“PACAR SETAN! Aku nunggu kamu semalaman!”
Begitulah rutinitas Aran di akhir pekan yang menyedihkan. Selalu seperti itu, selama nyaris setahun ini.
Bersama separuh nyawanya yang masih tertinggi di dunia mimpi, pria itu menuju pantry. berhadapan langsung dengan mesin espresso. Ditemani secangkir americano tanpa gula, Aran menarik kursi makan. Sementara ponselnya masih setia menempel di telinga.
Matanya separuh tertutup. Hanya Tuhan yang tahu, apakah ia benar-benar mendengarkan apapun yang dikatakan gadis di seberang telepon.
“Aku gak minta kamu nunggu, Sayang,” sahutnya enteng. Terkesan meremehkan, ‘kan?
“Ya Tuhan! Kamu bahkan nggak ada inisiatif buat minta maaf, gitu?” Lawan bicaranya jelas murka.
Pria itu menghela napas panjang sembari menguap lebar.“Alright, my bad. Please... forgive me!”
“Ughhh!” Fiony mengerang di ujung telepon.“Kamu cowok paling nyebelin yang pernah ku kenal!”
“Gak. Aku lagi cuma ngantuk aja.”
Aran kembali menguap di ujung kalimatnya. Masih dengan nada seringan kapas. “Bisa gak marahnya di-pending dulu. Aku lagi sarapan, Yank. Dan abis ini, aku mau tidur lagi.”
“Bajingan!”
“Ya, ya. Aku juga sayang kamu, lopiyu!”
Pria itu menunggu kekasihnya memutuskan panggilan, kemudian meletakkan ponselnya di meja makan. Perlahan ia menyuapi mulutnya dengan sesendok sereal yang entah kapan ia buat.
Gibran Bagaskara memiliki kehidupan yang sempurna.Well, mungkin tak sesempurna yang kalian bayangkan, tetapi cukup memuaskan. Pria ini tak memiliki banyak hal untuk dikomentari.
Namun, ia bangga atas segala pencapaiannya. Aran memiliki karier yang gemilang. Pacar kawaii, juga kebebasan dalam hidupnya. Jadi, apa lagi yang kurang untuk ia minta?
Soal cinta, dia bukanlah tipikal pria yang akrab dengan hal-hal romantis tanpa bantuan alkohol. Ia berasumsi bahwa tak ada hubungan yang akan bertahan selamanya.
Jadi, untuk apa berusaha sekeras itu, dalam mencintai seseorang? Mungkin, itu juga yang membuat emosi Fiony kekasihnya, gampang sekali meledak-ledak.
Bell apartemen membuat kepalanya terangkat. Matanya menatap keki ke arah pintu di ujung ruangan. Siapa pula yang berani mengganggunya sepagi itu?
Apa mungkin iblis kesayangannya? Barang kali Fiony memutuskan untuk menghajarnya di tempat. Berniat memecahkan kepalanya, lantaran sudah ingkar janji untuk makan malam bersama kedua orang tuanya?
Dengan rambut acak-kadut Aran berdiri dan bertolak pinggang menuju ruang tamu. Tangan kirinya menarik pintu, lalu menemukan sosok asing.
“Hai, Ran!” Seorang wanita berambut pirang memamerkan gummy smile-nya.
Pria itu mengangkat alisnya tak paham, sebelum matanya mendarat kepada makhluk lain yang tamunya dekap dalam gendongannya. Gemuk dan bantat.
Tidak, sejujurnya makhluk mungil itu begitu manis.
Hanya saja, Aran memiliki alergi berlebih terhadap bayi ataupun anak-anak. Mengingat, bahwa ia pernah menjadi salah satu makhluk seperti itu, sudah cukup membuatnya bergidik ngeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCANDAL (Chikara)
Teen Fiction🔞+21 Berkisah tentang Aran seorang eksekutif muda yang tiba-tiba didatangi oleh wanita dari masa lalunya. Perempuan yang pernah one night stand dengannya itu, meminta Aran bertanggungjawab untuk mengasuh bayi mereka. Padahal, sekarang pria itu sud...