"ALL TOO WELL!!!!"
Zidan berteriak sekuat tenaga nya, ia sedang mendengarkan sebuah lagu yang ia dengarkan di aplikasi spotify lewat handphone miliknya. Tak peduli dengan keberadaan dua sahabat nya yang sedari tadi menatapnya dengan sinis, tetap ia terus bernyanyi dengan lantangnya, menurutnya lagu dari Taylor Swift yang berjudul all too well itu tidak bisa di abaikan begitu saja.
Ketiga cowok itu sedang berada di kamar Alan, seperti biasanya di setiap hari libur, Zidan dan Farel akan berkunjung untuk sekedar bermain dan numpang tidur di rumah Alan. Hari ini masih terlalu pagi, mungkin pukul 8an. Tapi kedua teman Alan itu sudah membuat kasur Alan berantakan.
"Anak-anak, ayo sarapan dulu, Mama sudah masak banyak sekali untuk kalian bertiga," ucap Luna yang berdiri di ambang pintu kamar.
"Siap, Tante!" Semangat Zidan berpose hormat kepada Luna.
"Dasar! Duta makanan!" Serentak Alan dan Farel bersamaan yang membuat Luna terkekeh pelan.
"Ayo, keburu dingin," finalnya dan pergi menuruni tangga dibuntuti oleh ketiga remaja yang dianggapnya anak-anak kecil itu.
✎✎✎
"Sayur asem, ayam goreng, udang krispi, telur balado, rawon, tahu tempe, sambel terasi, buah-buahan, sama susu putih kesukaan gue. Wah lengkap banget, Tante!" Sorak Zidan mengabsen masakan Luna yang sudah tertata rapi di meja makan.
"Yaelah, make acara absen segala lo, Dan!" Kata Alan menempeleng Zidan.
"Tau, tuh. Capek gue," sambung Farel seraya menarik kursi.
"Sudah sudah, kok malah ribut, Zidan tidak salah, kan memang ini semua untuk kalian bertiga," lerai Luna.
"Dengerin, tuh!" Pekik Zidan merasa dibela.
"Hehe, iya, Ma." Kekeh Alan pelan.
Mereka berempat pun duduk dan mulai memakan masakan Luna yang porsinya sangat luar biasa itu. Ketiganya makan dengan lahap, Luna tersenyum bahagia tanpa ia sadari ketika melihat ketiga remaja yang berada di hadapan nya memakan masakan nya dengan sangat lahap.
"Mau ayam nya dong."
"Lo udah ngambil tiga, Dan!"
"Pelit lo!"
"Udang nya geser kesini dong."
"Noh, makan semua kalau bisa!"
"Pala lo!"
"Ih apel nya kok tinggal satu!"
"Kan emang satu anak dapet satu peak!"
"Tadi ada tiga kok!"
"Iya satu-satu, Zidan!"
"Oh, kirain buat gue semua."
"Ndasmu!"
Perdebatan yang tiada akhirnya dan terus saja terjadi di antara tiga sejoli itu. Luna hanya bisa menggeleng paham, tanpa adanya perbedaan diantara mereka pasti tidak akan ada yang namanya sahabat. Karena dari perbedaan itu lah yang menciptakan sebuah pena yang akan memenuhi kertas yang kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S ALAN
Novela JuvenilDia Alan, seorang siswa yang cukup terkenal di SMA bakti nusa. Bukan hanya tampang nya yang rupawan, ia juga memiliki prestasi yang bisa membuat para makhluk hidup melongo. Harta, fasilitas mewah, teman, keluarga, prestasi, fans, kekasih, bahkan ke...