sawadeeka. maaf ya lama. biasanya kalau twoshoot pasti beruntun tapi ini nggak. mohon dimaklumi.
*
"Ini terasa seperti kencan," batin Aoom, berjuang mengendalikan gemuruh detak jantung.
Dia menggosok sepasang telapak tangan dan memeluk atau mencium wajah Bombay, berharap jantung bekerja normal. Namun, tetap saja sulit. Para awak melenggang kangkung atau bocah-bocah berlari tunggang-langgang bak memainkan peran polisi dan penjahat sama sekali tidak mengusik. Seluruh perhatian Aoom habis di 'kencan' yang sudah direncanakan di hari setelah pesta lajang Faye.
"Aoom," panggil seseorang hadir dari balik punggung sambil mendorong kereta bayi tanpa bayi. Seekor kucing lebih berisi dari Bombay dan berperawakan layaknya singa tapi berukuran mini serta bewarna abu-abu.
"Ouhh, Mee- Kee? Hahahaha. Narak na," kaget Aoom dari canggung menjadi girang melihat salah satu peliharaan mantan yang pernah dijumpai sekali. Sesaat dia lupa pada 'bayinya' dan meraih bayi lain dari kereta ke timangan. "Cupph! Ehhmmm, singa kecil. Khud, Korn, dan Brooklyn tidak akan berani mengusikmu. Hahahah. Emmm, kupikir kau akan datang bersama Nong Brook."
"Dia sedang tidur bersama Khud. Korn? Ah, dia kucing membosankan, terlalu introvert."
Aoom terkekeh sesaat. Kegelisahannya lenyap berganti senang melihat singa cilik terbujur dalam pelukan. Berterima kasih pula atas kehadiran tak diduga yang berhasil mengatur detak jantung lebih tenang. Paling tidak untuk sejenak rasa kikuk sirna, 'kencan' bersama mantan tidak terasa menegangkan.
"Kau sangat tampan, P'Kee."
Bak ikut tersentak Meena memandang wajah Bombay, sepasang mata membelalak seolah mengerti dan tak terima ibunda memuji kucing lain di depannya. Meena pun meraih Bombay dalam pelukan untuk memberi pelukan serta kecupan rindu. Pertemuan di vila belum cukup menuntaskan rindu mereka. Mereka. Meena dan Bombay, juga Meena dan ibunda Bombay.
Dalam beberapa menit mereka tenggelam dalam kegemasan pada kucing satu sama lain. Dua kucing yang memiliki warna hampir serupa tak ubahnya perantara sekaligus penangkal kecanggunggan antara Meena dan Aoom. Meski sesekali saling mencuri pandang tapi hanyut kembali atau sengaja membatasi diri seakan saling menunggu siapa yang lebih dulu memulai obrolan seputar diri masing-masing. Diri mereka, bukan kucing di timangan masing-masing apalagi yang terlelap di rumah.
"Kau terlihat keren, itulah mengapa Khud suka mengusikmu setiap kali mengubah gaya rambut. Kee sangat tampan," puji Aoom mengendus semerbak harum tubuh Kee.
"Kau juga tampan dengan setelan kemeja hitam dan kacamata bening itu," batin Meena mengulum senyum.
*
Sore mulai gelap beranjak meninggalkan malam di langit Krungthep. Mau dan harus mau mereka berpisah mengakhiri pertemuan begitu singkat. Lebih-lebih cenderung dihabiskan untuk bermain dengan kucing demi mengontrol gejolak dalam dada.
"Hati-hati di jalan."
"Pesan yang lebih tepat untukmu. Perjalananmu cukup jauh," sahut Aoom menatap buram tubuh Kee meringkuk lelap di kereta.
"Ya, sampai-sampai aku terlambat dan membuatmu menunggu cukup lama."
"Seperti tidak pernah melakukannya saja," lirih Aoom menyindir kebiasaan lama Meena yang sering telat entah menjemput atau tiba di lokasi tempat janjian mereka.
"Hei!"
Bug! Bogem Meena membentur lengan Aoom begitu lancar dan terasa sampai ke tulang. Aoom sontak tergelak dan memicing, dia makin mengernyit melihat sang mantan tertawa tanpa dosa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MeenBabe *Oneshoot Story*
Fanfickumcer kisah Meena dan Aoom atau nama couple mereka MeenBabe. semoga kalian suka.