Aran menguap seraya mengusap tengkuknya yang terasa kaku begitu memasuki kamar inap Ferrel dan menemukan si bayi terduduk di ranjang.
Tangannya melambai-lambai di udara, mengikuti intro Upin & Ipin yang terputar di televisi. Sementara Chika berdiri tak jauh di tepian ranjang, mengocok botol susu yang isinya hampir penuh.
“Apa?” Sang ayah menatap Ferrel tak percaya. “Dia ngapain, sih? Ini udah lewat tengah malam, Ya Allah! Harusnya dia capek terus tidur!”
“Dia baru aja bangun,” sahut Chika tepat saat Ferrel berhenti melambai dan menengok ke ayahnya.
“Ah nyu nyu ee,” Si Bayi kembali dalam keributannya sendiri. Kali ini bukan karena acara kartun, melainkan karena kehadiran Aran. Jari telunjuk bantatnya menuding-nuding ke arah sang ayah.
Aran menjilat bibirnya, menyakinkan diri sendiri. Bahwa, apa yang dilakukan Si Dedek bukanlah sesuatu yang manis atau pun menarik.
“Susumu, Sayang,” ujar Chika setelah memastikan seluruh bubuk susu dan air yang ada di botol itu tercampur sempurna.
“Poochuu nya,” Ferrel menatap Chika. Namun, jemarinya terus menunjuk Aran. “Chuu nya,” kali ini si bayi mencengkeram ujung kemeja yang ayahnya kenakan.
“Oh, okay!” Chika tersenyum merespon Ferrel seakan dia mengetahui dengan jelas apa yang bayinya inginkan. Tangannya kemudian terulur, mengosongkan botol susu ke pria di depannya.
“Huh?” Aran menerima botol itu dengan wajah cengonya.
“Dia mau kamu yang ngasi,” jelas Chika.
“Oh,” Aran mengangguk. Akan tetapi, belum menyerahkan botolnya ke Ferrel, meski bayi itu sudah membuka mulutnya.
“Minta papamu, Fe,” ucap Chika kepada putranya tanpa melirik Aran sedikit pun. “Katakan Papa. Pa....” tambah Chika menuntun Ferrel untuk mengucapkan kata tersebut.
Namun, Ferrel terlalu terbutakan oleh botol susu yang dipegang Arn sehingga mengabaikan omongan sang ibu.
“Chooo,” ujar bayi gembul itu, kembali membuka mulutnya, menuntut jatah susunya.
“Katakan Papa!” ulang Chika lagi.
“Emmm... Gak apa-apa,” potong Aran dengan tawa gugupnya. “Serius gak apa-apa, jangan dipaksa kalo gak mau,” ulangnya kemudian memberikan Ferrel apa yang bayi itu minta sejak awal.
Ferrel menerima botol susu dengan penuh semangat empat lapan. Namun, sebelum memasukkan bagian karetnya ke mulut, si bayi menggumankan sesuatu. “Choo da da.”
Aran berkedip beberapa kali, sedangkan sudut bibir Chika tertarik sempurna disertai gummy smile-nya yang menawan.
“Anak pintar,” Perempuan semampai bermata cokelat itu mengecup pelipis Ferrel sebelum menghadap pria di depannya. “Aku mau ke toilet bentar.”
“Oh... Okay. Eh... tunggu dulu,” Aran menghentikan langkah Chika. “Gue mau ngomong sesuatu sama lu,” ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCANDAL (Chikara)
Teen Fiction🔞+21 Berkisah tentang Aran seorang eksekutif muda yang tiba-tiba didatangi oleh wanita dari masa lalunya. Perempuan yang pernah one night stand dengannya itu, meminta Aran bertanggungjawab untuk mengasuh bayi mereka. Padahal, sekarang pria itu sud...