○○○○Rangkaian kalimat yang lumrah ia lontarkan tanpa batasan, pada detik ini lisannya terkunci dengan alami begitu saja. ia adalah sohee, anak bungsu di keluarga dengan sejuta topik pembicaraan tanpa henti, namun hanya karena kehadiran wanita paruh baya di depannya ini sohee sampai tidak tahu harus melakukan apa.
Mulut nya kelu, pergerakan tubuh nya juga ikut kaku. Ia awalnya merasa asing dengan sosok wanita tersebut, namun ingatan samar nya semakin jelas. Wanita ini adalah seseorang yang sama persis dengan selembar foto yang berada di laci ruang kerja milik ayah nya.
Di foto tersebut, potret wanita dan ayah nya begitu manis, Semacam telah mengenal lama tanpa rasa canggung.
Petunjuk itu begitu jelas terlintas di kepala nya, ruang logika nya berbicara, Bahwa di depannya ini adalah ibu nya. Ibu kandung sohee yang tak pernah ia lihat wujud nya dari bayi polos tak berdosa, hingga sebesar ini.
Wanita itu tetap berdiri di depan pintu, memandang sohee dengan senyuman teduh.
Sementara sohee hanya berani menunduk, menautkan jemari nya dengan erat. Pergerakan mata nya memandang ke segala arah, tanpa mau terpaku pada sosok wanita di depannya.
Ada terbesit rasa takut di hati nya jauh lebih besar daripada rasa rindu yang telah ia kubur selama bertahun-tahun.
Ya, takut. Ketakutan tentang apa yang ibu nya lakukan disini? Mengapa harus hari ini ia muncul? Mengapa?
Sohee benci berada pada situasi yang tak pernah ia alami sebelum nya, canggung dan lunglai.
Helaan nafas kemudian terdengar dari celah bibir wanita itu, " sohee, ibu tidak menyangka bahwa putra bungsu ibu telah sebesar ini. Bagaimana kabar mu sayang? "
Tundukan kepala nya semakin dalam, suara nya tetap tidak bisa keluar, namun air mata tertahan pada pelupuk mata nya tatkala mendengar suara wanita itu.
Hanya hening yang mendera di antara mereka berdua, tak ada jawaban apapun dari mulut sohee. Menurut nya tidak semudah itu bagi sohee untuk tetap seperti biasa di depan orang ini.
" putra ku. "
Wanita itu melangkah mendekati sohee, mencoba memeluk anak bungsu nya. Namun tanpa sadar sohee memilih mundur ke belakang. Memberi jarak di antara mereka berdua.
Wanita cantik itu sedikit terkejut dengan sikap sohee barusan. Namun tidak masalah bagi nya, mungkin saja memang memerlukan waktu untuk dekat dengan putra bungsu nya ini.
" Sohee?! Kenapa berdiri di depan pintu? Ada siapa memang nya? "
Suara berat seseorang mengalihkan pandangan sohee, kakak pertama nya berdiri tidak jauh dengan posisi nya sekarang.
Ia menepuk surai belakang sohee, merangkul pundak nya dengan erat.
Mendengar sohee tak menjawab apapun, eunseok inisiatif menoleh ke depan.
Sama seperti sohee, kali ini tubuh eunseok yang membeku. Tatapan mata nya yang dingin langsung menusuk pandangan teduh wanita itu.
Wanita itu ingin kembali berbicara. namun tidak bisa, eunseok menghentikannya.
" sudah lama sekali tidak bertemu ibu, aneh sekali rasa nya melihat ibu berdiri langsung di depan mata ku. "
" jika ingin membicarakan sesuatu yang penting, maka masuk saja ke dalam. Mengapa segan? Bukankah ini juga rumah ibu? "
Eunseok menarik lengan sohee, menuntunnya untuk mengikuti pergerakan langkah kaki eunseok, mengabaikan kehadiran wanita paruh baya yang tetap diam mematung di depan sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me & My Bro
FanfictionKata orang sohee ini punya daya tarik, bisa di bilang julukannya adalah cutie magnetic. kakak-kakak nya sangat amat protektif, takut-takut makhluk asing di luar sana mengklaim nya sebagai bocah favorit. ke empat manusia tampan rupawan itu mana mau...