Naughty Meen

605 27 7
                                    


"Akkhhh! Sshhhh!" erang Meena meringis tertahan usai menempelkan ujung  lidah ke potongan jeruk nipis. "Ukhhh, rasakan!" umpat dia memasukkan ujung sedotan ke jeruk nipis dan memutarnya sejenak berharap cairan asam murni agak naik.

"Meowww."

"Sssttt! Kau jangan ikut campur, P'Dumb!" tutur Meena seolah kucing abu-abu sang kekasih paham kejahilannya. "Diam saja, dai bo?"

"Meooww."

Dumbdumb atau biasa juga dipanggil Bombay bak mengerti lalu melompat turun dari meja membiarkan Meena kembali sibuk melancarkan keusilan. Diamati sedotan bening, ingin memastikan titik-titik sari jeruk nipis menghinggap tiap inchi permukaan. Dirasa kurang Meena membalikkan sedotan dan memeras jeruk ke lobangnya. Sambil terkikik puas dimasukkan kembali sedotan 'mematikan' ke gelas berisi kopi americano milik Aoom. Dia kemudian buru-buru membersihkan meja dan mencuci pisau lalu duduk dengan tenang.

Glek!

"Ahhh segar sekali," ujar si pemilik apartemen menggantungkan handuk lalu duduk di meja rias ingin mengoleskan daycream serta menyisir rambut.

Di sudut kaki ranjang Dumbdumb tengkurap seraya melempar pandangan ke Aoom dan Meena bergantian. Bola mata itu seperti menyiratkan, 'P'Meen, kau sungguh ingin melakukan itu pada ibuku?' Tapi Meena pura-pura fokus scroll tiktok sembari menyeruput teh dinginnya sendiri.

"Charlotte akan mampir nanti sore, kau jangan pulang malam ini tapi besok saja ya," pinta Aoom berpindah duduk ke sanding Meena lalu meraih gelas kopi yang sedotannya telah tercemar.

"Chai," gumam Meena menoleh sejenak dan kembali pura-pura menatap ponsel.

"Slrrpp! Eheug eheug huwekkk."

"Araai na?"

"Ssshhh kenapa kopi ini asam? Apa basi?" lontar Aoom mendesis seraya mengernyit sesekali bergidik merasakan sisa-sisa asam di lidah.

"Basi? Kopi dibuat saat kita memesan, mengapa bisa basi? Biar kucoba!" Meena menyedot kopi, tentu dia merasa asam juga tapi kadarnya rendah karena sebagian besar sudah masuk ke mulut Aoom. "Ini pahit seperti americano biasa yang kau minum, Nong. Asam darimana? Apa mulutmu kemasukkan sabun atau lotion?"

Asumsi barusan membawa jari-jari Aoom menyubit lengan Meena. Merasa dipermainkan dia kembali menyesap cairan hitam dan benarlah kalau pahit seperti biasa. Aoom sontak tergelak tak percaya lalu menyedotnya lagi.

"Tapi aku tidak berbohong, tadi memang asam."

Meena mencibir serta memutar bola mata tak percaya. "Bilang saja mau menciumku makanya kau membuat trik ini agar aku meninggalkan bekas di sana."

Puk puk puk! Pukulan bertubi-tubi melayang ke lengan dan paha Meena.

"Mai ching! Aku biasa menciummu sesukaku, untuk apa harus menggunakan cara barusan? Enak saja!" gerutu Aoom kesal tapi tetap tidak membuat dia enggan menaruh kepala di bahu Meena, tempat paling nyaman yang pernah ditemui.

Meena tersenyum dan mengedipkan mata pada Dumbdumb memamerkan keberhasilan tanpa dicurigai sedikitpun. Kucing abu-abu itu hanya mengeong lalu beranjak pergi meninggalkan pasangan di sana, menikmati kesendiriannya di sisi meja makan.

*

"Haahh, mengapa Ice menaruh perabotan setinggi itu?" gerutu Aoom beranjak ingin mengambil tangga. "Menyusahkan!"

Meena menatap tangga besi yang setinggi dua meter saja, masih kokoh dan sangat membantu di saat-saat terdesak ketika kursi tidak cukup tinggi. Namun, dari sana justru timbul keisengan di kepala, membuat bibir membisu datar seketika tersenyum. Dia lalu menggendong Dumbdumb dan cangkir kosong, kucing itu dibiarkan berebah di atas kursi sanding tangga sementara Meena sendiri lanjut ke wastafel menaruh cangkir. Diraih sebuah gelang karet dan dililitkan ke jemari.

"Nong, kau cari apa? Hati-hati! Kuharap kaki tangga benar-benar kokoh," ujar Meena bersandar di sisi pintu memerhatikan sang kekasih masih berusaha meraih sebuah kotak di balik tumpukan kardus lain.

"Ya, Ice benar-benar membuatku kesulitan," oceh Aoom berusaha mengangkat kotak bersampul blender tanpa sadar Meena agak menendang kaki tangga hingga membuat tangga seketika bergetar. "Ouuhhh aaakkhhh!"

Aoom reflek melepaskan kotak seiring tubuh oleng ke arah Meena. Hap! Meena tentu saja sudah sigap di sisi tangga menangkap atau merangkul lebih tepatnya. Namun, karena sudah kesal bercampur kaget, Aoom memandang kesal tangga yang lebih cocok disebut sebagai korban itu.

"Haahhh, tidak berguna!"

"Jangan menyalahkan benda mati, dia tidak bersalah, Nong! Kau kurang hati-hati. Atau... jangan-jangan justru dirimu sengaja agar jatuh ke pelukanku? Kau mau membuat adegan seperti di drama?"

"Araai!" sahut Aoom melepas pelukan dan menepuk bahu Meena.

"Kau jatuh setelah aku di sini dan memintamu berhati-hati. Apa dirimu menaruh kamera di sini?" sungut Meena menoleh ke sekeliling mereka pura-pura mencari kamera tersembunyi.

Aoom lantas mencengkram kedua lengan Meena dan berkata, "Hei, Meena, jangan mengada-ada!"

Jemari Meena yang sudah memegang karet beraksi menembakkan karet tersebut ke area kaki Dumbdumb tepat di balik punggung Aoom. Ctak!

"Meow!"

Meski karet melesat ke kaki kursi tapi cukup membuat DumbDumb kaget dan melonjak ke punggung Aoom sebelum kemudian mendarat di lantai. Aoom yang tak siap menerima pijakan Dumbdumb pun ikut kaget dan reflek memajukan badan tanpa sadar Meena turun menyondongkan pipi. Cuph!

"Hooohhhh, sekarang kau mencuri kecupan," seru Meena.

"Mana ada? Aku...,"

"Ini benar-benar curang!

"Dumbdumb tiba-tiba melompat dan aku terkejut. Isshhh!"

"Haahhh setelah menyalahkan benda mati kau menyalahkan hewan. Sulit dipercaya!" Meena berdecak dan menggeleng kemudian berlalu mengangkat Dumbdumb ke timangan. "Ayo bermain denganku saja, P'Dumb, ibumu menyebalkan sekali."

"Hei, kalian! Akkhhh, aku benar-benar frustasi!" kesal Aoom mengacak rambut sejurus menghentak kaki melihat punggung Meena menjauh.

Sembari itu Meena tersenyum mengecup kepala kucing di gendongannya. Begitu tenang tanpa rasa bersalah Meena kembali terbujur membiarkan Dumbdumb duduk di sanding perut. Tiba-tiba kucing ini bangkit menghampiri bahu kekasih sang ibu dan menaruh jemari di kepala Meena seakan menyampaikan, 'Semoga Langit memaafkan kebebalanmu, P'Meen karena kau terlalu nakal.'

"Hhihihih. Sttt!"

-THE END-

MeenBabe *Oneshoot Story*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang