Kekhawatiran Bumi

103 14 2
                                    

Sejak malam itu hubungan Estella dan Bumi tak lagi sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak malam itu hubungan Estella dan Bumi tak lagi sama. Meskipun sebelumnya tidak begitu dekat, hubungan keduanya baik-baik saja. Tapi sekarang, keduanya seperti bukan siapa-siapa. Bukan...bukan keduanya, hanya Estella.

Pagi setelah selisih paham itu terjadi Estella memilih untuk diam. Mereka sarapan seperti biasa, tapi tidak ada pembicaraan. Bumi diam karena ingin memberikan waktu bagi istrinya. Ia tak ingin terlalu mendesak Estella dengan banyak bertanya. Namun hari demi hari berlalu tidak ada perkembangan dengan hubungan mereka. Estella masih tetap diam dan sepertinya memilih menganggap Bumi tidak ada seperti sebelumnya.

Hal itu tentu membuat Bumi uring-uringan. Pekerjaannya menjadi tidak fokus karena memikirkan banyak tentang Estella. Memikirkan bagaimana memperbaiki hubungan keduanya. Hingga deringan telepon berbunyi berkali-kali pun tidak membuat Bumi sadar dari pikirannya.

Tok...tok...tok...

Ketukan pintu pun masih belum bisa membuat lelaki itu sadar. Hingga gebrakan pada mejanya membuat Bumi terperanjat kaget dan mengelus dadanya.

"Loh Bin? Ada apa?"

Yang dipanggil 'Bin' hanya mendengus kesal. Berkali-kali teleponnya diabaikan, juga ketukan pintunya yang tak kunjung dijawab itu membuatnya kesal.

"Aku ketok-ketok sampek tanganku pegel loh. Ndak siap-siap mau ketemu klien?"

"Oh... iya. Jam berapa sekarang?"

"Masih ada satu jam sebelum berangkat. Udah tak siapin semuanya. Kamu liat lagi ada yang kurang ndak. Jangan malah ngelamun."

Bumi mengangguk. Namun getaran ponsel di mejanya mengalihkan atensi lelaki itu sebelum sempat melihat pekerjaannya. Benda kotak itu bergetar tanpa henti. Bumi segera mengangkatnya ketika tahu siapa nama yang tertera di layarnya.

"Halo-..."

"...."

"Di mana?"

"...."

"Baik. Aku segera kesana."

Klik.

Bumi meraih pouch berisi dompetnya juga jas yang tersampir apik di sudut ruangan.

"Bin...batalin semua meeting hari ini. Atur ulang jadwalnya sama Hannie."

"Eh...eh..."

"Estella pingsan."

Tanpa menunggu jawaban Bin atau Bintara, Bumi langsung pergi dengan tergesa. Sementara Bintara hanya bisa melongo bingung dengan isi kepala yang sebenarnya ingin meledak. Bagaimana bisa Bumi dengan entengnya memutuskan untuk menjadwalkan ulang pertemuan dengan klien se mendadak ini?

"Oalah jancok! "

Baiklah Bin, silahkan bersiap saja.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Reason Why Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang