Bab 5 : Sakit

824 59 21
                                    

○○○○○

Kringgg~ Kringgg

Suara alarm milik bocah 14 tahun itu menggema sampai ke seluruh penjuru kamar.

5 menit, 15 menit, 30 menit berlalu. Getaran suara alarm itu masih saja menyanyikan nada merdu menunggu sang tuan menghentikan dirinya.

Namun orang nya malah bersembunyi, meringkuk di balik selimut yang sudah setebal bulu beruang itu. Sedari tadi tubuh nya bergerak tak nyaman dengan sedikit terdengar bunyi yang bergemelatuk pada gigi nya, seakan-akan anak itu sudah mandi dengan air hujan selama berjam-jam.

" uh...uhuhuh. brrrrrr..... "

Kriingggg!! Kriingggg!!

Bunyi alarm itu semakin nyaring, mungkin kalau di putar selama satu jam penuh. Akan membangun kan para tetangga yang ada di dekat rumah mereka.

Cklek~

Pria dengan rambut ala-ala anime itu berjalan dengan hati-hati menuju ke arah sang adik yang masih tertidur dengan lelap. Pandangan mata nya yang tajam menatap jam alarm yang sudah berani-berani nya membangunkan tidur tampan nya ini.

Tap~

" Ckkk, bunyi terus nih jam. Ganggu tidur orang aja. Mau gue banting, tapi nanti sohee ngamuk. " wonbin ngedumel kesal sembari mematikan sirine pengganggu tidurnya di pagi hari itu.

Wonbin mengibaskan rambut gondrong nya acak-acakan. Pria milik author ini hanya memakai singlet warna hitam dengan celana kain panjang. Sehingga mungkin kita dapat membayangkan betapa tampan nya kakak sohee nomor tiga ini.

" Hahhh~ " wonbin menghela nafas lelah. Sejujurnya wonbin harus nya bangun jam 9 pagi. Itu memang sudah rutinitas dirinya bangun pagi. Namun berhubung kamar dirinya dan sohee sebelahan. Jadi suara alarm adik nya tercinta ini membangunkan dirinya di pagi buta seperti ini. Wonbin yang dominan kesal namun juga khawatir, merasa heran. Tumben sekali adik nya ini tidak mematikan alarm keramat nya itu.

Wonbin lantas mendekat, memperhatikan dengan seksama wajah adik nya itu. Bibir nya pucat, pipi nya memerah. Anak itu mengeluh kedinginan dengan nada gemetar. Padahal nyata nya penghangat ruangan sudah dalam mode on. " Wah ada yang tidak beres ini. " Batin wonbin di dalam hati

Dengan raut wajah cemas. Di sentuh nya dahi sohee dengan pelan, merasakan suhu tubuh si adik.

" Ssshhh, Astaga panas banget ! " keluh wonbin sembari melepaskan tangan nya dari dahi sohee.

Sohee yang merasa ada yang menyentuh dahi nya mencoba mengerjap kan mata nya. Lantas menatap sayu wonbin yang sedari tadi menempel kan dahi miliknya untuk menyentuh pipi gembul nya yang memerah.

" Umm, Kak.... bin... hhh..hh di..ngin kak. " keluh sohee mengadu. Sohee menggigil kedinginan. Membuat wonbin refleks masuk ke dalam selimut, lantas memeluk si adik dengan erat.

" Dingin ya dek, hmm. Badan adek juga panas banget, Bobo aja lagi ya. Sini kakak peluk bentar biar nggak dingin. " ujar wonbin dengan tangan yang tidak tinggal diam sibuk menaikkan selimut sohee sampai ke dagu anak itu.

Puk~ Puk~

Tangan kekar wonbin menepuk perlahan punggung kecil anak itu, mengusap-usap rambut sohee dengan sayang.

Wonbin bahkan sampai meringis ngilu, merasakan hembusan nafas anak itu yang terasa sangat panas di tangan nya.

" hiks, hiks. Ka...kak kepala sohee pusing. Badan sohee sakit-sakit semua. Kayak habis di pukulin. " rengek sohee manja.

Wonbin tersenyum sendu, ia jadi kepikiran. Apa gara-gara kemarin mereka mendiami sohee, makanya adik nya jadi jatuh sakit begini.

Wonbin bahkan merutuki dirinya sedari tadi. Merasa tidak becus menjadi seorang kakak.

Me & My BroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang