Ting nung!
Suara bel rumah Ela berbunyi, Gano yang sedang menonton TV di ruang tamu langsung bangkit dan berlari menuju ke arah luar. Ia sudah menunggu adik kesayangan nya itu sangat lama, ia juga sudah memasak makan malam kesukaan Ela.
Langkah dari kaki jenjang milik Gano berhenti tepat di depan gerbang rumah, ia membukanya perlahan. "Adik kecil gue udah balik!" heboh Gano dengan senyuman merekah nya.
"E-eh? Si-siapa?" Tanya Gano mengernyit kan dahinya. Ternyata Ela tidak sendirian, ia pulang dengan membawa temannya. Bukan, itu bukan Flo. Dia Ratu.
Ela mendorong kakak nya ke samping, "Minggir! Gue laper!" Finalnya masuk ke dalam. Meninggal kan Gano dan Ratu yang masih berdiri di luar.
"A-ayo masuk," ajak Gano sedikit gugup. Jujur, ia tidak pernah bertemu dengan gadis seimut Ratu, matanya yang indah dan rambut panjangnya yang lurus terurai, dia cantik, "Cantik," ucapnya tanpa sadar.
Ratu melirik ngeri. "Dasar cabul!" Sentak nya mendorong tubuh kekar Gano kebelakang, ia masuk ke dalam tanpa menghiraukan seorang kakak dari temannya itu, ia meninggalkan Gano sendirian di luar.
....
"Gimana? Enak?" Tanya Gano penuh pengharapan, ia menaik-turunkan alisnya.
"Eum enak banget, Bang!" Puji Ela jujur, ia menyantap masakan kakak laki-laki nya itu dengan sangat lahap, melihat ini saja sudah membuat Gano bahagia. "Yaudah habisin," lanjut nya yang lalu di balas anggukan oleh Ela.
Kini, pandangan cowok itu beralih ke arah teman adiknya yang sedari tadi hanya menatap keharmonisan mereka berdua dengan tatapan sendu. "Lo nggak makan? Sayang kalau nggak di makan, hehe." Ucap Gano cengengesan, ia mengambil sepotong daging yang lalu di letakkan nya di piring Ratu yang hanya berisikan nasi putih saja, "Dikit.... aja, yang penting di makan," pinta cowok itu. Ratu mengangguk, ia mengambil garpu dan pisau khusus dan mulai memakan makanan yang sudah di siapkan untuknya.
"Ada urusan apa lo kesini?" Tanya Gano penasaran.
"Kerja kelompok," balasnya singkat.
"Oh, kirain apa," Gano mengambil segelas air putih, meletakkannya di samping piring Ratu yang sudah kosong, "Habisin, gue paling nggak suka sama orang yang buang-buang makanan."
"Hm."
✎✎✎
"Eh, ini yang soal nomer tiga, gimana cara penyelesaian nya, Gan?"
"Pakai cara pertama coba."
"Okey!"
....
"Kalau yang ini, harus di kali dulu, Gan?"
"Ya."
....
"Gan! Kenapa jawaban gue bisa sampai jutaan! Padahal jawaban nya Ratu cuma 0,29?!"
"Itu di bagi, El. Bukan di kali."
"Oh gitu."
....
"Kalau ini, Gan?"
"Ini..... duh, gue lupa." Gano menyerah untuk soal yang ini, ia menggaruk tengkuk kepalanya yang tak gatal.
"Pakai persamaan ketiga," sambung Ratu.
Gano berusaha mencerna jawaban Ratu, tak berselang lama, ia melompat-lompat karena girang. "Ah iya! Gue udah inget!"
"Lo perhatikan, gue mau jelasin gimana cara nya." Pintanya, Gano sangat sabar dan telaten saat mengajar adik kesayangan nya itu, ia bersi keras agar Ela bisa menjadi pribadi yang pintar dan berguna bagi masa depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S ALAN
Teen FictionDia Alan, seorang siswa yang cukup terkenal di SMA bakti nusa. Bukan hanya tampang nya yang rupawan, ia juga memiliki prestasi yang bisa membuat para makhluk hidup melongo. Harta, fasilitas mewah, teman, keluarga, prestasi, fans, kekasih, bahkan ke...