Bab 3 : Geng Basket Kak Seunghan

799 77 15
                                    

°°°°

Lumrah ya, terkadang sering terjadi. Namun juga tidak. Selepas masa orientasi siswa, biasanya mereka langsung belajar. Tetapi kenyataannya aktivitas para murid hanya di habiskan untuk sekedar mengisi kebosanan pada jam kosong yang bisa di bilang cukup lama.

Anton dan dirinya hanya menguap kebosanan. Mereka baru saja berkenalan dengan teman-teman yang lain. Dan itu cukup menguras banyak energi.

Di tambah lagi kan, tiba-tiba sung hanbin teman sekelas nya menunjuk dirinya sebagai wakil ketua kelas. Selepas dirinya mengajukan diri menjadi ketua di kelas kami. Dan itu membuat sohee tanpa persiapan, langsung shock di tempat.

Terlebih lagi, yang menjadi harapan sohee satu-satu nya selama sekolah ialah hanya ingin menjadi murid yang tidak terlalu menonjol. Eh harapan nya ternyata tak sesuai realita yang ada.

Bocah murah senyum itu memilih nya dengan alasan yang lucu,

" menurut saya, sohee ini memiliki karakter yang cukup pendiam. Namun terlihat dari mata nya ia ini penuh dedikasi dan bertanggung jawab. Jadi cocok saja jadi wakil saya wendy saem. "

Sung hanbin menyampaikan pendapat nya dengan penuh keyakinan. Membuat anak-anak kelas langsung setuju tanpa protes.

Di lain sisi, sohee sendiri yang merasa sebal. Harusnya diskusi dulu dong dengan nya. Ia kan bisa menolak dari awal.

Sohee menggerutu dengan cepat, membuat anton tergelak halus.

" kkkkk, udah-udah. Lagian jadi wakil ketua nggak buruk banget. Bisa jadi buat pengalaman. Biar kamu kedepannya terbiasa. " ujar anton yang sarat akan kebijakan.

Bocah imut itu merespon dengan pukulan kecil di lengan anton.

" tetep nggak mau anton, lagian hanbin nih main nunjuk-nunjuk aja. Nggak bilang-bilang sama aku dulu. Nyebelin deh. " sewot sohee.

Anton hanya tersenyum maklum menanggapi gerutuan teman nya itu.

" udah diem dulu, nih makan! "

Tahu-tahu sandwich yang ada di tangan anton sudah ada di mulut kecil sohee.

Membuat sohee hampir tersedak dan membulat kan mata nya karena terkejut.

" Uhuk-uhuk~ ya ampun anton kok kamu iseng sih. Kan ngasih nya bisa baik-baik. Huh! " sembur sohee dengan emosi.

" hahaha, maaf ya. Kamu sih ngedumel terus dari tadi. Karena nggak tahan denger suara kamu. Ku sumpel deh pakai sandwich. Tapi enak kan wkwk? " timpal anton sembari tertawa.

" nyam enak sihh, eh-eh tapi tetap aja aku marah sama kamu. Hih! " sewot sohee seraya mengunyah dengan lahap.

Mendadak sohee tiba-tiba berhenti mengunyah makanan yang ada di mulut nya itu. Dua belah bibir nya tersungging sedih.

Membuat anton memutar bola mata nya malas. Merasa heran, teman baru nya ini kalau di perhatikan sangat ekspresif sekali. Apapun situasi nya ia selalu menunjukkan raut wajah yang menarik.

" Apalagi sohee? Cepat makan, kata mama ku tidak boleh loh membiarkan makanan sisa. Harus di habiskan. " Nasihat anton dengan pelan.

Bibir bocah paling imut di kelas itu tetap mencebik kecil. Lantas menyahut ucapan anton,

" emm, bukan begitu. Kakakku memberikan ku bekal. Dan aku sudah kenyang. Mau makan lagi perut ku rasa nya mau meledak. Jadi aku bingung, makanan nya mau ku kasih ke siapa? "

Puk~

Anton menepuk jidat nya pelan. Merasa kesal mendengar alasan sohee. Ia pikir anak itu sedang sedih karena sesuatu. Ternyata hanya masalah bekal toh.

Me & My BroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang