Sawadeeka, kalongers. maaf ya ff kemarin lama up. tapi senang banget masih ada yg setia nungguin dan hadir. semoga selalu setia menunggu ff meenbabe ya.
*
"Ya begitulah. Jadi-" ucapan wanita berkacamata terhenti melihat wanita berkemeja merah yang menutupi kulit putih keluar dari ruang sebelah. "Meena!" panggil dia sebelum kemudian berpamitan dengan tiga rekan lain di balkon dan berlari menghampiri sosok bermata bulat yang disapa Meena ini.
"Ka, Aoom?"
"Mau ke kantin?"
"Em," sahut Meena mematuk kepala, terpanah pada paras yang menyeringai lebar di hadapannya. Dilihat-lihat mungkin senyum ini lebih lebar ketimbang saat bersama pegawai tadi.
"Ikut!" ujar Aoom menekan tombol ke bawah dan berjingkrak kecil menarik Meena ke dalam. "Aku ingin makan nasi omelette hari ini."
Meena menatap jemari yang mencubit kemejanya tadi kini menjalar berubah genggaman di lengan. "Manis." Dia mengulas senyum kecil tapi kemudian mendatar kembali. "Dia manis pada banyak orang."
"Kau ingin makan apa hari ini?"
"Ehmm...." Meena bergumam melihat deretan pedagang dengan aneka menu. "Mungkin ak-"
"P'Meena!!!" sapa salah satu rekan mereka. Wanita berambut merah gelap tergerai sepunggung melambai semangat seraya menunjuk kursi di sebelah yang kosong.
"Haiihhh, bocah itu! Dia seperti bayangan yang tidak mau lepas dari Meena," umpat Aoom memutar bola mata seraya sigap memeluk makin erat lengan Meena. Mereka berjalan menghampiri resepsionis sekaligus sahabat Meena. "Bisa pergi saja tidak? Piringnya pun sudah kosong," gumamnya lagi dalam hati dan duduk di sisi Meena seraya memasang raut tak senang.
Resepsionis memakai tanda nama Pailiu memiliki hubungan baik dengan Meena sejak keduanya diterima bekerja. Mereka sering istirahat dan menunggu bus bersama sepulang dari kantor. Sampai kemudian Pailiu diminta menjadi resepsionis menggantikan pegawai lama. Jam kerja juga berbeda ruangan lebih-lebih lantai membuat mereka jadi jarang bertemu. Alhasil Aoom yang lebih sering menghabiskan waktu bersama Meena meski berbeda ruangan dan divisi.
"Ya sudah, aku harus kembali. Sampai jumpa. Sampai jumpa, P'Aoom."
"Sampai jumpa, Pai," sahut Aoom tersenyum dan melambai ramah. Tapi senyumnya hilang berganti juluran lidah sebaliknya tubuh Pailiu menunjukkan punggung dan berlalu. "Pergi sana!"
*
Selepas dari kantin mereka berjalan santai seakan tak ingin cepat berpisah dan duduk di meja masing-masing. Waktu istirahat juga masih sisa 17 menit. Terlalu lama untuk sekadar naik ke lift dan berjalan belasan langkah.
"Ehmmm, besok..." Aoom mengerjap menghindari pandangan Meena. "Besok aku ulang tahun."
"Aku tahu."
"Kau sudah tahu?" histeris Aoom bergidik. "Apa dia diam-diam mencari tahu soal diriku selama ini?"
"B-baru saja ka-kau beritahu. Heheheh," tawa Meena kikuk sambil meremas jemari yang disembunyi di balik punggung.
Aoom tergelak sadar bercampur malu karena sudah terlalu percaya diri. Wajahnya tiba-tiba panas dan memerah. "Sial!"
"O-oh iya besok aku benar-benar tidak ada kegiatan. Kalau... kau bosan dan senggang juga butuh... teman, ehem eheug, kau bisa mengajakku pergi. Ekhem. Atau... kita bisa makan patthai di apartemenku."
Terlalu sulit bagi Aoom sekadar berkata, "Apa kau mau pergi jalan-jalan besok?" atau "Bagaimana jika kita menghabiskan waktu bersama di apartemenku? Aku akan memesan banyak makanan." Dia akhirnya berputar-putar seolah Meena membutuhkan bantuan mencari aktivitas di hari libur.
KAMU SEDANG MEMBACA
MeenBabe *Oneshoot Story*
Fanfickumcer kisah Meena dan Aoom atau nama couple mereka MeenBabe. semoga kalian suka.