Rienna menatap lautan luas yang saat itu terasa jauh lebih dekat. Ia tengah berdiri di gazebo yang terletak di ujung tanah kastil. Bangunan berbentuk segi delapan itu memiliki teras yang langsung berhadapan dengan laut luas.
Ia membawa buku-bukunya ke tempat itu sambil berdalih kalau dirinya bosan terus membaca buku di dalam kamar, tetapi sebenarnya dia hanya ingin memikirkan tentang tawaran yang diajukan oleh Ruther. Mengurung diri di kamar sepertinya membuat otaknya tertutup oleh kabut tebal karena ia kesulitan untuk menentukan pilihan.
"Ini tempat aku jatuh ya?" Gumamnya sambil menyondongkan badan, sedikit melewati pagar pembatas teras untuk menatap dasar tebing. Di bawah sana, ombak berderu kencang, menghantam batu karang sebelum akhirnya berubah menjadi buih sewarna salju. "Ti-tinggi juga..."
Melihat dasar tebing itu sekilas saja sudah membuat tulang-tulangnya terasa ngilu. Tetapi saat itu juga dia menyadari kalau tinggi tebing itu dua atau tiga kali lebih tinggi daripada tebing tempat dirinya jatuh di dunia nyata. Sungguh sebuah keajaiban tak ada satupun sisa luka di tubuh yang ditempatinya sekarang.
Eldric yang melompat untuk menyelamatkannya juga terlihat baik-baik saja. Semua itu memang berkat sihir pelindung yang dimilikinya, tapi meski begitu, suaminya itu sepertinya memiliki nyali setangguh baja. Rienna yakin, meski bisa menggunakan sihir, tidak semua orang mampu melompat langsung ke dalam bahaya hanya untuk menyelamatkan seseorang.
Ingatan terakhirnya saat tubuhnya terhempas ke laut hanyalah wajah panik teman masa kecilnya, sebelum semua itu juga dibuyarkan oleh buih laut dan ombak dingin. Hatinya terasa tertusuk oleh rasa cemburu saat menyadari bahwa hal terakhir yang dilihat dirinya yang lain adalah sosok Eldric yang tengah berusaha untuk menggapainya.
Rienna mengeluarkan selembar kertas dari sakunya. Tertulis dengan tulisan rapi; Surat Permohonan Cerai. Dibawah surat itu ada dua tempat kosong untuknya dan Eldric menyisipkan nama.
Ruther menitipkan dokumen itu sebelum mereka berpisah pagi itu agar Rienna bisa menandatanganinya kapanpun ia mau. Saat ia berbicara dengan Ruther, hatinya terasa sedikit tenang karena dengan itu ia mendapatkan satu jalan keluar jika hubungannya dan Eldric tidak berjalan lancar. Pikirnya tidak ada salahnya mengantongi beberapa pilihan, namun begitu kertas itu berada di tangannya, hatinya tiba-tiba saja terasa berat.
Sesungguhnya ia masih ingin tinggal di tempat itu, tetapi semakin lama ia tinggal, semakin ia menyadari bahwa segala perhatian dan kasih sayang yang ditumpahkan oleh suaminya bukanlah miliknya. Yang dicintai oleh Eldric bukanlah dirinya, tapi untuk Rienna yang tumbuh dan tinggal di dunia itu lama sebelum dirinya muncul. Mungkin rahasia kecilnya itu tidak akan pernah terbongkar dan dengan itu dirinya bisa hidup nyaman tanpa harus berpikir banyak, tapi tetap saja rasa bersalah selalu muncul di sela-sela manis yang dirasanya. Selain itu, rasa kesepian juga mulai menggerogoti hatinya. Selain Eldric, dirinya tidak memiliki siapapun di tempat itu. Setidaknya, jika mereka bercerai, ia bisa kembali ke keluarga yang jelas akan menerimanya.
Logika memberitahunya untuk segera pergi dari kastil utara, tetapi hatinya terus memohon untuk tinggal. Rienna merasa terombang-ambing, kedua pilihan di tangannya seakan menariknya ke arah berlawanan sehingga tubuhnya menegang dan kaku, terpaku di tempat yang sama karena ia tidak mampu untuk membuat pilihan.
"Eldric..." Gumamnya pelan, seakan sedang memanjatkan doa agar hatinya bisa teguh dalam menentukan pilihan.
Saat itu mungkin para dewa dan dewi tengah mengawasinya, karena jawaban yang dimintanya datang bersamaan dengan panggilan namanya.
"RIENNA!"
Mendengar itu, Rienna membalikkan badan dan dalam sekejap, pandangannya tertutupi oleh tubuh Eldric. Saat nalarnya kembali berputar, dirinya sudah berada dalam rengkuhan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Over Ever After
RomanceHidup Rienna berakhir tragis, namun semesta memberinya kesempatan untuk melanjutkan hidup di dunia yang lain. Dunia Etoile Heart; sebuah game romantis yang baru saja ia tamatkan. Tapi sialnya, Rienna terbangun tepat di saat event bad end berlangsung...