Bab 14 : Taro bubble tea

355 39 30
                                    

○○○○○

Flashback

2 minggu yang lalu


Hembusan nafas bahkan berubah menjadi uap, dinding-dinding bangunan terlihat berembun, permukaan bumi penuh warna-warni berganti putih menyeluruh. Mungkin dapat di bayangkan atau di resapi, betapa dingin nya suhu udara saat ini.

Tap

Tap

Huffftt

Cklek

Pria yang menginjak usia 20 tahunan ke atas itu berjalan dengan santai, menutup pintu megah bertuliskan dancer academy. Ia berjalan layaknya michael jackson, memiliki ritme dan artistik.

Raut wajah nya sumringah, meski tangan nya menggigil menahan dingin.
Selembar kertas di genggamannya juga ikut mengayun mengikuti langkah kaki milik nya.

Secarik kertas bertinta hitam yang ia genggam ini lah yang membawa senyuman shotaro mengembang lebih manis daripada biasanya.

Tertera sebuah kontrak sebagai koreografer tetap di agency korea membuat shotaro berputar-putar di jalanan bersalju bagaikan penari balet sedang melakukan show.

Orang-orang yang saat itu sedang berlalu lalang. menatap takjub, kaget, dan heran.

Ada yang berhenti sejenak melihat kanan-kiri, seolah-olah mencari kamera. Karena zaman sekarang lumrah di jalanan orang bertingkah aneh, semata-mata untuk di jadikan konten.

Banyak yang bodo amat, ada juga yang ingin numpang eksis.

Shotaro tetap tidak peduli, yang penting ia berhasil dan lolos menjadi koreografer sekarang.

Akhirnya impiannya menjadi dancer profesional telah terwujud, setelah sekian lama berlatih di academy dengan keras.

Apalagi kini dia di terima di korea sebagai team coach dancer bagi idola dan solois di sana, shotaro patut berbangga hati bukan.

Menjadi koreografer di agensi korea cukup sulit, persaingan nya begitu kuat. Hanya orang-orang terpilih, dan kompeten yang dapat bergabung disana. Sebab korea adalah pusat industri hiburan dunia sekarang.

Oleh karena itu shotaro harus merayakan ini meskipun dengan cara berjalan di sepanjang stand penjual jajanan. memang sedikit sederhana sih, ya tapi setidak nya dengan membeli makanan kesukaannya, shotaro dapat meluapkan rasa bahagia yang tak terbendung ini.

Sudut mata nya melirik stand minuman boba, dan sedikit membaca nama menu nya.

Ah! Taro bubble tea.

Shotaro terdiam sejenak, tersenyum. Kemudian terkekeh kecil.

Mendekat ke stand, membeli minuman yang awal nya ia benci menjadi favorit nya sekarang.

Ketika yang lain ingin membeli makanan hangat untuk menghangatkan tubuh, pria jepang ini justru memilih minuman dingin yang mana akan membekukan tubuh nya dengan cepat mirip seperti elsa di film frozen.

Tapi ini bukan tentang film, tapi tentang makna dari minuman tersebut, shotaro tampaknya rindu dengan bocah yang dulu ketika masih di elementary school sering membuntuti nya bagai anak musang.

Si anak musang yang sering memanggil nya sebagai kak taro bubble tea, dan setelah itu ia tertawa terbahak-bahak hingga terbatuk-batuk sendiri.

Ia ingat betul wajah iseng nya, shotaro sampai jengkel sendiri di buat nya, mau marah, tapi nanti di adukan ke kakak-kakaknya. shotaro kan tidak suka ribut apalagi dengan bocil, jadi dia cinta damai, dan pada akhirnya waktu itu yang dapat ia lakukan adalah dengan membeli minuman taro-taro itu sebagai bentuk pelampiasan emosi.

Me & My BroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang