5. Musuh

865 114 11
                                    

Dalam keheningan pagi, kabut tipis merayap di udara, mengawali hari. Langit biru meregang di atas panggung megah yang dipenuhi lampu gemerlapan. Derap langkah dan tawa riang pengunjung mulai mengisi udara. Aroma kopi harum bercampur dengan aroma makanan khas festival, membangkitkan selera.

Di panggung utama, dentuman bass mengguncang tanah, meresap ke dalam dada setiap penonton. Cahaya sorot yang berkelip-kelip menari-nari seirama dengan musik, menciptakan efek hipnotis. Multiselar pencahayaan mewujudkan atmosfer yang mengagumkan, membuat mata berbinar-binar menangkap setiap gerakan di atas panggung.

Aran membelah lautan manusia dengan bleyeran motor super sport ber-velg emas miliknya. Membuat banyak pasang mata menatap risih ke arahnya. Pria itu melemparkan kunci motor dengan remasan uang pecahan seratus ribu, dan mengkode seseorang untuk memarkirkan motornya.

Tak lama, sebuah suara merambat halus dari mikrofon di atas panggung yang seketika langsung diserbu oleh tepukan yang gemuruh dari para pengunjung yang kebanyakan laki-laki.

Aran menoleh dan ia baru menyadari sosok gadis yang pria itu cari-cari. Melangkah lebih dekat ke stage, harmoni alunan musik akustik mengalun lembut, membius telinga dengan keindahan melodi. Suara vokal yang merdu menyatu dalam keheningan sejenak, membiarkan pendengar terhanyut dalam momen intim itu.

Chik, kita kudu cabut sekarang!Tak berlangsung lama sebab, Olla manager Chika spontan menyeret lengan artisnya untuk turun pentas. Setelah sudut matanya tak sengaja menangkap kedatangan Aran.

Ihhh, La! Apaan, sih? Sakit tau!Penyanyi muda itu mengempas kasar tangan sahabat, sekaligus perempuan yang merangkap sebagai manajer pribadinya.

Aran membuntuti keduanya hingga ke backstage. Olla ingin menarik Chika lagi, tetapi si Idol yang namanya baru naik daun itu memilih balik badan dan mengonfrontasi Aran secara langsung.

Ampun Bang jago. Kalo kamu mau ngancam aku. Itu cuma buang-buang waktu. La, ayo!

Gantian perempuan itu yang kini menarik si manager. Sebab, jauh di dalam hatinya. Chika sebenarnya waswas berhadapan dengan anak pengusaha properti yang menjadi sultan di kelurahan Pondok Indah tersebut.

Gue cuma pengin traktir lo minum! Aran malah mengungkap sesuatu yang membuat Chika tertegun sekaligus kesal. Emang lo gak mau bilang makasih, gitu?

For What?tanya Chika sembari tersenyum ramah ke arah orang-orang yang mulai menyapa untuk pertama kalinya.

Aran membalas, Ya, lo bisa dapat perhatian publik sekarang ini gara-gara gue. Tanpa video sampah lo itu. Lo gak bisa diterima di tempat ini. Gue nyariin elu dari kemarin. Dasar penyanyi kampungan!

Chika yang terbawa emosi seketika menghentikan langkah dan menubruk dada tegap Aran dengan sengaja. Kamu cuma mau balas dendam, kan?

Aran menyeringai seraya berkata, Asal lo tau. Gue bisa kendaliin dunia ini buat ngancurin karier lu.

Lakuin sesukamu, aku gak takut. Chika melanjutkan langkahnya.

Bersamaan dengan itu Idola sesungguhnya muncul, dia adalah. Aninditha Cahyadi. Detik yang sama Chika segera me dekati Anin agar bisa mendongkrak popularitasnya alias pansos. Permisi Kak Anin, aku fans kakak yang barusan jadi pembuka acara.

Aran dengan memalingkan muka seraya tersenyum sinis. Menurutnya, Chika benar-benar hidup seperti benalu.

Dan kalian tahu, Anin yang merasa di atas angin tidak peduli dengan ocehan Chika. Perempuan itu malah berpaling menghampiri tamu pentingnya dan langsung cipika-cipiki. Oemji, Gibran Bagaskara! What’s happening?

Ah, Abin. Ya, as usual! Ohiya, kamu makin semok, aja.

Thanks a lot.”  Perempuan seksi itu tersipu malu. Eh, betewe tahun kemarin kita ketemu di Singapura loh, waktunya konsernya Maroon 5. Kamu ingat, kan?

Aran mengangguk mantap. Ya kapan sih, aku bisa benar-benar lupain kamu.

Ais kamu bisa, aja.Anin makin salah tingkah. Sementara Chika muntah beling dibuatnya.

Ohiya karena ini acaraku. Aku bakal segera tampil. See you, Dear! Nanti kota ngobrol lagi, muach!

Aran melambaikan tangannya. Yeah, good luck!

Chika dan Olla yang menyaksikan itu hanya menganga. Keduanya masih tidak menyangka jika kedua orang penting itu saling mengenal dengan baik.

Dan ketika Anin melewatinya, Chika masih berusaha merayunya. Kak, nanti aku bol—

Namun, Anin langsung mendorongnya. Aduh stop, kita gak selevel, iuh!

Bersama dengan itu suara MC menyambut kedatangan Anin dengan tepukan spektakuler.

Alhasil, Chika hanya bisa pasrah ketika Olla kembali menariknya ke depan pentas sambil jingkrak-jingkrak mengikuti irama lagu yang Anin khususkan tamu spesialnya yaitu, Aran.

Chika yang gondok dan naik pitam refleks menyuruh manajernya untuk diam. Udah, stop. Gausah ikutan pargoy. Alay tau, gak!

Managernya merengut tak suka. Apaan sih, orang ini lagu kesukaan gue.

Menurut aku dia itu gak punya bakat apa-apa. Bisanya cuma bawain lagu-lagu remix. Komentar Chika sembari mengingat perlakuan Anin sebelumnya.

Ketenaran, followers dan uang. Aku lebih layak dapatin itu, ucapnya dengan lirih dibarengi mimik muka sedih.

Diem dan nikmati, aja!Olla malah mengeluarkan kata yang membuat wanita itu kian terpuruk. Selama ada Anin, lu gak bakal dapatin posisi itu. Maksud aku. Dia superstar. Susunya aja segede gaban.

Chika mengangguk. Ya, ya, dia 36-B, sedangkan 34. Beda tipis lah.

Entah lo emang beneran bisa nyanyi apa engga. Tapi gue bisa jadian elu villain di kisah ini!Teriak Aran dari arah pagar pembatas panggung.

Chika berpaling sambil mengangkat dagunya.What do you mean?

Aran menjawab, Gue bisa bantuin elu, buat nyingkirin dia!

Bodoh. Urus aja masalahmu. Aku gak butuh bantuan!Selanjutnya Chika mengajak si menejer kembali ke penginapan, lantaran mereka masih ada kontrak tiga hari di tempat itu.

Woi, nenek sihir! Aran berteriak lebih keras dari sebelumnya. Tiga puluh empat lumayan juga, ya!

Chika memutar tubuhnya. Ia menaikkan kacamata sembari mengacungkan jari tengahnya.
Go fuck yourself!

ϐׁׅ֒ꫀׁׅܻꭈׁׅ꯱ׁׅ֒ɑׁׅ֮ ꩇׁׅ݊ϐׁׅ֒υׁׅꪀׁׅᧁׁ...

Jadi, ini konsepnya bolak-balik ke masa lalu dan masa kini.

Lanjut gak, nih?

SCANDAL (Chikara) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang