Rienna menatap pintu gerbang di hadapannya perlahan terbuka. Engsel-engsel besi yang menahan berat dari daun pintu raksasa berderik nyaring. Suara pekikan logam itu terdengar seperti suara kumpulan gagak yang dikenal sebagai pembawa petaka, seakan tengah memperingatinya akan bahaya yang menanti di luar kastil megah itu.
Keraguan sebenarnya masih menyelimuti hatinya. Kala itu jantungnya berdegup kencang, tetapi kebulatan tekadnya sudah seteguh baja. Dia tidak ingin terus berdiam diri di dalam kamarnya yang cantik, mendekam seperti burung kenari di dalam jeruji emas.
Lihatlah para pelayan dan penjaga di kastil itu, tidak satupun dari mereka mendengar perintahnya sebelum ia menggunakan nama Eldric. Sungguh, hal itu membuatnya kesal.
Dari celah pintu raksasa yang perlahan terbuka Rienna dapat melihat sosok dua orang pria berpakaian rapi. Ada sekitar empat orang penjaga menahan mereka untuk mendekat. Tombak mereka bersilangan, menghalangi kedua pria itu untuk menapakkan kaki ke dalam kastil. Sementara di belakang mereka, sebuah kereta kuda mewah menunggu dengan setia.
"....!!"
Kedua mata para pria itu terbelalak sesaat setelah mereka melihat sosok sang puan di belakang gerbang yang kokoh itu. Awalnya Rienna mengira bahwa mereka terkejut karena pintu gerbang yang tiba-tiba terbuka, tapi ternyata perkiraannya meleset karena salah satu diantara mereka langsung berusaha menerobos, menghiraukan dua penjaga yang dengan sigap langsung menahannya.
"Rienna!! Kamu baik-baik saja, syukurlah!"
Satu pria berambut merah berseru dengan senyum lega di wajahnya. Mata sewarna zamrud miliknya terlihat berkilau karena haru. Parasnya yang rupawan dengan kesan lembut itu terlihat lega. Sementara pria bersurai gelap dengan mata biru cerah di belakangnya hanya terdiam sambil menatap ke arah Rienna.
Tunggu sebentar. Mereka mengenalku? Siapa mereka? Aku tidak ingat ada karakter dengan ciri-ciri seperti mereka di dalam game yang kumainkan.
"Nyonya, maafkan saya. Meski saya tahu bahwa mereka datang dari kediaman Welshburg, saya tidak memiliki wewenang untuk mempersilahkan mereka masuk saat Tuan Eldric sedang tidak ada di tempat." Suara penuh penyesalan dari kepala pelayan Welch membuyarkan lamunannya. Saat Rienna menoleh, ia melihat pria yang jauh lebih tua darinya itu sedang menundukkan kepala padanya.
Welshburg... Keluarga sang pemeran utama sebelum dia menikah dengan Eldric.
"Tidak apa, tuan Welch. Sebelum ini Eldric mengatakan bahwa sudah waktunya bagiku untuk mengemban tanggungjawabku sebagai seorang duchess. Bukankah sudah menjadi tugasku untuk menjaga kastil ini saat suamiku absen?" Mendengar kata-kata itu, Welch perlahan mengangkat kepala untuk menatap sang nyonya. "Persilahkan mereka masuk, antar mereka ke ruang tamu di bangunan timur. Saya tidak begitu nyaman mempersilahkan tamu pria ke kastil utama saat Eldric tidak ada. Semoga mereka tidak keberatan."
"Tentu nyonya. Akan saya kerjakan sesuai perintah anda." Jawab Welch yang entah kenapa, memandangnya dengan sedikit bangga.
***
Rienna menghela nafas karena sekarang setidaknya kastil sudah kembali tentram, tapi masalah yang harus dihadapinya belumlah selesai.
Setelah mengucapkan permintaan maaf karena sudah menyebabkan kegaduhan, pria berambut merah itu meminta izin untuk mengobrol dengan Rienna. Mereka mengatakan kalau kunjungan mereka ke tanah utara bukanlah untuk bertemu dengan sang duke, melainkan untuk bertemu dengan Rienna.
Karena itulah Rienna sedang merias diri di kamarnya. Pelayan seumurannya dengan telaten menerapkan jepit-jepit kecil berhias mutiara di atas rambutnya yang halus. Wajahnya terlihat serius karena ini sudah ketiga kalinya Rienna meminta untuk mengganti gaya rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Over Ever After
RomanceHidup Rienna berakhir tragis, namun semesta memberinya kesempatan untuk melanjutkan hidup di dunia yang lain. Dunia Etoile Heart; sebuah game romantis yang baru saja ia tamatkan. Tapi sialnya, Rienna terbangun tepat di saat event bad end berlangsung...