Rasanya Aneh

113 18 3
                                    

🍃🍃🍃



Bumi merasa aneh. Beberapa hari ini istrinya bertingkah aneh, seolah sengaja menghindarinya. Padahal sejak Estella memintanya untuk sekamar malam itu, hubungan keduanya menjadi lebih baik. Tapi hari ini, istrinya bahkan seperti tak ingin bertemu dengannya. Sarapan sudah siap seperti biasa. Memang bukan Estella yang memasaknya. Namun istrinya itu selalu menyiapkan makanannya dan menunggunya untuk makan bersama. Hanya saja yang membuatnya heran, dua hari ini sang istri selalu berangkat lebih dulu dan hanya akan mengirimkan pesan jika dirinya sudah berangkat. Dan ketika Bumi pulang bekerja ia hanya akan mendapati istrinya yang sudah jatuh terlelap.

Maka hari ini Bumi memutuskan untuk pulang lebih awal dan berbicara pada Estella. Hubungan keduanya baik-baik saja sebelumnya. Meski tidak ada banyak kemajuan, tapi Bumi tidak ingin mereka saling diam seperti ini. Apalagi mereka berada dalam satu rumah sebagai suami istri.

"Saya pulang."

Adalah kalimat yang selalu Bumi ucapkan setiap ia sampai di rumah. Tak peduli tak ada yang menjawab karena ia terbiasa melakukanya.

Seluruh lampu ruangan masih menyala membuat Bumi yakin jika Estella masih terjaga. Dan firasatnya tidak salah. Ia menemukan Estella sedang berada di ruang bersantai mereka ditemani semangkuk sedang salad buah. Pipinya terlihat mengembung karena tangannya terus menyuapkan potongan buah itu ke dalam mulutnya yang Bumi yakin masih terisi. Tiba-tiba gerakannya terhenti dan Estella menoleh pada Bumi. Netranya membulat lucu karena kaget. Tidak menyangka Bumi sudah berdiri di sana.

"Saya pulang." Ulang Bumi, berharap sang istri mau menyambutnya.

Namun Estella malah menutup hidung dan mulutnya dengan tangan setelah meletakkan mangkuk saladnya. Bumi mengernyit dengan respon Estella.

"Ada apa? Kamu mual?"

Estella langsung berdiri ketika Bumi mendekat. Hal itu membuat suaminya benar-benar kebingungan.

"Estella...ada apa?"

"Mandi."

"Ya?"

"Mandi...dulu..."

"Ah...oh...baiklah..."

Bumi menangkap jika istrinya ingin dirinya mandi terlebih dahulu. Maka ia tanpa banyak bertanya berbalik arah menuju kamarnya untuk segera mandi sesuai keinginan Estella.

Setelah kepergian Bumi, Estella membuka tangannya dan bernafas lega. Ia lalu memutuskan untuk menyimpan sisa saladnya karena tak lagi berselera. Lagi pula sebentar lagi jam tidurnya. Estella tak ingin menumpuk gula sebelum tidur.

Estella tiba di kamar ketika Bumi selesai membersihkan diri. Wangi sabun segar yang menyeruak membuatnya sedikit lega. Setidaknya wangi itu tidak membuatnya mual.

"Sudah ngantuk?" Tanya Bumi.

Estella menggeleng. Bumi hanya mengangguk paham. Dia memberi jarak diantara mereka. Takut jika istrinya tidak nyaman. Padahal setiap hari mereka juga tidur seranjang.

"Boleh saya bertanya?"

"Boleh."

Estella telah menebak apa yang ingin ditanyakan oleh lelaki yang kini menjadi suaminya itu. Pasti karena sikapnya beberapa hari ini.

"Apakah kamu...menghindari saya?"

Bumi bertanya dengan hati-hati. Dia tak ingin Estella merasa tersinggung. Karena setahunya wanita hamil itu memiliki perasaan yang sensitif dan sulit ditebak.

"Aku..."

Meski tahu kiranya apa yang akan ditanyakan oleh Bumi. Tapi Estella tidak menyiapkan jawabannya. Dia malah memandang suaminya itu dengan tatapan bingung dan tidak enak. Dia memiliki alasan, namun malu untuk mengungkapkan.

Reason Why Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang