4. CLYBU|| Sentuhan Itu [M]

6.8K 213 11
                                    

🔞⚠️

Setiap kali Sebastian menyentuhnya, bohong jika setelahnya Serena tidak memikirkan statusnya sebagai pacar orang. Dia merasa jahat. Tapi bohong juga jika dia tidak menikmati sentuhan laki-laki itu.

Sentuhan Sebastian begitu membuai. Terasa bukan hanya ingin melampiaskan nafsunya semata, tapi memang ada makna lain yang mencoba dia salurkan lewat sentuhan itu.

Membuat Serena berkali-kali mensugesti pikirannya sendiri bahwa hubungan di antara mereka ini hanya hubungan jangka pendek yang dilandaskan atas kenikmatan semu.

Tidak ada ikatan spesial apa pun di antara mereka. Tidak ada apa pun lagi di antara keduanya. Ada banyak yang berubah, termasuk perasaan di antara mereka pun sudah tidak mungkin sama seperti dulu. Jelas tidak akan sama lagi.

Serena mencengkeram pundak Sebastian saat laki-laki itu membuat gerakan memilin di puncak dadanya. Pinggulnya menggeliat, bergerak, menyenggol bagian diri Sebastian yang perlahan kembali terbangun.

Sebastian membuka dua kancing kemeja teratas miliknya yang dipakai Serena sehingga dua bongkahan padat itu tidak hanya bisa dirasakan oleh tangannya tapi juga dapat tertangkap indra penglihatnya. Lengan kemejanya melorot. Hembusan angin malam semakin terasa menerpa kulit Serena yang hampir telanjang.

Saat Sebastian hendak meraup bongkahan padat itu ke dalam mulut, Serena lebih dulu menahan kepalanya. Kembali menatap Sebastian setelah tadi hanya menyembunyikan wajah di pundak lebarnya.

"Bas, jangan di sini. Dingin."

Terlalu dibutakan gairah, Sebastian sampai tidak menyadari mereka masih berada di ruang terbuka. Perasaan bersalah sekilas terlintas di bola matanya.

Kecupan dalam dia tanamkan di bahu Serena seraya kembali menaikkan lengan kemejanya kembali. Mecium pipi Serena sekilas, dia mengangkat sang wanita ke dalam gendongan tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Setelah membaringkan Serena di kasur yang hangat dan empuk, dia membuka bathrobe, melempar ke lantai begitu saja. Perempuan di bawahnya pun sudah kembali dia telanjangi.

Menunduk, melumat bibir Serena sesaat, Sebastian kembali menjauhkan wajah dengan kedua telapak tangan menangkup samping wajah perempuan itu.

"Sekarang bisa, kan fokus sama aku aja?"

Alih-alih menjawab, Serena menarik kepala Sebastian, memagut bibirnya. Itu berhasil kembali menyulut gairah sang lelaki.

"Jangan dihisap, Bas. Besok aku harus kerja." Serena memperingati ketika Sebastian menyasar lehernya dan sedikit memberikan ciuman kuat.

Sebastian mendengarkan. Sebagai gantinya dia meninggalkan tanda di dada. Detik selanjutnya mulutnya yang hangat mengulum puncak yang menegak itu. Lidahnya yang basah ikut bermain memberikan jilatan dan mengelilingi areola.

Waktu terus bergulir. Hanya desahan, lenguhan, erangan serta suara napas yang menderu yang mengisi keheningan kamar luas bernuansa hitam dan abu itu.

Sebastian telah membuat Serena berantakan. Kening, pelipis hingga rambutnya basah oleh peluh. Matanya sayu. Pipinya memerah. Mulutnya yang lembab terbuka.

Sebastian memasangkan pengaman di sepanjang ketegangannya, sekali lagi memastikan wanita di bawahnya ini siap dimasuki, lantas dia mulai menempatkan diri. Mendorong perlahan pinggulnya sampai ketegangannya meluncur masuk ke dalam Serena yang langsung menyambutnya hangat dan rapat.

Serena menggeliat, membuka mulut secara spontan merasakan milik Sebastian terasa penuh di dalam sana. Perasaan mengganjal dan sesak itu beralih menjadi sebuah kenikmatan saat akhirnya Sebastian mulai bergerak.

Cinta Lama yang Belum UsaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang