CLYBU|| Epilog

4K 138 12
                                    

sebelum baca epilog ini, aku udah buat additional part 36 bisa dibaca di karyakarsa. bagi yang mau baca silakan mampir dulu. tidak juga tidak apa-apa karena tidak memengaruhi plot utama.

 tidak juga tidak apa-apa karena tidak memengaruhi plot utama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Di balik panggung, suara gemuruh penonton mulai terdengar semakin kencang ketika pembawa acara mengumumkan line up yang akan tampil selanjutnya.

Berdiri di depan cermin besar, Sebastian menatap bayangannya sendiri. Kemeja hitam yang dikenakannya sudah rapi, diselipkan dengan sempurna ke dalam celana panjangnya yang serasi.

"Bas?" Manajernya datang menginterupsi. "Lima menit lagi, Bas. Siap?"

Menatap pantulan dirinya di cermin untuk beberapa saat lagi, Sebastian menatap sang manajer, mengangguk memberi jawaban.

Sang manajer tersenyum. Menepuk-nepuk pundaknya. Memberi semangat juga kekuatan.

"Lo udah bekerja keras untuk ini, Bas. Jangan pikirkan apa pun selain musik dan penonton. Nikmati setiap detiknya. Biarkan mereka ikut merasakan setiap energi yang lo bawa. Mereka ada di sini untuk lo, jadi berikan yang terbaik. Oke, Bas? Apa pun yang terjadi di atas panggung, lo yang mengendalikan. Jangan khawatir, kami ada di belakang lo. Selalu."

Sebastian tersenyum. "Thanks, Mas."

Menarik napas dalam-dalam dengan mata terpejam, Sebastian sudah berada di atas stage lift, setelah memastikan semuanya siap dan dalam keadaan sempurna.

Lampu-lampu panggung mulai meredup, menciptakan suasana yang semakin mendebarkan di antara ribuan penonton yang menunggu dengan antusias.

Stage lift naik perlahan-lahan, sementara Sebastian masih memejamkan mata, menenangkan diri oleh rasa antusiasme yang semakin menggebu-gebu.

Matanya terbuka bersamaan dengan sorotan lampu menyilaukan menerpa wajahnya. Suara gemuruh penonton menyambut kehadirannya di atas panggung dengan semangat membara.

Sebastian menyapukan tatapannya ke lautan manusia yang bersorak menyebut namanya. Senyum kecil terukir di bibirnya.

Dunianya sekarang penuh dengan manusia.

Penuh dengan manusia yang memujanya. Mengaguminya. Mencintainya.

Sebastian bisa menerima cinta itu. Tapi, tidak bisa membalasnya.

Karena orang yang bisa dia balas cintanya tidak ada di antara ribuan orang yang mencintainya.

Orang yang menjadi alasan dari setiap lagunya tercipta.

Cinta Lama yang Belum UsaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang