I Like Her, But I want You

288 19 7
                                    


"Jika punya kesempatan, aku ingin sekali menjalin hubungan dengannya," gumam Aoom penuh harap melihat seorang wanita keturunan Thai - Inggris yang adalah kepala SPV di salah satu divisi tempat dia bekerja. "Siapa yang tidak ingin memiliki kekasih sesempurna Khun Char?" gumam dia lagi menggigit bibir bawah, dan tanpa sadar meremas jemari dalam genggaman, bukan jemarinya.

"Akhh! Aoom!"

"Eh, maaf, aku hanya..."

"Ck!" Si pemilik jari berdecak mengerutkan wajah, kesal bercampur sakit di jari telunjuk. Dia pun menghentak kaki dan beranjak melanjutkan langkah yang terhenti demi Aoom  untuk bisa melihat senior mereka sekian detik.

"Ehhh, Meena, tunggu!" Aoom buru-buru menghampiri dan menyetarai langkah wanita bermata empat dengan rambut hitam lurus tergerai sepunggung. "Maaf, aku hanya spontan dan gemas. Jarimu tidak apa-apa, 'kan?"

Meena menarik cepat jemari sebelum diraih Aoom lagi. Tak peduli permintaan maaf Aoom, dia tetap melanjutkan langkah dan masuk ke lift lalu membuang muka. 

"Meena," panggil Aoom menekan suara hingga terdengar seperti suara anak kecil. Sekali lagi dia memanggil begitu sembari tersenyum dan menggelitik dagu wanita yang terus berusaha menghindar. "Nong Meena, jangan marah, na na na na!"

Ting! Pintu lift terbuka menampakkan seorang wanita membawa map biru yang siap bergabung dengan mereka. Aoom tergelak, dia berdiri tegak dan sigap merangkul lengan Meena bahkan membuat sosok tersebut tercekat reflek merapat. Sepasang mata gemas lenyap berganti pandangan tajam memanah sosok pembawa map. 

"Hai, kalian darimana?"

"Kantin. Kau belum istirahat?" tanya Meena menyorot map dalam rangkulan lengan berjas oranye.

"Sebentar lagi."

"Jangan telat makan, Tia, kau bisa sakit. Makan tidak butuh waktu lama."

"Ka, ka, terima kasih sudah khawatir."

"Cih! Percaya diri sekali. Meena hanya basa-basi denganmu," batin Aoom mencibir dan melirik jemari tak memegang map mengelus lengan Meena. "Singkirkan tanganmu, sialan!"

*

Meena menyeringai senang, spontan berjingkrak kecil menatap layar ponsel. Di sana terpatri poster film bercorak warna toska dan ada sebuah kubus seperti rubik. 'Grand Cube' tajuk film tersebut, tayangan yang dinanti sejak lama. Selain Meena menyukai film genre thriller ada Vanessa Wenk dan Snack Ajcharee, dua tokoh favorit sejak lama. 

"Hei, Meena," sapa Aoom tiba-tiba sudah hadir dan mengalungkan lengan di leher Meena. "Ayo besok pergi ke pameran perusahaan kita!"

"Ah? Mai ah."

"Aku ingin pergi bersamamu. Ayolah!" ringik Aoom mengguncang lengan Meena dan memasang wajah memelas.

"Araai ni ah? Mai na. Besok aku ingin menonton film yang sudah lama kutunggu," ujar Meena menunjukkan sambil film Grand Cube. 

Aoom merampas ponsel Meena dan mengecek daftar bioskop, tanggal, beserta jam tayang. Dia berdecak, "Akan diputar selama seminggu di berbagai bioskop dan sehari tayang tiga kali. Kau bisa menonton kapan saja."

"Isshhh, tidak mau. Mengapa harus memundurkan keinginan demi pameran yang tidak ingin kuhadiri? Lagi pula, kau tidak tertarik pada pameran tapi pada Khun Char."

"Ayolah! Temani aku ke pameran lalu kita menonton bersama."

"Mai daaiii!" geram Meena menepis cengkraman juga menurunkan lengan Aoom dari lengan. "Kau ini menyebalkan sekali!"

MeenBabe *Oneshoot Story*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang