Chapter 13: Lovebird

373 32 4
                                    

"Apa yang terjadi di sini?" Suara tegas membuyarkan ketegangan dari sekujur tubuh Rienna.

Eldric, akhirnya dia datang.

Langkah kaki cepat dari kakinya yang jenjang menggema, hingga akhirnya sang duke berhenti tepat di samping Rienna. Sedikit serpihan salju yang menempel di puncak kepala dan bahunya perlahan mencair. Pertanda bahwa sang duke bergegas pulang dengan menggunakan kuda daripada menaiki kereta kencana.

"Eldric..." Beban terasa terangkat dari hati Rienna saat ia melihat Eldric berjalan mendekatinya.

Sementara suaminya, sang duke yang dikenal sebagai pria berpribadi keras, melemparkan tatapan dingin begitu ia melihat lengan Rienna yang masih berada dalam cengkraman Ruther. Menyadari itu, Ruther yang baru beberapa saat yang lalu dengan lancang mencela nama sang duke terlihat ciut, sementara genggaman tangannya perlahan mengendur.

Sebagai pria bangsawan, Ruther terkadang pergi berburu untuk mengisi waktu luang. Dan di hutan merah, tak jarang ia melihat mereka--kawanan serigala liar. Mereka tidak pernah menyerang manusia, orang-orang bilang kalau binatang buas itu takut dengan sihir, dan Ruther juga sempat percaya dengan alasan itu. Tapi detik pertama ia melihat satu serigala besar menatapnya dari balik semak-semak, ia sadar kalau binatang buas itu sama sekali tidak memiliki rasa takut.

Mata mereka hanya terpaut beberapa saat, tapi itu saja sudah cukup untuk membuatnya mengerti. Setidaknya, satu serigala itu--ketua dari kawanan serigala gunung itu tidak takut pada manusia.

Kala itu sang serigala bahkan tidak melihatnya sebagai ancaman. Bagaikan penguasa di pegunungan dan hutan lebat, tatapan dari hewan buas itu bak tatapan seorang raja pada seorang pengemis di jalan raya.

Perasaan yang sama ia rasakan saat ia bertatap muka dengan sang duke. Tatapan penuh kekuasaan dan wibawa itu seakan memperingati bahwa dialah penguasa mutlak di tanah utara. Mulutnya yang beberapa saat yang lalu begitu lancang, mencela nama sang duke, kini terkunci dengan rapat.

Ruther sempat mendengar bahwa Duke Awkright sangat disegani bahkan di kalangan keluarga kekaisaran, tapi ia tidak pernah mengira bahwa alasannya adalah karena hawa dingin dan mencekam layaknya binatang buas yang terpancar dari figur tinggi pria itu.

Eldric memang jarang bergaul dengan para bangsawan yang tinggal di ibukota karena ia hampir tidak pernah meninggalkan tanah utara, dan saat itulah pertama kalinya Ruther bertatap muka dengan iparnya itu. Memang ia hadir di pernikahan Rienna dan Eldric, tapi bahkan saat itu ia sama sekali tidak dapat kesempatan untuk berbicara dengannya karena hampir bersamaan dengan upacara selesai, titah mahkota memerintahkan Eldric untuk segera pergi ke medan perang sebagai bala bantuan karena pasukan kekaisaran semakin terdesak.

Sejujurnya Ruther merasa sedikit tenang, mengetahui kalau pria kasar itu akan pergi jauh dari sisi Rienna. Meski setelah itu Rienna yang harus pergi menuju tanah utara tanpa iringan suaminya terlihat begitu terpukul, Ruther mengira semua akan baik-baik saja. Bahkan mungkin lebih baik begini.

Setengah tahun berjalan dan tepat beberapa hari dari hari kepulangan para prajurit dari medan perang, sepucuk surat datang ke kediaman Welshburg menyatakan bahwa Rienna sedang sakit dan ia mungkin membutuhkan kehadiran keluarga disisinya.

Si berengsek ini menulis seakan-akan Rienna tengah sekarat.

Jelas saja Rienna jatuh sakit, siapapun tak akan tahan untuk tinggal bersama dengan orang sepertinya. Saat itu pula Ruther membulatkan tekad untuk membawa Rienna kembali ke kediaman Welshburg.

"Rienna---"

Sayang saat ia akhirnya mampu untuk membuka mulut, Rienna menarik lepas lengan yang sedari tadi dicengkramnya.

Over Ever AfterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang