Dukung saya dengan cara vote dan tinggalkan jejak kalian di kolom komentar, makasih.
⭐⭐⭐⭐⭐
Aran membanting pintu apartemennya. Gebrakan itu seperti pukulan penuh amarah di telinga Chika. Wanita itu mempercepat langkahnya sembari menenangkan Ferrel yang kini menangis dalam dekapannya. Bayi gembul itu tersentak oleh perilaku ayahnya.
“Liat? Emang kayak gitu ‘kan, seharusnya.” Si empunya apartemen mengadu kepada sepupunya.
Mirza menatap pria yang sepantaran dengannya itu bersama alis yang terangkat membentuk tanpa tanda. Namun, tampak jelas ia terhibur oleh situasi yang baru saja diciptakan Chika dan Aran.
“Gue yakin, dia bakal nyerah minta gue ngurus bayinya, dan semua bakal kembali seperti biasanya.”
“Gue sih, gak yakin ya, Ran.” Mirza mengelus dagunya lucu. “Si Yessica, Yessica itu kayaknya sama persistennya ke lo, gini.”
“Persisten?” Aran berdecih sambil mengintip ke luar jendela, tepat Chika dan bayinya menaiki taksi online. “Dia itu cuma ngejar sesuatu dari gue. Alias punya agenda lain. Gue bahkan yakin, dia bakal lepas tangan terus meninggalkan anaknya, pas dia udah mendapatkan apa yang dia mau.”
Mirza menyerah untuk ikut campur. “Emmm, terserah. Itu urusan rumah tangga kalian nanti.”
Aran mendelik, matanya nyaris mencuat keluar. “Rumah tangga matamu.”
⭐⭐⭐⭐⭐
“Aku pengin banget ketemu dia,” ujar Fiony sebelum menyesap frappucino-nya.
Keduanya memustukan untuk membuat kencan singkat mengingat Aran yang begitulah sibuk akhir-akhir ini. Dan hari itu, saat di mana pekerjaannya nyaris membuat pria itu kehilangan akal sehatnya.
Fiony di sana, tak pernah berniat untuk berhenti membicarakan betapa inginya ia menemui iblis kecil bernama Ferrel. Sungguh, pengakuan itu membuat suasana hati Aran bertambah kacau.
Gadisnya lantas bertanya, “Apa dia mirip kamu?”
“Arono. Apa aku kayak gumpalan awan gemuk?” Aran menjawab asal, tanpa gairah. “Kalo iya, mungkin bisa dibilang begitu.”
Nada bicaranya terdengar lebih gusar dari yang ia perkirakan. Namun sepertinya Fiony tak menangkap itu, menyaksikan responnya yang hanya terkekeh.
Aran memangkukan dagunya dengan kedua tangan sebelum telepon genggamnya bergetar.
“Holy shit!” Laki-laki itu mengumpat pelan saat cukup merasa kesulitan untuk meraih ponsel yang ia selipkan di kantung celananya.“Kenapa?” Fiony mulai membaca gelagat Aran menggangu perhatiannya.
“Apa?” ujar Aran ketus setelah menjawab panggilan ponselnya. Mengabaikan pertanyaan singkat gadis di depannya. “Ngapain lo nelpon gue lagi?”
“Kamu di mana? Aku udah terlambat kerja!”
Suara Chika dengan cepat merambat dari ujung sambungan, membalas pertanyaan sinis Aran.
“Apa? Tunggu, lo ngater si Chucky, Chucky itu ke tempat gue?”
“Nope, aku minta Ferrel merangkak sendiri ke apartemen kamu. Sekarang, kayaknya dia nunggu kamu di depan pintu!”
KAMU SEDANG MEMBACA
SCANDAL (Chikara)
Teen Fiction🔞+21 Berkisah tentang Aran seorang eksekutif muda yang tiba-tiba didatangi oleh wanita dari masa lalunya. Perempuan yang pernah one night stand dengannya itu, meminta Aran bertanggungjawab untuk mengasuh bayi mereka. Padahal, sekarang pria itu sud...