12. CLYBU|| Bodoh [M]

5K 176 3
                                    

⚠️🔞

Perkiraan Serena sama sekali tidak meleset.

Setelah seminggu tidak ada kabar, Sebastian kembali muncul membawa nafsunya yang tinggi itu.

Pedih sekali ketika Serena menganggap Sebastian hanya menjadikan pemuas nafsunya saja dan ternyata kenyataannya memang begitu.

Ya, memangnya apa sih, Ser yang kamu harapkan? Bukankah memang itu gunanya kamu di hidup Sebastian untuk setahun ke depan.

Jangan terbawa perasaan lagi, Ser. Sudah cukup. Jangan mengulangi kesalahan yang sama seperti dulu. Jangan mau lagi terjebak di lubang yang sama.

Jangan mau lagi disakiti Sebastian dengan bodohnya dan ditinggalkan tanpa pamit seperti waktu itu.

Serena mencoba mensugesti otaknya dengan kalimat-kalimat semacam itu.

Serena tersentak ke depan. Terjerembab ke atas kasur dengan mulut setengah terbuka terkesiap ketika di belakang sana Sebastian kembali memasukinya dalam satu kali sentakan kuat.

Tangannya mencengkeram seprai erat. Tubuhnya terhentak-hentak ke depan seiring dengan gerakan Sebastian di belakangnya. Geraman rendah pria itu terdengar. Napasnya memberat. Menderu.

Berkali-kali Serena mendengar umpatan pelan keluar dari bibirnya. Geramannya terdengar marah. Begitu pun hentakannya. Sebastian seolah ingin Serena tahu bahwa dia sedang marah kepadanya.

Sebastian memang marah kepada Serena. Tapi Serena sendiri tidak tahu penyebab marahnya laki-laki itu.

Ya, mungkin Sebastian sedang dalam suasana hati yang buruk dan dia melampiaskan semuanya kepadanya.

Memikirkan Sebastian ternyata sungguhan hanya menjadikan pemuas nafsunya, pemuasnya di saat dia lelah, capek dan marah, dada Serena mendadak berdenyut sakit.

Jangan lagi, Ser. Tolong, jangan lagi menaruh harapan apa pun pada laki-laki yang tengah mengaulinya ini. Yang tengah mengaulinya seperti seorang binatang liar.

Serena sudah meraih gelombang puasnya dua kali ketika mereka melakukan percintaan panas di sofa beberapa saat yang lalu. Sementara Sebastian sama sekali belum.

Bahkan saat Serena mencapai puncak kenikmatan itu kembali, Sebastian tidak menunjukkan tanda-tanda ingin selesai.

Serena dilentangkan. Kali ini tidak diberi kesempatan menikmati euforia yang ada terlebih dahulu karena di detik selanjutnya Sebastian kembali menghujamnya.

Tangan Sebastian kembali bergerilya. Menangkup gundukan Serena, meremasnya kencang. Telunjuknya masuk ke dalam mulut Serena yang setengah terbuka, menyuruh mengulumnya.

Dengan terus mengentakkan diri, Sebastian menatap penuh hasrat wajah rupawan wanita di bawahnya.

Berantakan. Kacau. Tidak berdaya.

Tidak peduli Serena menyuruhnya untuk berhenti, Sebastian terus menghujam dalam. Isi kepalanya sekarang tidak bisa diajak berpikir jernih. Tubuhnya pun tidak bisa dikontrol. Dia terus mendamba, menginginkan Serena lebih tidak berdaya lagi di bawah kuasanya.

"Kamu hanya milik aku, Serena. Hanya milik aku. Tidak boleh ada laki-laki lain yang tahu betapa nikmatnya kamu."

Serena terlalu tenggelam oleh hasrat dan kegilaan yang diciptakan Sebastian sehingga geraman laki-laki itu tidak dapat ditangkap dengan baik oleh telinganya.

Sebastian menyurukkan kepalanya ke pundak Serena yang basah oleh peluh. Memberikan gigitan ringan di sana sekaligus hisapan yang meninggalkan bercak kemerahan. Tanda merah itu bertambah lagi.

Cinta Lama yang Belum UsaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang