Twenty two✓

4.2K 172 32
                                    

Setelah menemui Ella secara diam-diam, kini Haikal tengah berada di cafe tempatnya bekerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menemui Ella secara diam-diam, kini Haikal tengah berada di cafe tempatnya bekerja. Seperti biasa lelaki itu akan bekerja hingga larut malam. Semenjak kepergian neneknya, kehidupan Haikal berubah 99% dari biasanya yang awalnya memiliki keluarga cemara hingga kini dia hanya hidup sebatang kara tanpa kasih sayang kedua orang tuanya.

Dunia sejahat itu kah dengannya? Hingga kedua orang tuanya tidak ada yang mau merawatnya. Dia tidak masalah jika harus tinggal seorang diri di apartemen nya, tapi setidaknya kedua orang tuanya masih tetapi menyayangi dirinya. Salah kah jika dia selalu iri dengan kehidupan Rey?

Menurutnya Rey begitu beruntung sebab kedua orang tuanya masih sangat menyayanginya bahkan kedua orang angkatnya pun menerimanya dengan senang hati. Sedangkan dirinya, jangan kan orang tua angkat, orang tua kandungnya saja tidak mengharapkan kehadirannya. Setidak pentingkah itu kah dia di kehidupan orang tuanya?

Lelaki dengan pakaian baristanya itu keluar dari toilet umum cafe. Kaki jenjangnya melangkah menuju tempat dimana para pengunjung cafe berada.

"Ini kak menunya, silahkan mau pesan apa?" ucapnya sambil meletakkan buku menu di meja itu dengan sopan, senyuman manis terbit di bibirnya sebagai tanda keramannya.

Segerombolan perempuan yang berada di meja itu pun menatap Haikal dengan senyuman manis mereka.

"Hai Haikal, kamu pasti temennya Arkan, ya? salah satu anggota inti Peaceable, iya kan?" tanya perempuan berdandan menor sambil menatap Haikal dengan senyuman genitnya.

Haikal tersenyum ramah, "iya kak, silahkan mau pesan apa?"

Perempuan itu mengabaikan pertanyaan Haikal, dia justru mengulurkan tangannya kehadapan Haikal, "kenalin aku Anabella." gadis yang diketahui bernama Anabella itu tersenyum manis, senyuman yang menurut Haikal menyeramkan.

Dengan terpaksa Haikal mengulurkan tangannya menerima jabatan tangan Anabella, "Haikal."

Saat Haikal hendak melepas gengaman tangannya. Perempuan itu malah mengeratkan gengaman tangannya pada tangan Haikal, membuat Haikal sedikit kesulitan untuk melepas genggamannya. Bisa saja Haikal melepas genggaman itu dengan kasar, namun citranya sebagai barista utama akan tercemar nanti.

"Maaf, bisa tolong lepasin tangan gue?" ucapnya berusaha untuk sabar, dia tidak ingin melukai gadis di hadapannya. Karena bagaimana pun dia itu perempuan dan Haikal tidak ingin melukai perempuan seperti apa yang telah neneknya ajar kan kepadanya.

Anabella terkekeh, dia melepas gengaman tangan Haikal dari genggamannya. "ternyata bener ya, anggota Peaceable itu ganteng-ganteng. Buktinya kamu ganteng, manis lagi." ucapnya tanpa malu.

Haikal tidak menanggapi ucapan perempuan itu, dia hanya diam sambil mengeser buku menu itu di hadapan Anabella. "silahkan pesen, gue masih banyak pekerjaan."

Anabella terkekeh, dia berdiri dari duduknya dan menatap Haikal inteks.

"Aaaa gantengnya anjir, cowok kulit tan tertampan yang pernah gue temui. Gue harus bisa dapetin Haikal, harus." jeritnya dalam hati.

Rumah Tanpa Jendela [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang