn memiliki aktivitas di kota lain sementara Elsa pun berhalangan karena bertabrakan dengan jadwal lain untuk mempersiapkan diri di Miss Eco. Pailiu? Terhitung tiga bulan sudah pujaan hati Snack menjalani karantina di Chuang Asia. Grand Sport Day adalah hari terakhir Pailiu bersama mereka. Hari-hari di mana Snack banyak menangis dan memaksa tersenyum. 

"Pai pasti sedang siap-siap tampil," terka Meena dalam hati. 

Ingatannya ditarik ke setahun silam. Sebelum benar-benar dekat dengan Aoom, Meena lebih dulu dekat dengan Pailiu. Mereka kerap mengobrol atau live tiktok bersama di waktu senggang dan terlihat nyaman satu sama lain. Bahkan pernah pula menjalani beberapa pemotretan bersama hingga sisa-sisa momen MeenLiu tersimpan di masing-masing ponsel penggemar. Fans juga kerap berkata, 'Bagaimana pun sebelum ada MeenBabe, Meenliu lebih dulu hadir dan mereka manis.'

"Pasti berat." Meena menatap Snack berjarak empat bangku di kanannya. Wajah ratu dari Loei terlihat tegang. Dia sendiri tersiksa saat harus berpisah dari Aoom tahun lalu. Bisa tetap mengobrol, berbalas pesan, lalu bertemu setelah tiga minggu rasanya masih disiksa rindu. Sulit dibayangkan seberapa kuat hati Snack menahan pilar rindu yang kokoh. 

"Snack, kau tidak bersama kami saja?" tawar Aoom merangkul pundak Snack. 

Mereka bersama Charlotte akan mengunjungi Pailiu. Meski sadar bahwa selesainya acara MGT24 cukup malam, ditambah waktu perjalanan maka bisa bertemu di perhujung acara saja sudah untung. 

"Aku bawa mobil bersama adikku, kalau gabung di mobil P'Meena, dia sendirian dan akan kesulitan membaca lokasi."

"Ice bisa bersamanya dan kau ikut kami saja."

"Tidak apa, P'Aoom, kita bisa bertemu di sana."

*

Mereka kecuali Snack akhirnya tiba di tempat parkir yang telah dipenuhi fans Pailiu. Tak sesuai perkiraan, bukan sampai di penghujung acara karena Pailiu bersama peserta lain bahkan telah masuk ke mobil dan siap pergi. Para petugas telah berjaga memberi pembatas agar tak mengusik lalu lintas. 

"Mobil yang mana?" bingung Aoom karena semua jendela mobil yang berjajar membawa para peserta tertutup.

"Itu!" seru seorang fans menunjuk mobil yang berhenti tepat di depan gerombolan fans. Dia melihat jelas siluet wajah sang idola. 

Fans lain lekas memanggil Aoom, Meena, dan Charlotte agar segera bergabung dengan mereka. Ketiganya sontak berlari sembari terus menatap ke jendela mobil yang ditunjuk fans. 

"Benarkah?" gumam Meena menyipitkan mata. "Oh? Pailiu!" seru dia berjingkrak melambaikan tangan ke sosok yang muncul di balik jendela. 

"PAILIUUUU!"

"PAILIU!"

"Kha pun naa!" seru Pailiu membalas lambaian para fans. "P'Char???? P'Chaarrr! Kha pun na!" Pailiu kaget sekaligus histeris terharu melihat salah satu saudara Grand hadir. Selang tak lama tubuh Meena yang sempat tertutup petugas pun tertangkap mata. "P'Meena? Ouuhhh, kha pun naa. Kha khun na kaaaa!"

Pailiu benar-benar tersentuh melihat fans yang selalu setia menyambut dan mengantar kepulangannya seusai tampil. Kini ditambah hadirnya Aoom, Meena, Charlotte, dan Ice, dia spontan menitikkan air mata, tak kuasa membendung kebahagiaan itu. Sayang, pertemuan sekian detik berjarak hampir sepuluh meter harus berakhir. Sopir lekas masuk membawa mobil beserta seluruh isinya pergi meninggalkan kerumunan. 

"Semangat, Pailiu!"

"Kami mencintaimu!"

"Aku mencintai kalian juga!"

Dan jendela harus ditutup, Pailiu pergi. Melenyapkan diri dari jendela hitam, membiarkan Charlotte berderai air mata karena rindu. Namun, ada yang jauh lebih sakit dan rindu tapi tak memiliki kesempatan sekian detik ini. 

"Snack, Pailiu sudah beranjak," tuturnya getir terisak pada Snack yang masih dalam perjalanan. 

"Pergi? P'Pai sudah pergi? Secepat itu?"

"Iya, baru saja, Snack."

Meena tak tahu lagi apa yang diobrolkan Charlotte dan Snack, sepasang kaki membawanya ke sisi Aoom. Bak tak ingin Aoom tertinggal atau tersesat, dia meraih lengan sang kekasih dan memberi senyum kecil. 

*

"Narak mak," ucap Aoom bermain dengan Bombay, berulang kali mencium pipi dan kepala kucing abu-abu gelap ini. "P'Damdam narak mak."

"Meow."

Meena menoleh sesaat pada ibu dan anak terbujur di sisinya. Sembari itu melihat para fans mengunggah klip singkat pertemuan sekian detik di tempat parkir tadi. Disusul pula video Snack terlihat menangis lantaran gagal bertemu Pailiu. Bocah itu menahan isakan seraya memalingkan wajah dari kamera. 

"Anak ini sangat kuat," desis Meena menghela napas lemah. Dia sedih Snack tak memiliki kesempatan tiga detik sejauh beberapa meter tadi. Tapi dia juga yakin Snack bisa kuat dan mereka akan dipertemukan di waktu yang tepat. 

Diletakkan ponsel ke meja lalu meraih lengan Aoom, ingin berbantal lengan seraya memeluk kekasih beserta anaknya itu. 

"Uhmm? Tham mai? Tiba-tiba manja begini?" hatur Aoom mengelus kepala Meena lalu menghadapkan Bombay ke Meena. "Lihat! Ibu Mangkhud sedang manja."

Meena tersenyum kecil mengusap-usap dagu Bombay. Dia kemudian berkata, "Nong, kau jangan pernah pergi jauh lagi ya."

"Ehm?" kaget Aoom tersentak, Meena tiba-tiba sendu dan berkata seperti barusan. "Ada apa?" tanya dia lagi menyorot wajah Meena seraya mengerutkan kening, bingung dan khawatir.

"Setelah bertemu sebentar dengan Pailiu tadi dan melihat Snack menangis karena gagal melepas rindu, rasanya aku tak akan kuat bila harus berpisah darimu. Berpisah darimu saat kompetisi di Vietnam saja sudah berat walau setiap waktu bisa mengobrol atau mengirim pesan. Kalau harus berpisah lagi lebih-lebih sampai sulit berkomunikasi, aku tidak yakin bisa kuat seperti Snack."

Suara Meena lemah dan lirih, bola matanya berkaca-kaca, dan pandangan itu begitu sayu. Aoom pun terenyuh tak sanggup menahan kedua lengan untuk tidak merangkul lebih erat tubuh di sisinya. 

"Kita tidak punya alasan berpisah, jangan berpikir yang tidak-tidak!" Ibunda Bombay mengusap dan memijat kecil kepala Meena, sesekali dikecup pula kening dan ubun-ubun harum ini. "Aku sibuk di sini, di Thailand, bersamamu. Sibuk menyiapkan MGT24, film, fanmeet nanti, dan drama kita. Hampir semua tentang MeenBabe, jadi kita justru selalu dekat."

"Tapi bisa saja suatu ketika, Papa Nawat-"

"Sssttt!" potong Aoom menaruh telunjuk di bibir Meena. "Papa tak punya alasan memisahkan kita. Nong, sudah, kau hanya terbawa suasana. Aku tidak ke mana-mana. Cha? Jangan menyiptakan rasa takut pada diri sendiri!"

Aoom sedikit bangkit, berbaring sambil setengah duduk. Ditarik raga Meena menindih di atas, membenamkan wajah sendu di leher dan dadanya. "Mereka pun pasti segera bertemu. Hanya belum tahu kapan, tapi pasti di waktu yang tepat," hatur dia menyandarkan pipi di ubun-ubun Meena, jemari mengusap punggung dan ditepuk-tepuk pelan. "Seperti kita, bertemu di waktu yang tepat."

"Emm, ka," gumam Meena memanggut kecil, meraih Bombay ikut bergabung ke pelukan mereka. Tidak serta-merta membuat ibu dari 3 kucing dan 1 gecko tenang seketika. Karena apa yang terjadi di masa mendatang tidak bisa ditebak. Meski begitu benarlah bila tak perlu berpikir tidak-tidak apalagi sampai menyiptakan ketakutan sendiri. "Ka, Aoom."

-the end- 

MeenBabe *Oneshoot Story*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang