Sawadee ka. Maaf lamaaaaaaaa sekali tidak up. Author moodnya jelek ditambah writing block, sakit, cidera kerja juga. komplit sudah hahahaha.
"Senang melihat kalian bertemu dan merayakan natal juga tahun baru di sini," tutur wanita memakai kupluk toska dari wol dan terdapat sebutir manik berbentuk yoda di sebelah kiri.
"Haahhh, setelah berbulan-bulan aku mengarungi udara," sahut wanita yang berbinar-binar dalam pelukan tunangannya. Tuntutan kerja dan jarak antar benua membuat sepasang kekasih harus rela menahan rindu. "Ayo, kita rayakan!"
Masih dalam kehangatan topi alien aneh setidaknya bagi beberapa orang, dia menggeleng dan menyingkirkan badan. "Oh, tidak, aku tidak ingin mengusik kebersamaan kalian. Tapi... tetaplah mengundangku di malam natal. Sudah kusiapkan banyak wine, hahahaha."
Kedua kaki melaju usai melambai pada sepasang kekasih di serambi mess karyawan, meneruskan langkah ke Planty Park, salah satu wajah keindahan di Krakow. Jadwal penerbangan tahun ini berakhir di Polandia. Beberapa awak maskapai memilih pulang ke rumah atau negara masing-masing untuk merayakan natal dan tahun baru. Segelintir lagi memilih singgah seperti halnya dua karyawan dari Negri Gajah Putih. Tina menerbangkan keluarga dari Thai ke Poland. Siapa sangka sang tunangan dan keluarga ikut bertandang.
Meena? Dia sendiri. Tak merayakan natal atau memiliki agenda apapun. Pekerjaan menjadi pramugari bukan impian melainkan pelarian.
"Aku percaya sesuatu bernama cinta itu nyata keberadaannya," batin dia tersenyum masih terngiang-ngiang kebahagiaan Tina bertemu sang tunangan. "Namun, yah, hal tak kasat mata semacam ini tidak tercipta untukku. Sepertinya."
"Merry christmas," sapa seorang pejalan kaki membawa anjing labrador bewarna coklat keemasan.
"Hello. Merry christmas. Hi, boy!" sapa Meena membawa senyum si pejalan kaki dan mengusap-usap kepala hewan setinggi di atas lutut ini.
Keduanya berpisah usai bertegur sapa, sesekali Meena menoleh ke anjing yang digadang-gadang sebagai anjing paling populer di Polandia akan kelembutannya. Terlihat dari cara ikut menyapa, mendekatkan wajah ke telapak Meena. Membuat dia rindu kucing-kucing di rumah. Sudah hampir setahun tak menimang 'anak-anak' karena 'pelarian' ini.
"Aku rindu Khud, Kee, danBroke, bahkan rindu si membosankan Korn juga Belyn dan Molly. Tapi tidak dengan rumah atau keluarga. Keduanya tak lebih dari sekadar luka. Patah hati terbesar dalam hidup adalah mengetahui bahwa orang tuaku tidak peduli aku bahagia atau tidak, mereka hanya peduli aku menuruti keinginan mereka atau tidak. Memang mengapa aku di sini? Hati anak yang terluka mau mengharapkan apa selain kebebasan atas pilihan hidupnya sendiri?"
Daun-daun kering yang sudah meninggalkan ranting sejak pertengahan musim gugur tersapu angin dan bertopang di bahu Meena. Bak tak diizinkan mengurai dengan tenang, jemari Meena meraih dan merobek tiap mili hingga menjadi serpihan dan menjatuhkan ke tepi kolam. Beberapa helai kecil terbang terbawa angin. Persis seperti dirinya yang memisahkan diri sejauh mungkin.
"Ibu membesarkanmu susah payah agar kau bisa menjadi orang baik, sukses, dan berada di jalan benar. Tapi begini balasanmu? Bukan hanya tak mau menikah tapi kau juga seorang penyuka sesama jenis."
"Ibu terus merasa telah melakukan kewajiban tanpa sadar bahwa Ibu juga melukaiku. Ayah pergi dan kalian mendidikku sangat-sangat keras hingga tidak bisa menjadi diri sendiri. Aku harus begini, jangan begitu, tidak boleh seperti itu, harus semacam ini, dan masih banyak omong-kosong yang harus dituruti. AKU TIDAK MAU HIDUP SEPERTI ROBOT!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MeenBabe *Oneshoot Story*
Fanfickumcer kisah Meena dan Aoom atau nama couple mereka MeenBabe. semoga kalian suka.