Bab 2 : Teman baru

784 65 8
                                    

°°°°°°°°

Benar ya apa yang di bilang kak eunseok, kondisi jalan raya kalau di hari senin ini kemungkinan pasti akan mengalami traffic jam. Bukti nya saja ya, padahal sekolah sohee ini termasuk dekat lokasi nya dengan rumah mereka, paling 15 menit saja sudah sampai.  Tapi berhubung karena macet mereka jadi tiba di sekolah kurang lebih 30 menit.

Apalagi kakak nya satu ini kalau mengendarai mobil sering membuat orang berakhir jantungan. Terlalu ugal-ugalan pokoknya.

Sohee merengut sebal, bibir nya maju persis seperti bebek. Cerita nya ia ingin merajuk dengan eunseok, berharap si kakak merasa bersalah dan mau minta maaf. Tapi namanya ekspetasi ya hanya sekedar ekspetasi belaka.

" dah sana turun, nanti terlambat. Kakak juga mau pergi ke kantor ini. " ujar eunseok seakan-akan mengusir.

" ihh kakak! Harusnya minta maaf dulu sama sohee, karena ngebut-ngebutan naik mobil. Untung kita masih selamat. Kalau kecelakaan gimana? "  gerutu sohee sembari melepas seat bealt.

" Hem, iya bawel. " kata eunseok singkat, padat dan jelas.

Sohee yang mendapati kakak nya yang konsisten cuek dalam keadaan apapun itu langsung membuka pintu mobil, karena malas melihat wajah eunseok.

Namun setelah mencoba berkali-kali membuka, ternyata pintu mobil nya masih di kunci oleh eunseok.

" Ya ampun kak eunseok! Kata nya tadi sohee di suruh turun. Maunya apa sih! Cepat bukain pintu mobil nya kak! " seru sohee dengan emosi.

Eunseok yang tidak tahan mendengar teriakan melengking adik nya itu, lantas langsung membekap mulut sohee.

" Sssttt! Jangan teriak-teriak dek, nanti kakak dikira orang jahat. Kamu ini, marah-marah mulu! "

" emmm, emmm ! " gumam sohee tidak jelas.

Di rasa sohee mulai berhenti tantrum, eunseok lantas melepaskan bekapan itu sembari tersenyum tipis.

" Nah kan diem gini lebih bagus, nih kakak kasih uang saku. Habisin hari ini pokoknya ! " titah eunseok.

Sohee nampak shock sendiri memandang uang lima ratus ribuan yang ada di tangan nya. Memang rada-rada kakak nya satu ini. Sohee tahu kok beliau ini kaya raya. Tapi kan kalau di kasih uang sebanyak ini ya bingung juga sohee nya mau beli apa?

" kakak! Uang nya kebanyakan. Lagian sohee kan bawa bekal dari kakak tadi. Pasti uang nya bakal sisa. " rungut sohee dengan sebal

" ya udah, kalau uang nya sisa mending kasih aja ke kakak osis yang bimbing kamu mos. Biar kalau kamu salah jadi nggak di hukum. " saran eunseok yang nampak sesat .

" eh kakak! Itu namanya menyuap, nggak boleh. Kak eunseok nih ngeselin deh! " Cerca sohee sembari membanting pintu mobil.

Bocah smp itu melangkah kan tungkai nya menuju sekolah sembari menghentak-hentak kan kaki nya lucu. Membuat eunseok tertawa geli melihat nya.

" punya adek kok gemes banget. " batin eunseok sembari melaju kan mobil nya pergi.



Sekolah sohee ini bisa di bilang elit ya, semua fasilitas lengkap disini. Asrama untuk siswa pun juga ada. Sohee bahkan hampir berkeinginan untuk tinggal di asrama, cuma kakak-kakak nya tidak mengizinkan. Alasannya klise sih, katanya ia ini masih bocil dan itu perlu pengawasan selama 24 jam.

Dan mau tidak mau sohee ya menurut saja lah, biar tidak terjadi perdebatan yang tidak penting.

Ngomong-ngomong soal elit, lapangan di sekolahan sohee luas nya persis seperti lapangan sepak bola. Sudah begitu pohon-pohon nya jarang pula. Berakhir lah ia kepanasan, di bawah terik matahari dengan posisi berdiri bersama para siswa baru yang berbaris rapi mendengar salam sambutan dari kakak-kakak osis yang ada di atas mimbar sana.

Me & My BroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang