╔══ ≪ °❈° ≫ ══╗
MY SOCIAL MEDIA
╚══ ≪ °❈° ≫ ══╝⇢ ˗ˏˋ TIKTOK ࿐ྂ
⇢ ˗ˏˋ INSTAGRAM ࿐ྂ
︶꒦꒷♡꒷꒦︶︶꒦꒷♡꒷꒦︶︶꒦꒷♡꒷꒦︶︶꒦꒷♡
"Memang bener kata orang, tanggal apes ga ada dikalender!"
- Arsenio Daniel Mahendra
︶꒦꒷♡꒷꒦︶︶꒦꒷♡꒷꒦︶︶꒦꒷♡꒷꒦︶︶꒦꒷♡
•
•
•Habis sudah dibuatnya malu sekarang. Harga dirinya sudah turun di depan cowok ini. Arghh sial!
"Bodoh! Bodoh! Kenapa cowok ga jelas itu harus bangun sekarang sih?!" Gerutunya dalam hati. Pipi Keyla bersemu merah sekarang, namun itu tak luput dari penglihatan Arsen.
"Lucu." Ucap Arsen tiba-tiba. Kini cowok itu beralih untuk mengambil secangkir teh hangat diatas meja nakas. Keyla pikir teh itu untuk Arsen sendiri, nyatanya cowok itu malah memberikan teh itu kepada dirinya.
"Nih, minum dulu gue tau lo haus." Keyla melirik sekilas wajah Arsen lalu mengambil teh itu dari genggamannya.
"M-makasih." Lirih Keyla gugup, pasalnya ia kini masih menahan malu sejak kejadian tadi.
"Gue pergi dulu." Ucapnya singkat sambil memakai jaket denim miliknya. Bahkan cowok ini sudah siap memegang kunci motornya.
"L-lo mau kemana?" Tanya Keyla polos. Ia tau ini bukan urusannya, tapi entah mengapa dirinya sangat penasaran kemana cowok itu akan pergi.
"Mau nyari makan, lo ada titip sesuatu?" Tanya Arsen balik, mungkin saja Keyla butuh sesuatu.
"E-ee.. anuu..." Jawab Keyla ragu-ragu, jujur saja ia ragu untuk mengatakan ini, namun bagaimana lagi ini demi kebaikannya sekarang.
"Apa??" Cowok itu mengernyit bingung, cewek dihadapannya ini tidak berbicara dengan jelas.
"Kalo gue bilang, lo yakin mau ngelakuin?" Tanya Keyla takut-takut. Bahkan bola matanya tak mampu melihat manik mata Arsen.
"Ya apa dulu ege! Ngomong yang jelas napa sih?!" Kesal Arsen. Perut nya sudah amat lapar malah di kasih pertanyaan teka-teki seperti ini, sungguh mengesalkan!
"Gue minta tolong beliin pembalut hehe." Ucap Keyla nyengir, ia tau tak seharusnya meminta tolong cowok dihadapannya ini, tapi sayangnya di rumah sakit tak ada persediaannya.
"HAH?!!"
"LO BILANG APA? PEMBALUT?!" Tanya Arsen melongo, ia tak percaya bisa habis harga dirinya.
Keyla hanya mengangguk kecil, berharap cowok itu mau membelikannya. Namun, Arsen hanya diam, bahkan tidak mengeluarkan sepatah kata sekalipun.
"Gimana? Lo keberatan?" Tanya Keyla dibuat-buat sedih.
"Duh, si anjir.. mana mungkin gue beli pembalut, bisa rusak reputasi gue sebagai laki-laki!" Gerutunya dalam batin.
"Yaudah kalo gitu, kalo kasur ini sampe penuh sama darah gue itu salah lo!" Cibir Keyla sinis, sungguh tak berperasaan cowok dihadapannya ini.
"E-eehh, ya jangan dong! Iya-iya gue beliin." Sergah Arsen segera membujuk Keyla yang sedang tidur membelakangi dirinya. Arsen benar-benar dibuat Keyla kesal saat ini, apalagi harus membelikan benda yang sama sekali tak ingin ia sentuh, namun kali ini Arsen terpaksa harus membelinya.
"Benerann??" Teriak Keyla kencang, dan langsung membalikkan badannya menghadap ke arah Arsen.
"Gausah kenceng-kenceng anj- dikira gue ngapa ngapain lo lagi!" Cibir Arsen memperingati. Pasalnya sekarang sudah malam, suara yang berisik tentu akan menggangu pasien lain.
"Bodoamat! Udah sana pergi, ngapain masih disini?!" Sinis Keyla tajam. Baru saja Arsen hendak meninggalkan ruangan tersebut, Keyla memanggilnya lagi.
"Arsen! Lo beli nya harus di minimarket xxx, jangan yang lain!"
"Lah apa bedanya njir? Kan sama aja." Balas Arsen tegas, setaunya sebuah toko mempunyai produk yang sama, mengapa harus beli di satu toko saja?
"Gak mau tau, lo harus belinya disitu! Setelah lo pulang struk belanjaan kasih ke gue."
"Buat mantau kalo lo gak bohong, paham?" Tanya Keyla tajam.
"Iya-iya bawel banget sih lo!" Kesal Arsen menggebu-gebu.
***
Motor milik Arsen kini berhenti disebuah minimarket xxxx. Toko itu kini sedang ramai pengunjung, wajar saja minimarket tersebut adalah salah satu minimarket terlengkap dan terbesar di Kota Jakarta jadi banyak orang yang membeli seluruh kebutuhan rumah tangga disana."Rame banget gila! Males banget gue disini." Gersah Arsen, ia tak suka dengan yang namanya keramaian, namun ia suka dengan kesepian.
"Dasar Keyla kerempeng! Dari sekian banyak nya toko kenapa harus disini?! Mana rame banget lagii." Gerutu Arsen pelan.
Mau tak mau Arsen tetap harus melangkahkan kakinya ke dalam toko tersebut. Setelah berada di dalam minimarket, ia langsung mencari dimana letak pembalut itu disediakan. Namun hasilnya nihil, Arsen sudah berkeliling seluruh ruangan itu tetap tidak menemukan dimana letak pembalut itu.
Arsen menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia merasa frustasi. Perutnya sudah keroncongan sekarang, ia sengaja memilih untuk membeli keperluan Keyla dahulu daripada mengisi perutnya yang telah lapar. Sebab toko itu sebentar lagi akan tutup, bisa habis dihajar Keyla kalau sampai tidak dapat! Hahahaha....
"Mana sih pembalut itu! Menyusahkan ck.." Batin Arsen kesal.
"Permisi mas, ada yang bisa saya bantu? Sebentar lagi toko akan ditutup." Tanya salah satu karyawan toko itu dengan ramah.
"Duh! Gue harus jawab apaan? Masa iya gue bilang mau beli pembalut? Gak.. gak.. gak boleh!" Cercanya dalam hati.
"Tapi kalo gue gak bilang, nih toko bentar lagi tutup. Aelah anjirr!! Pusing w lama-lama!" Gerutunya.
"Mas? Halo?" ucap karyawan toko itu sambil menggerakkan tangan nya dihadapan wajahku.
"E-eh iya mbak?"
To Be Continue
Halo readers! Gimana cerita aku
selanjutnya? Bosenin atau engga?
huhu, maaf ya aku baru upload
setelah sekian lama di tumpuk
tugas 😭 tapi ini aku udah
nyempetin kejar cerita buat
kalian ✌️ Happy Reading!
KAMU SEDANG MEMBACA
CARAPHERNELIA
Teen FictionSeorang gadis berusia 15 tahun, yang sudah dipaksa mandiri oleh keadaan. Kedua orang tuanya baru saja meninggal dunia kemarin, Keyla Safira namanya, Hingga akhirnya, ada 2 seorang laki-laki datang dan membawa pelangi ke dalam hidupnya. Arsenio Dani...