Bab 6 : The Hospital

692 53 20
                                    


Sohee memandangi televisi di depan sana tanpa berkedip, sedari tadi jari nya sibuk mengotak-atik tombol remote bak sedang main game play station.

Namun kali ini berbeda, ini bukan tentang game? Tapi tentang bagaimana cara nya sohee menghilangkan kejenuhan selama liburan semester ini.

Maklum sekarang sedang musim holiday, pasca ujian yang menyiksa batin dan pikiran sebelumnya.

Ini sudah hari kedua ia memasuki masa cuti sekolah, namun kerjaannya hanya begini-begini saja. Tidur, makan, nonton tv. Tidur lagi, makan lagi, dan seperti itu saja berulang-ulang setiap hari nya.

Kalau di tanya bosan tidak? Ya, tentu saja dong bosan banget. Rasanya malah sohee ingin sekolah saja seperti biasa.
Tapi itulah siklus suasana hati para pelajar kan? Kalau sekolah terus, ingin nya libur. Eh pas libur ingin nya cepat-cepat masuk sekolah.

Memang serba salah kan? macam menghadapi cewek yang sedang pms saja.

Tapi sekali lagi ini bukan tentang cewek pms, tapi tentang sohee yang sensitif dan merasa jadi hewan peliharaan saja yang rutinitas nya sangat amat tidak produktif.

Meskipun juga sohee ini anak rumahan, tapi kalau aktivitasnya begini-begini saja. Ya siapa yang tidak jenuh ya kan?
Padahal sejujurnya sohee nih pernah kan mencoba mencari-cari kegiatan yang setidaknya membuat dirinya jadi super sibuk. Contoh nya seperti membantu eunseok membuat sarapan. Yah meskipun di larang-larang. Tapi nama nya sohee ini kan bandel jadi nya tidak menghiraukan apapun petuah yang keluar dari bibir eunseok.

Eunseok yang malas berdebat, akhirnya mau tidak mau menuruti kemauan adik kesayangannya itu. Lantas setelah itu sohee disuruh memijat leher belakang eunseok lah, atau kadang disuruh mengipasi badan eunseok yang kegerahan karena mondar-mandir saat memasak. Lama-lama sohee jengkel sendiri dong, kalau di pikir-pikir ini bukan bantuan buat masak sih.

Tapi lebih ke seperti berbakti pada sang kakak. Sohee saat itu jadi geram sendiri, akhirnya diam-diam memotong sayuran itu tanpa sepenglihatan eunseok. Mungkin ketika memotong sayuran, tangan sohee terlalu cepat bergerak. Sehingga pisau itu tidak sengaja menggores jari telunjuk bocah berusia 14 tahun itu.

" AW! Sshh " pekik sohee pelan.

Eunseok yang sedang memanggang roti, refleks menarik tangan sohee mendekat.

" kenapa dek? Astaga! Sohee gimana sih jarimu kok sampai terluka gini huh? " Marah eunseok tiba-tiba. Membuat sohee terdiam, takut mau membela diri.

Eunseok kadang sih memang humoris, tapi kalo mode guru BK seperti ini, siapa juga yang nggak merasa ngeri.

" Kan kak eunseok udah bilang, nggak usah bantu masak. Duduk manis aja di kursi makan. Lagian siapa juga yang nyuruh kamu potong sayuran, huh? Kamu nih keras kepala banget. Sekarang tangannya jadi luka gini kan? " Omel eunseok habis-habisan, membuat telinga sohee jadi pengang.

Sungchan yang baru saja membuka pintu kulkas, langsung saja menutup pintu dengan keras saat kedua netra nya menangkap tetesan darah yang terjatuh ke lantai melalui jari telunjuk sohee.

BLAM!

Suara pintu kulkas tertutup dengan tidak slow, membuat sohee terkejut di tempat.

" Kak sungchan?! " panggil sohee nyaring sembari mencoba menghampiri sungchan yang sedang kalang kabut mencari sesuatu. Namun langkah nya terhenti mendapati pelototan eunseok yang terlihat menyeramkan.

" Mau kemana! Udah diam disitu! " titah eunseok dengan nada tinggi.

Sepertinya kak eunseok benar-benar marah ini. Sohee jadi ketar ketir sendiri.

Me & My BroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang