Bab 4 : Sohee Birthday

690 56 27
                                    


○○○○○

Bocah imut itu berguling kesana-kemari di ranjang motif hewan blue sea, ia nampak sedang gelisah, galau, merana. Mimik wajahnya mengkerut suram, bibir nya mencebik sedih. Entah, perasaan sohee hari ini pokoknya tidak mood untuk melakukan apapun, ingin berdiri dari ranjang saja rasanya kaki nya seperti jelly, lembek dan tak bertenaga.

Kringggg~ kringggg~

Suara alarm bentuk burung angry bird biru itu di biarkan saja berbunyi nyaring, menggema di kamar nya yang begitu hening. Bocah paling gemas di rumah itu hanya tak bergeming, netra nya menatap kosong jarum jam di alarm yang menunjukkan pukul 06.00 pagi.

Sohee bukan malas bangun, semenjak jadi wakil ketua di sekolah. Ia jadi sering bangun pagi. Namun untuk kasus hari ini, ia ingin melambat-lambat kan dirinya. Kalau di tanya, kenapa begitu? Jawabannya hanya simple, sohee sengaja bermalas-malasan. Biar kakak-kakak nya mau sekedar menegur atau mengomeli nya.

Sohee berharap semoga taktik nakal nya ini setidak nya berhasil, tapi bahkan jam sudah menunjukkan pukul 06.30. Tak ada tanda-tanda wujud dari salah satu kakak nya membuka pintu kamar dengan mode mak-mak mengamuk seperti biasa.

Sohee jadi tambah uring-uringan, wajah nya tertekuk sedih. Bocah itu bergegas berdiri dengan lunglai. Merapikan tempat tidurnya dengan ogah-ogahan.

Melangkahkan kaki nya ke kamar mandi dengan langkah gontai. Boleh tidak ya hari ini ia bolos sekolah saja. Mau keluar dari kamar ini saja rasanya berat sekali.



Bocah imut itu menuruni tangga rumah dengan terburu-buru. Baru kali ini ia berangkat ke sekolah seperti di kejar setan. Ternyata melambatkan diri juga berakhir merepotkan ya. Sohee jadi kapok mengulangi nya lagi. Tujuan pertama anak itu sebelum berangkat ke sekolah, biasanya langsung ke meja makan. Berharap ada sarapan lah yang tersedia. Eh, ternyata tidak ada sama sekali. Sekali lagi sohee menelan kekecewaan mendapati kakak-kakaknya yang dua hari belakangan ini sifatnya agak berubah.

Sohee bahkan sampai berfikir, apa dia berbuat kesalahan yang fatal ya. Tapi perasaan tidak ada kok. Sohee patuh-patuh saja selama ini.

Dahi nya mengernyit halus menatap beberapa lembar uang yang tergeletak begitu saja di atas meja. Terlihat secarik kertas menyempil di antara uang itu.

Sreeet~

Di ambil nya secarik kertas itu, lantas di baca nya dalam diam.

To. sohee

Dek, itu uang saku nya. Kakak lagi buru-buru ke kantor. Jadi nggak sempat bikin sarapan.

From. Eunseok

Di letakkan kertas itu begitu saja di atas meja, anak itu berdiri dan berjalan cepat keluar, membiarkan uang itu begitu saja, tanpa di sentuh nya sama sekali.

Sohee berangkat ke sekolah dengan nekat tidak membawa uang sama sekali, ia berakhir berjalan kaki dari rumah ke sekolah. Karena merasa sedih dan sakit hati melihat kakak-kakak nya seperti sudah tidak peduli terhadap nya.



15 menit berlalu dengan begitu cepat, sohee mengusap dahi nya yang berkeringat sangat banyak. Ia melangkahkan kaki nya memasuki area sekolahan yang sudah sepi, seperti nya bel masuk sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Ia bahkan sudah menerima konskekuensi apabila akan di hukum setelah ini.

Me & My BroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang