Chapter 9: Kejutan (1)

393 50 0
                                    

Rienna dan Eldric akhirnya tiba di kastil utara setelah menghabiskan perjalanan pulang mereka dengan percakapan ringan.

Eldric memberitahunya kalau ia akan memerintah Welch untuk membantu Rienna untuk belajar tentang tanggung jawabnya sebagai seorang duchess. Sebagai kepala pelayan, Welsh selama ini juga dibebani oleh pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh Rienna.

Eldric juga mengatakan jika Rienna ingin langsung diberi wewenang untuk mengerjakan seluruh tugasnya, ia bisa melakukannya hari itu juga, namun Rienna yang kala itu masih belum mengerti seluk-beluk kehidupan bangsawan menolaknya dengan alasan bahwa ia belum siap.

Duduk sendirian di kamarnya yang luas, Rienna menghisap perlahan teh hangat yang baru saja disiapkan oleh pelayannya. Senyap kembali mendekap tubuhnya.

Tidak bisa ia pungkiri kalau ia merindukan kehidupan lamanya, tapi bahkan keinginannya untuk kembali ke tempat itu terhalangi oleh ketakutannya akan kematian. Sempat terbersit di pikirnya kalau mungkin saja ia bisa kembali jika ia kembali berhadapan dengan maut. Tapi bagaimana jika keajaiban tidak datang baginya untuk kedua kalinya? Bagaimana jika yang menunggunya setelah rasa sakit saat nafas terakhirnya dijemput oleh malaikat maut adalah kematian abadi?

Tak sadar akan lamunan yang terus menjulur ke dalam kegelapan, Rienna mendekap dirinya sendiri.

Dalam harinya yang kini terasa begitu sunyi, terkadang Rienna mendapatkan pikirannya melambung tak tentu arah. Entah kenapa, di dalam waktu yang singkat itu ia merasa kalau dirinya bisa memahami perasaan Rienna Welshburg yang terus menunggu di ruangan dingin itu selama 6 bulan.

Terkucilkan, sendirian. Merasa dikhianati oleh janji yang diucap di hari suci pernikahannya.

Rienna menghela nafas pelan, berusaha menjauhkan diri dari sepi yang mulai menggerogoti hatinya.

"Ah ya, aku kan punya novel baru..."

Teringat dengan novel yang baru saja dibelinya, Rienna bangkit lalu mengambil salah satu buku yang ditumpuk di atas meja tulisnya. Sambil berpikir untuk memulai hobi baru untuk mengisi hari-harinya nanti, ia menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang lalu membuka halaman pertama dari buku yang dipilihnya secara acak itu.

Namun bahkan belum beberapa menit ia membuka buku itu, Rienna kembali menutupnya dengan terburu-buru. "A-apaan ini...?! Kok bukunya mesum gini sih?!" Wajahnya memerah karena kisah cinta yang baru saja dibacanya dijabarkan dengan sangat eksplisit.

Dari kecupan panas hingga adegan ranjang--Rienna yang terbilang tidak terbiasa dengan fiksi dewasa langsung melempar buku tebal itu ke sudut ranjangnya.

Dalam kalutnya, Rienna tiba-tiba teringat dengan pandangan aneh yang diberikan oleh pemilik toko buku saat dirinya meminta untuk direkomendasikan novel romansa.

Jangan-jangan dia kira aku ini gadis bangsawan polos yang sedang cari referensi untuk main di ranjang dengan suami barunya?!

"Masa sih..." Dapat prasangka buruk, akhirnya Rienna membuka satu per satu buku yang baru dibelinya, dan benar saja, semuanya merupakan novel dewasa. "Aaah... Bisa gilaa! Harusnya tadi aku curiga kenapa juga dia harus ambil buku novel romansa dari gudang belakang segala..."

Belum sempat pulih dari keterkejutannya, wajah Rienna kembali pucat pasi saat menyadari kalau hanya ada 3 buah buku di atas mejanya dan satu terlempar sembarangan di atas ranjang padahal ia membeli total sebanyak 5 buku.

Mengingat bahwa Eldric juga membeli beberapa buku tentang hukum dan bisnis, bukan tidak mungkin kalau satu buku (porno) nya tercampur di tumpukan buku milik Eldric.

Kalau begini sih bukan hanya harga dirinya yang akan runtuh tapi bisa-bisa nama baik duchy Arkwright akan ikut-ikutan amblas jika seseorang menemukan buku panas itu di tumpukan buku milik duke.

Over Ever AfterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang