15. 🔞 Rahasia di balik Desahan 🔞

3.4K 151 36
                                    

Sllrrphh....

Aran menyedot buah dada Chika kuat sampai pinggul gadis itu refleks terangkat bereaksi atas rangsangannya yang super kuat.

Mata perempuan itu setengah terpejam dengan pupil yang naik ke atas. Sial. Lidah hangat pemuda itu justru membuatnya kian terbakar meminta lebih, terbukti dengan kedua kaki Chika yang malah mengunci punggung Aran.

"Ssh.. hah, Ranhhhp-pleasehhh stophh..! I might came if you suck my pussy that hARDH!"

Chika memekik kencang saat Aran mengemut bibir miss V-nya kuat dengan dua jari menyodok liang surgawinya paksa. Goddammit this guy won't stop.

Tepat saat perempuan itu ingin memuncratkan cairannya, Aran mengangkat kepalanya menyeringai dengan mata sipitnya yang tajam, rambut hitamnya yang berantakan terkesan seksi di mata Chika. Aran menjilat bibirnya yang lengket karena cairan Chika dengan cara yang angkuh. Gadis itu menatapnya sayu seolah kecewa karena ia berhenti.

"Punya kamu udah kedutan, ya?" ujarnya sembari mengocok lagi dengan tempo sedang.

Chika menggeleng. Akan tetapi Aran hanya menyambut tawa kecil. Kedua jarinya semakin cepat melesat keluar masuk hingga cairan pre-cumnya muncrat hingga meleber ke sofa. Rasa perih di putingnya perlahan hilang berganti kebas pilihin jemari lentik Aran.

"Anghh! Hahh.. Rannn..oh..shhh,"

"Does two fingers feel good enough for you, eh, pecun?" kata terakhir yang diucapkan begitu merendahkan untuk Chika. Namun, entah mengapa gadis itu tak keberatan bahkan ingin berbuat lebih dari seorang pelacur di bawah pengaruh alkohol.

"I'll give you three!"

Menyaksikan reaksi pinggul Chika yang bergoyang naik turun, Aran menambah kocokannya dengan tiga jari. Chika tak sanggup lagi sebab dinding rahimnya terasa menyempit, menjempit jari jemarinya yang keluar masuk. Sialnya, jempol besar Aran pun ikut menekan lubang kencingnya.

"EUNGHH. AHH.. SSTTOPHHーAHH!" lenguh Chika kuat begitu kenikmatan berada di puncak kepalanya. Aran tersenyum puas tanpa memberi jeda, ia kini menanggalkan celana boxer Calvin Kleinnya, membuat kejantannya yang tegak ke atas siap menggempur.

Good Lord! Gede bangeeet! Batin tersentak dengan pemandangan kejantanan yang cukup besar dan gemuk untuk ukuran pria Asia Tenggara sepertinya.

Aran masih membiarkan lengan Chika terkunci, ia membuka lebar lagi paha gadis itu sembari menggesek batangnya membelah kemaluan Chika.

"Shall we begin the real game?"

Mata Chika terbelalak sebagai respon atas sensasi menyetrum di bagian bibir bagian bawahnya yang terbelah oleh batang Aran. Gadis itu menggenggam tangan kekar si lelaki menekan pahanya supaya tetap terbuka lebar.

"Oh! Ahng.. Ran, pliiis pelan-pelanhhh?" pintanya dengan lirih saat kepala junior Aran mulai menyentuh dan menyodok liang surgawinya berusaha menerobos pertahanan miss V yang menyempit karena kedutan.

"What else?"

Aran mulai mendorong pinggulnya, Chika memekik keras ketika batang berurat itu kini sepenuhnya berada di dalam liang surgawinya. Aran menggeram dan membiarkan kejantanannya tertanam di dalam tubuh Chika untuk beberapa saat.

PLAK!

"Who said you could see me in that slutty stare?"

Aran menampar pipi Chika dan mulai bergerak maju mundur dengan tempo sedang, urat kemaluannya yang menyembul karena ereksi terasa tajam menggesek labia vagina Chika yang melar cengap berlendir mengeluarkan cairan pelumas alami. Sensasi tersebut sukses membuat si wanita meracau tak karuan. Di hadapannya Aran terlihat sangat dingin namun frustasi.

SCANDAL (Chikara) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang